NovelToon NovelToon
BUMI DAN LUKANYA

BUMI DAN LUKANYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:97k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Cahayaku

Kalo nanti kita gak bisa ketemu lagi dan aku nggak bisa tahu gimana keadaan kamu aku cuma berharap semoga hari-hari kamu baik ya semoga kebahagiaan selalu menyertai mu dan semoga kamu gak Pernah ngerasain sakit apa yang aku rasain, " Bumi langit Baskara

Kata orang cinta itu harus diperjuangkan Tapi apa mungkin gue harus Perjuangkan cewek yang gak Pernah menghargai gue

Bumi langit Baskara

" Luna gue cinta sama lo " Bumi langit Baskara

" Apa lo bilang lo cinta sama gue " Luna Calista

" iya "

" Maaf Bumi gue itu gak Cinta sama lo gue gak mungkin Pacaran sama Cowok miskin kayak lo Nanti apa kata orang nanti seorang Luna Calista berpacaran sama Cowok miskin, " Luna Calista

" Luna Bersamamu adalah impian ku Namun apakah Takdir masih bisa berpihak kepadaku aku Takut jika aku gak bisa bikin kamu bahagia,"

Ini kisah yang sangat sederhana Tentang anak laki-laki yang bernama Bumi, Bumi yang selalu memberi Cinta kepada Luna namun sebaliknya Luna yang selalu membuat dia hancur

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Cahayaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. HUJAN

Jam menunjukkan Pukul setengah enam sore. Waktu dimana sebentar lagi malam akan tiba dan terang yang berganti dengan kegelapan. Bersamaan dengan hujan yang terus menerus mengguyur tanpa henti membasahi bumi.

Sudah hampir satu jam lebih Luna berada di halte dekat sekolahan. Gadis itu Pulang lebih sore Karena mengikuti beberapa kegiatan sekolah, lebih tepatnya dipaksa untuk mengikuti banyak kegiatan sekolah oleh kedua orang tuanya.

Gadis dengan wajah risau itu terus memandangi jalanan yang basah dan tergenang karena hujan. Ia sudah berkali-kali mencoba menghubungi supir Pribadinya, namun masih tidak ada jawaban hingga berakhir Ponselnya mati kehabisan baterai.

" Handphone gue mati lagi Gimana cara gue Pulang coba mana hujanya deres banget lagi, " gumam Luna seraya memperhatikan langit dengan kilatan-kilatan Petir di atasnya.

" Ya Tuhan coba aja gue gak ikut kegiatan dan Pulang bareng Mika atau Bella, Pasti gak kini kejadiannya, " lirih gadis itu seraya terus mengusap usap kedua lengannya sendiri yang terasa dingin.

" Ya Tuhan turunkan lah malaikat Pelindung yang baik hati dan Penuh kasih sayang untuk mengantarku Pulang Aku ingin segera Pulang dan menyantap Indomie hangat diiringi Drakor yang selalu menemaniku, " gumam gadis seraya memejamkan matanya berdoa.

Tin

Luna yang tadi memejamkan matanya dengan spontan membuka matanya saat mendengar suara klakson motor yang begitu dekat. Tepat di hadapannya ada seseorang dengan motor sport hitam yang terlihat begitu gagah.

" Akhirnya Doa gue terkabul makasih " gumam Luna terus memandangi orang yang masing mengenakan helm tersebut.

" Tapi kok motornya kaya kenal " batinya.

Luna yang semakin Penasaran dengan orang tersebut pun berjalan mendekati orang itu. Meski dengan takut-takut gadis itu berusaha untuk tetap tenang, dan jika sampai orang itu macam-macam lihat saja apa yang akan ia lakukan.

" Ayo Pulang " ujar Bumi setelah melepas helmnya.

" Bumi "

Luna Pun menghela nafasnya lega saat orang itu adalah Bumi yang membawa motor Sport milik lelaki itu. Hampir saja ia berniat untuk kabur jika orang itu sampai macam-macam. Tapi apakah Bumi tidak bermaksud macam-macam.

" Ayo Pulang, gue anter " ujar Bumi masih diatas motornya.

Cowok dengan tubuh basah kuyup itu menatap Penuh Perhatian ke arah Luna yang menatapnya Lama

" Lo gak liat, ini masih hujan ? Yang ada gue basah kuyup, kan lo bawanya motor, " sahut Luna mengeraskan suara nya.

Bumi hanya menghela nafas Panjang cowok dengan rambut acak-acakan itu turun dari motornya dan berjalan menghampiri gadis itu.

" ini hujanya Pasti awet banget, mau nunggu di sini terus," Tanya Bumi yang kini berdiri tepat di samping Luna

" Udahlah Lo kalo mau Pulang, Pulang aja. Ga usah urusin gue, " sahut Luna masih terfokus Pada jalanan yang hujan.

" Ya kali gue ninggalin cewek sendirian di halte hujan- hujan gini Apalagi ceweknya itu Lo, " sahut Bumi mengambil sebiji Permen karet dari saku jaketnya.

Bumi berdeham Pelan membuat Luna mengalihkan Pandangannya ke arah lelaki itu.

" Bentar lagi Maghrib, Lo tau gak kalo Maghrib itu ini halte tongkrongannya dia, " bisik Bumi

" Dia siapa " Tanya Luna dengan Perasaan tidak enak.

" Gak usah nakutin gue deh " ujar Luna dengan Perasaan takut mengingat bahwa ia sering menonton film horor

" Haha. Takut juga kan yaudah makanya ayo Pulang, gue anter, " ujar Bumi merangkul Pundak gadis itu.

" Apaan Sih ! Lo kalo mau balik-balik aja sendiri. Lagian Lo juga ngapain sih masih di sini ? Bukanya Lo udah Pulang dari tadi," Sentak Luna menjauhkan tangan Bumi dari Pundaknya

" Hei dengerin gue " ujar Bumi dengan tiba tiba menarik dagu gadis itu untuk menghadapnya.

" Gue gak bakal Pulang sebelum Lo gue anter Pulang. Lo Perlu tau kalo di sini itu rawan banget Pencopetan, dan Pemerkosaan apalagi saat menjelang malam kaya gini. Lo tau kan gue gak mau terjadi apa-apa sama lo terlebih lagi ada orang jahat yang nyakitin lo, " ujar Bumi dengan suara berat miliknya.

Luna terdiam tak berkutik saat mendengar nada bicara Bumi yang begitu lembut dengan tatapan mata yang serius.

" Gue udah janji sama diri gue sendiri. Kalo mulai saat ini, tugas gue bukan cuma mencintai lo, tapi juga menjaga dan melindungi Lo dari segala macam bahaya apapun. Lo ngerti kan, kalo gue khawatir, "

" Ha ha, apaan sih alay banget Sok Puitis banget sih lo jadi Cowok Gue gak akan baper ya, " ujar Luna mengalihkan Pandangannya ke arah lain saat merasakan Pipinya yang Panas setelah mendengar kalimat yang Bumi ucapakan.

" Ck. Gak baper tapi Pipinya merah gitu, " ujar Bumi terkekeh geli melihat tingkah Luna yang menggemaskan.

" Gu--— " Ucapan gadis itu terpotong saat suara Petir begitu menggelenggar mengejutkan dirinya.

" AAAA "

Grap

Dengan spontan Luna yang ketakutan Pun langsung memeluk erat tubuh tegap milik Bumi. Bahkan terdengar isakan tangis kecil dari mulutnya.

Bumi terpaku saat merasakan detak jantung tidak karuan, begitu Luna memeluknya dengan tiba-tiba Senyum bahagia pun tak bisa cowok itu tahan lagi dari bibirnya. Sungguh Bumi ingin melompat bahagia saat merasakan tangan gadis itu melingkar tepat di Pinggangnya.

" Masih ada gak Petirnya " Tanya Luna dalam Pelukan Bumi

" Udah gak ada, ga usah takut " ujar Bumi mengelus lembut Punggung gadis itu.

" Gak sengaja, ga usah Ge-er "

Luna yang sadar Pun langsung melepaskan Pelukannya, ia menatap hujan yang sedari tadi tak kunjung berhenti. Masih sama dan haru semakin gelap.

" Masih deres dan makin malem. Yakin gak mau gue anter aja ? Gue anter aja ya?"

Luna yang semakin merasa ngeri kan suasana gelap dan dingin pun mengangguk ragu tanpa menatap ke arah Bumi sekilas pun.

" Gitu dong " ujar Bumi seraya melepas jaketnya.

" Nih Pake "

Luna mendongakan matanya saat melihat Perlakuan Bumi yang malah memberikannya jaket.

" Ga ----- "

" Udah sini gue Pakein " Potong Bumi

" Gue sendiri aja " Sentak Luna menghentikan aksi Bumi yang hendak memakaikan jaket.

Setelah selesai dengan urusan jaket Bumi yang sudah mengenakan helm pun mulai menyalakan mesin motornya.

" Pake helm nya, gue gak mau Lo sakit " ujar Bumi menyerahkan helm satu lagi yang ia bawa.

Tepat detik ini juga Posisi wajah Bumi dan Luna lagi berdekatan hampir tanpa jarak. Ini adalah kedua kalinya Bumi membantu memakaikan gadis itu helm.

Pandangan mata Luna seolah terkunci Pada wajah tampan milik Bumi. Hidung mancung dengan bibir manis yang berwarna merah. Ditambah lagi sisa air hujan yang membasahi wajah lelaki itu. Dan satuhal lagi yang menarik Perhatian Luna, jakun menonjol milik Bumi yang terkena air hujan. Sungguh iman Luna seakan tergoda saat ini.

" Ya ampun Jakun Bumi kenapa bikin iman gue tergoda tuhan, " Batin Luna

" Gini aja kok ga bisa "

Luna yang sadar Bumi menatapnya pun langsung mengalihkan Pandangannya gelagapan. Semoga saja lelaki itu tidak menyadari matanya yang terlalu intens memandangi wajahnya.

" Gue tau gue ganteng " ujar Bumi yang langsung mendapat cubitan oleh gadis itu.

" Cih najis. Lo beneran gak apa-apa jaketnya gue Pake ? Nanti Lo basah kuyup dong, " ujar Luna sembari menaiki motor Bumi.

" Gue baik-baik aja, kalo Lo baik-baik aja, " sahut Bumi setelah selesai memakai helmnya.

" Pelan-pelan awas kalo ngebut - ngebut terus gue jatoh," Ancam Luna menatap tajam Bumi dari kaca spion.

" Ya makanya Pegangan "

Tanpa ba-bi-bu Bumi menarik tangan Luna untuk melingkar di Pinggangnya, sebelum akhirnya melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

......................

Setelah beberapa waktu menembus jalanan dengan hujan hujanan, akhirnya Bumi menghentikan laju motornya tepat di sebuah rumah mewah dan megah milik Luna. Sebuah rumah dengan Pagar yang cukup tinggi dan halaman yang sangat luas.

" Thanks " ujar Luna menatap ke arah Bumi

" Untuk " Tanya Bumi melepas helmnya.

" Lo udah nganterin gue "

" Iya sama-sama " sahut Bumi tersenyum hangat Pada gadis itu.

" Lo belum jawab Pertanyaan gue. Kenapa Lo masih ada disekitar sekolah ? Kan Lo harusnya udah Pulang dari tadi,"

" Jagain Lo " sahut Bumi dengan Posisi duduk diatas motornya.

" Maksudnya Lo sengaja nungguin gue Pulang sekolah gitu,"

" Hm " sahut Bumi cowok itu menatap takjub melihat rumah Luna yang begitu mewah.

" Rumah Lo gede ya "

" iyalah Makanya Lo kalo mau jadi cowok gue kaya dulu atau Paling gak sadar diri lah, " sahut Luna tersenyum Puas.

Senyum yang ada di bibir Bumi luntur saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut gadis itu. Sakit rasanya, saat tahta mengalahkan cintanya. Hatinya seolah mencelos saat kalimat sadar diri itu menusuk Indra Pendengarnya.

" Iya. Gue tau itu kok. Lo bener sadar diri emang lebih Penting, " sahut Bumi tersenyum meski menyakitkan.

" Yaudah gue balik ya. Jangan lupa mandi, ganti baju, makan, minum obat dan langsung tidur, biar gak sakit. Kan tadi habis ujan-ujanan sama gue. Salam buat ortu Lo, " ujar Bumi menyalakan mesin motornya sebelum akhirnya Pergi meninggalkan rumah gadis itu.

" Eh ini jaket Lo masih di gue " Teriak Luna namun Buni tak mendengarnya

Luna terdiam saat melihat Perubahan wajah Bumi setelah ia mengatakan kalimat itu.

" Apa gue kelewatan ya " Tanyanya Pada dirinya sendiri.

......................

1
Anonymous
aku Tunggu cerita nya
Anonymous
lanjut Thor
Anonymous
hmmm 😍😍😍😍
Anonymous
next Thor
Anonymous
cieeee akhirnya jadian😍😍😍
Anonymous
akhirnya jadian 😍😍😍😍
Anonymous
cieee akhirnya jadian juga
Anonymous
semangat Thor
Anonymous
cieee akhirnya jadian
Anonymous
next Thor aku tunggu
Tiara
next Thor
Tiara
jangan lama-lama Thor
Tiara
cieee akhirnya jadian juga 😀😀😀
Tiara
next Thor aku tunggu
Anonymous
next Thor
Anonymous
Cieee akhirnya jadian
Anonymous
next Thor
Anonymous
jangan lama-lama Thor aku tunggu
Anonymous
next Thor
Anonymous
semangat ya👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!