"Freya Larasati, seorang gadis cantik dari keluarga sederhana hidup dengan penuh kebahagiaan dan suka cita bersama Paman dan Bibinya.
" Kedua orangtuanya meninggal dunia saat Freya berusia lima tahun, meskipun begitu Freya tak pernah kekurangan kasih sayang, Paman dan Bibinya begitu menyayangi dirinya.
" Namun kehidupan Freya berubah 180 derajat setelah kehadiran sosok pria yang membuatnya mengenal arti cinta dan kebahagiaan.
" Freya yang tadinya pendiam dan cenderung tertutup mulai terbuka dan ceria, namun penghianatan dan kebohongan membuat Freya menjadi pribadi yang kembali tertutup "
" Mampukah Freya melewati masa sulitnya dan kembali bahagia ?"
" Dan siapakah sosok pria yang membuatnya berubah?
" Yang penasaran dengan ceritanya yuk, di kepoin ya...
Dan seperti biasa Author selalu meminta dukungan dan support kalian para reader ku yang tercinta.
Semoga kalian semua suka dengan cerita-cerita yang aku buat terimakasih and happy reading guys!💛💛💛💛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @LJSDewyLee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan sempurna
Alexander mengantarkan Freya ke kantor Hutama Corporation.
Kehadiran Alexander di kantor Hutama membuat semua orang terkejut dan terpesona pada sosoknya yang mereka tahu selama ini melalui media massa dan juga media sosial dan elektronik kini ada didepan mata mereka.
Yang lebih membuat mereka terkejut adalah dengan kedekatan sang casanova itu bersama Freya CEO perusahaan mereka membuat mereka semakin penasaran dan juga ingin tahu lebih banyak.
" Jaga mata kalian!!"
Freya kali ini yang dengan tegas memberikan perintah membuat sebagian pegawai wanita menundukan kepala tak berani untuk menatap langsung ke arah Alexander.
" Kantormu sangat indah sayang"
" Terimakasih atas pujiannya Tuan "
" Hei, kau panggil aku apa?"
" Kita sedang dikantor"
" Aku tak peduli"
Alexander nampak kesal mendengar Freya yang kembali memanggil dirinya dengan sebutan " Tuan"
Freya segera menarik tangan Alexander untuk memasuki lift khususnya menuju ke ruang kerja miliknya secara langsung yang berada di lantai atas gedung Hutama Corporation.
Keduanya memasuki lift tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir keduanya, Freya merasa jika saat ini Alexander sedang tersinggung karena ulahnya tadi yang memanggilnya dengan sebutan Tuan.
Freya merasa tidak enak hati, namun ia tak mungkin bersikap mesra di depan orang banyak, ia harus menjaga privasi dan wibawa Alexander.
" Al, apa kau marah?"
Alexander tak bergeming ia tetap berdiri dengan kedua tangannya masuk kedalam saku celananya nampak tampan jika di lihat dari berbagai sisi.
Freya kesal dan gemas sendiri dengan sikap Alexander yang seperti itu.
Freya tak mau terus menerus membuat Alexander kesal iapun memilih untuk diam dan tak bertanya kembali
Hingga pintu lift terbuka Freya baru saja akan melangkah, ia di buat terkejut dengan Alexander yang menarik tangan dan mengunci kedua tangannya diatas kepala Freya,hingga tas yang di bawa Freya jatuh begitu saja ke lantai.
" Al, apa yang kau lakukan ? Emmmhh...."
Alexander melumat bibir Freya tanpa bisa untuk di cegah gerakkan yang dilakukan Alexander begitu cepat dan tak terbaca.
Freya terpaku namun ia pun tak bisa untuk menolak saat pria dihadapannya itu merangsek menikmati bibirnya dengan penuh kelembutan.
" Kau harus di hukum Nona"
" Apa? Aku dihukum tapi kenapa?"
Bukannya jawaban yang Freya dapatkan tapi Alexander malah kembali menjatuhkan ciumannya kali ini semakin menuntut dan membuat Freya kewalahan mengimbangi permainannya.
Dalam situasi itu tanpa di duga ada Arka yang menyaksikan adegan panas mereka dan tanpa di duga Arka menarik bahu Alexander dan melayangkan pukulan tinjunya ke wajah Alexander hingga pria itu jatuh tersungkur ke lantai di hadapan Freya yang menjerit histeris.
" Al....tidak"
Arka berniat melayangkan tangannya kembali namun kali ini di cegah dan dihalangi Freya dengan berdiri di hadapan Arka .
" Arka, apa yang kau lakukan?"
" Minggir Frey, aku akan menghajarnya karena telah berani menyentuhmu"
" Jangan pernah kau berpikir untuk memukulnya"
" Minggir Frey!!''
" Pukul aku jika kau berani , menyakiti Alexander berarti kau menyakitiku ''
Tangan Arka terhenti ia tak menyangka jika Freya kini sudah benar -benar jauh darinya dan tak mungkin lagi baginya untuk bisa memilikinya kembali.
" Frey, kau benar -benar sudah berubah ''
" Apa urusanmu dengan hidupku? Kau tidak berhak atas diriku''
" Freya, aku mencintaimu"
" Tapi aku sudah melupakanmu Arka, saat ini yang ada dalam hatiku dan jiwaku hanya ada Alex, bukan kau dan apa kau bilang dia menyentuhku, tentu saja dia berhak atas diriku''
" Frey, saat kau bersamaku kau tak pernah bersikap seperti yang kau lakukan dengannya kau sepertinya begitu menikmati setiap sentuhannya dan juga ciumannya"
" Kau benar,aku sangat menyukainya aku suka Alex menyentuhku apa kau puas setelah mendengarnya ?"
" Frey...
Alexander beranjak ia merengkuh bahu Freya untuk menenangkan emosi sang kekasih yang nampak dengan jelas jika gadis itu tengah dibakar amarah.
" Kau keterlaluan Frey...
" Apa urusanmu di kantorku Tuan Arka Wiratama?''
" Aku datang, untuk meminta maaf padamu aku ingin bicara tentang hubungan kita , tapi sepertinya aku sudah terlambat kau sudah melupakanku dan bahagia dengan hubungan barumu"
" Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan, semuanya sudah berakhir setelah kau membohongiku dan mengkhianatiku "
" Frey, harus bagaimana aku menjelaskan semuanya padamu? dan membuatmu mengerti dengan alasanku "
" Tidak ada , tidak ada lagi yang harus kau lakukan atau katakan silahkan kau pergi dari sini"
" Frey...
" Anda sudah mendengar apa yang tunanganku katakan Tuan Wiratama, sebaiknya anda segera pergi, sebelum kesabaranku habis" timpah Alexander dengan menatap tajam Arka.
" Kau pria yang beruntung Tuan Bhaskara, jangan kau sia-siakan dia seperti aku telah menyia-nyiakan dirinya" ucap Arka
" Terimakasih, atas sarannya tapi tidak perlu kau jelaskan atau kau ingatkan aku akan menjaganya dengan segenap jiwa dan ragaku camkan itu "
Freya mengalihkan perhatiannya dari Arka , luka hati yang ia torehkan membuat Freya semakin membenci Arka dengan begitu dalam dan tak mungkin akan mudah baginya untuk bisa melupakan semuanya.
" Aku pergi Frey, sekali lagi maafkan aku tapi harus selalu kau ingat jika aku selamanya akan selalu mencintaimu dan selalu menunggumu"
" Aku bilang cepat pergi!!!"
Freya beranjak dari hadapan Arka dan Alexander ia pergi ke ruangan kerjanya dan menjatuhkan dirinya duduk di sofa dengan menangis sejadi -jadinya.
" Freya, ada apa kenapa kau menangis ?" Dirga yang melihat Freya berlari segera mengejarnya dan alangkah terkejutnya ia mendapati Freya sedang tersedu sendirian.
'' Kakak, ...dia disini...aahhh....hiks....hiks...Arka disini..."
" Apa yang kau katakan Frey?"
Dirga merengkuh tubuh Freya yang semakin tersedu dalam pelukannya, sakit hatinya kembali tertoreh karena ulah Arka yang datang kembali.
Yuda yang bermaksud meminta tanda tangan Freya pun dibuat terkejut dengan melihat Freya yang tengah menangis dalam pelukan Dirga.
Sementara itu Alexander masih saling beradu mulut dengan Arka.
" Kau tak akan melepaskannya begitu sajakan ?" tanya Alexander dengan tatapan penuh kebencian.
" Kau tahu sendiri bagaimana sifatku Tuan Muda, tidak peduli siapapun kau ,aku akan merebutnya kembali darimu"
" Apa kau seyakin itu?"
" Dia mencintaiku, dan aku yakin dia masih menyimpan perasaan itu untukku"
" Kau salah , dia sudah melupakanmu "
Tangan Alexander semakin terkepal kuat mendengar perkataan Arka yang seolah mengejek dirinya.
" Kita lihat sampai berapa lama kalian akan bertahan"
" Silahkan, ketahuilah sebelum kau mengenal Freya, aku sudah lama mengenalnya"
" Apa maksudmu?"
" Kami sudah dijodohkan semenjak kami kecil dan perjodohan ini adalah keinginan dari orang tua kami"
" Apa? Jadi kau dan Frey?"
" Kau hanya cinta yang singgah dan pergi begitu saja setelah membuat Freya kecewa sedangkan aku dan dia sudah terikat sejak kami masih kecil, dia cinta pertamaku begitupun dengan dirinya, jadi dengan mudah dia melupakan cinta persinggahanmu Tuan Arka "
" Tidak...ini tidak mungkin, kau pasti berbohong "
" Kau pikir semua orang sepertimu pandai berbohong dan bersandiwara? Maaf tapi inilah kenyataannya, dan kau berhutang sesuatu padaku"
" Apa maksudmu?"
"BUGHH"
Alexander melayangkan tinjunya ke wajah Arka hingga sudut bibir Arka lebam dan berdarah.
" Ini adalah pembalasanku karena kau telah berani membuat wanitaku menangis, dan pukulan ini akan mengingatkanmu bahwa kau telah berani menganggu kebahagiaanku bersama Freya, jika suatu hari nanti kau masih berusaha menyakiti Freya maka bersiaplah untuk menyambut kehancuranmu dan keluargamu camkan itu Tuan Arka Wiratama".
Alexander segera pergi untuk menyusul Freya, sementara Arka diam mematung ia mengusap luka di wajahnya dengan penuh kekesalan dan juga penyesalan.