NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Nafa

Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan Cinta Yang Hilang

"Aku perintahkan kau mengirimkan beberapa anggota rahasiaku untuk menyelidiki apakah gadis itu kembali ke rombongannya dan terus mengikuti dan melindunginya." Jendral Manik menegaskan.

"Siap Jendral. " Jawab Ringgu dengan menegakkan badan.

"Bagaimana pemanah itu, kalian berhasil melacaknya? " Jendral Manik mengubah topiknya.

"Pemanah itu berhasil kabur Jendral, namun seorang anak buahku berhasil melukai lengan kirinya, jika ia seseorang yang dikirimkan oleh orang di sekitar keluarga Jendral, maka orang-orang kita akan menemukannya nanti." Ringgu merasa yakin.

"Baiklah, aku percayakan padamu, sekarang kita kembali ke markas di perbatasan." Jendral Manik memutuskan pembicaraan.

 ----------------------------------------------------------------------

Delapan bulan kemudian, barulah Jendral Manik berhasil mengantongi semua informasi penting yang diperlukannya, meskipun terasa cukup lama dan menyiksa baginya, namun hasilnya sungguh mencengangkan dan mengejutkan.

Ibarat sekali melempar jala, seribu ikan masuk ke jaring, seperti itulah perumpamaan yang didapatkan dari hasil penyelidikan orang-orang rahasia yang disebarnya.

Jendral Manik segera memberikan penghargaan tidak sedikit bagi semua anggota khususnya yang telah berhasil menjalankan misi sebagai bentuk apresiasi bagi kesuksesan mereka dalam menjalankan tugas.

Setelah semua urusannya untuk beberapa bulan ke depan telah terstruktur dan siap dijalankan, Jendral Manik segera berangkat pagi-pagi buta meninggalkan markas di perbatasan, memberikan wewenang pada Kepala Prajurit Utama, Ringgu yang telah diangkat menjadi Jendral Satu. Sementara Jendral Manik, ia akan pergi, ia memiliki misi sangat penting.

***********

"Nona, perdagangan buah dan sayuran kita di wilayah utara meningkat sangat pesat, minggu ini saja permintaan terus bertambah, kita harus menyiapkan beberapa kereta tambahan untuk mengangkut beberapa hasil pertanian." Seorang asisten wanita melaporkan kepada seorang wanita muda yang cantik jelita yang sedang duduk di belakang meja dengan beberapa tumpukan kertas yang harus diperiksanya.

Meskipun tubuhnya terlihat cukup kepayahan dalam kondisi hamil besar, namun kecantikannya nyata dan tampak sangat kuat dan semangat menjalankan bisnisnya, wajahnya cerah dan bercahaya, memerintah dan memberi pengarahan kesana kemari di sekitar gudang sambil sesekali memegang pinggangnya yang mulai terasa kesulitan karena perut yang kian besar.

"Nona, sudah waktunya minum susu, anda harus menjaga kesehatan dan bayi anda." Asistennya yang usianya cukup tua diatasnya itu mengingatkan.

"Ah kau cerewet sekali, bibi, tapi aku menyayangimu, kaulah keluarga ku bibi." Wanita cantik yang tak lain adalah Mia atau Nakki itu, memeluk penuh haru dan mata berkaca-kaca kepada seorang wanita yang juga tidak lain adalah kepala pelayan di kediaman Jendral.

"Ah Nona, kau jangan menangis, aku juga sangat menyayangimu, tenanglah, suatu hari nanti kau pasti berbahagia". Bibi itu ikut merasakan kesedihan, seorang gadis muda yang tengah hamil muda tanpa seorang suami maupun keluarganya.

Beberapa minggu ini sejak memasuki bulan kedelapan kehamilannya, Nakki menjadi mudah meneteskan airmatanya, menurut tabib itu pengaruh kehamilannya.

"Untung aku menemukanmu bibi, kalau tidak aku pasti kesepian di kebun seluas ini." Nakki memeluk wanita itu dengan perasaan sayang.

"Sekarang makanlah dengan tenang Nona, maafkan aku akan keluar sebentar." pinta bibi

"Ada apa bibi? bukankah semuanya sudah beres tadi? apa ada yang belum selesai diperiksa? " Nakki heran biasanya bibinya akan setia menemani.

"Tidak Nona, semua sudah beres, tapi ijinkan, aku akan menyambut seseorang." Bibi mengaku terus terang.

"Tapi siapa? Nakki tidak ingat bibi pernah menceritakan akan kedatangan keluarga." wanita itu heran

"Nona, kau ingat? aku pernah bilang, aku memiliki keponakan? seorang pria, aku sudah meminta ijinmu, agar ia bisa bekerja di gudang, badannya kuat, ia akan banyak membantu nanti." Bibi mencoba mengingatkan.

"Oh mungkin aku lupa, maaf bibi, tentu saja." Nakki tersenyum, wajahnya berubah ceria.

"Terimakasih Nona, dia bilang akan datang hari ini, aku akan mengantarnya ke belakang, ada kamar kosong dekat gudang, biar dia mudah ke gudang kalau pagi". bibi menerangkan.

"Siapkan makanan untuknya bibi."

"Baik Nona, biar ia bergabung dengan pekerja lain di belakang, dia seorang pria, jadi sebaiknya makan bersama pekerja lain."

"Kau yang memutuskan bibi". Nakki tersenyum.

Bibi itu tersenyum tulus, meski sedikit sedih, nonanya belum mau berbagi dengannya, mereka bertemu kembali beberapa bulan lalu, saat Nakki belum nampak kehamilannya, gadis itu ditemani beberapa pekerja pria memeriksa perdagangannya di pasar.

Wanita itu begitu tangguh dan disegani, siapapun yang tahu gadis itu memiliki kekuatan beladiri yang tinggi akan segan untuk mengganggunya.

Kecerdasan, kepandaian berusaha dan kekuatan otot dimiliki gadis itu dalam mengelola kebun peninggalan kakeknya.

Dalam waktu singkat kebun yang terbengkalai itu kembali tertata dan segera menghasilkan tanaman yang siap panen dalam waktu singkat.

Nakki sangat pandai memilih jenis tanaman yang berusia pendek dan tanaman jangka panjang yang bisa subur di kebunnya.

Ia juga pandai memilih pekerja yang menjadi anak buahnya, pekerja pria dan wanita yang mau akan dibimbing bela diri setiap pagi secara gratis sebelum bekerja, ia juga memberi mereka makan siang secara gratis hingga pekerja menjadi betah.

Selain itu, tinggal beberapa lama dengan Nakki membuat bibi itu tahu jika Nakki memiliki sumber kekayaan lain yang tidak diketahui orang lain, dan sang bibi tidak bermaksud menghianati nonanya, ia menyimpan baik-baik rahasia itu.

Nakki terbangun saat merasakan sinar matahari masuk lewat jendela lebar dikamarnya yang terbuka, lambaian kain penutup jendela yang tipis membawa angin meniup wajahnya terasa segar.

kemarin pagi ia jatuh pingsan saat menuju ke gudang, entah siapa yang mengangkatnya.

Namun dalam kondisi setengah sadar, ia merasa seseorang membelai rambutnya, bahkan merasa seseorang mengecup kening dan pipinya.

Ia juga merasakan usapan lembut di kaki dan betisnya, orang itu pastilah bibi, yang telah merendam kakinya dengan air hangat dan menggosoknya dengan sangat pelan dan lembut, kemudian menyelimutinya dan ikut berbaring di sisinya sambil mengusap punggungnya pelan.

Namun rasa lelah dan kondisi kurang sehat, Nakki tak mampu berbicara dan membuka matanya, ia hanya merasakan perlakuan itu begitu nyata dan dilakukan dengan sangat hati-hati saat meminumkan obat.

Anehnya, Nakki merasa obat yang diminumnya berasal dari benda yang terasa kenyal dan lembut seakan seseorang telah memberinya ciuman dan memasukkan obat lewat mulutnya.

Tertidur setengah sadar sehati semalam, keesokan hari barulah Nakki dapat terbangun dengan perasaan lebih baik dan segar setelah sejak pagi dalam kondisi setengah sadar.

Nakki melangkah pelan ke dekat jendela, ingin melihat keluar, memandang keluar dari kamarnya, akan langsung melihat ke sisi rumah dimana akan kelihatan gudang dan pekerja yang mengangkut hasil panen, baik panen dari kebunnya sendiri maupun panen dari penduduk yang dikumpulkannya untuk dijual bersama-sama.

Samar-samar pandangannya terarah pada sosok tinggi memakai topi lebar, berambut panjang yang tengah membelakanginya, tampak berbicara dengan beberapa pekerja, anehnya pekerjanya seakan tunduk patuh pada pria itu.

Tiba-tiba sosok itu berpaling melihatnya, namun jarak yang cukup jauh, Nakki tidak dapat melihat jelas wajahnya, hingga pria itu masuk ke gudang, disusul bibi yang muncul dari gudang dan berlari kearah rumah dimana Nakki berada.

Tidak lama berselang...

"Nona..." bibi segera muncul dari luar menghampiri Nakki yang sudah duduk di tepi pembaringan.

"Syukurlah anda sudah sadar nona." Sang Bibi memeluk wanita itu serta merta dan mencium pipinya, rasa sayang membuatnya memperlakukan nonanya sebagai putrinya.

"Mengapa rasanya berbeda.? " Bathin Nakki, teringat ciuman yang dialaminya malam itu.

"Terimakasih bibi, sudah merawatku." Ucap Nakki tulus.

"Nona, aku ingin menanyakan sesuatu, tapi lebih baik nona makan dulu, kondisi nona sangat lemah, nona tidak boleh banyak bergerak karena kehamilan nona sangat rawan, ayo berbaring kembali, biar bibi suapi." Nakki pun menurut.

Sambil menyuapi nonanya dengan bubur. Si bibi mengajukan pertanyaan.

"Nona, jika seseorang telah melakukan kesalahan pada nona, dan orang itu benar-benar menyesal dan ingin meminta maaf, akankah nona sudi memaafkan?" Bibi bertanya pelan.

"Maksud bibi siapa?" Nakki tampak bingung.

"Ada seseorang diluar ingin menemui nona, kalau nona bersedia,". bibi akan mengajaknya masuk.

"Ahh bibi bermain teka teki yah? _ wajah Nakki berubah manyun, nampak menggemaskan dengan bibinya yang semakin berisi sejak kehamilannya, bobot tubuhnya terus bertambah.

"Ijinkan saya memanggilnya, nona. " pinta Bibi

"Iyaa... tapi siapa? dan kesalahannya apa? apa salah satu pekerja kita berbuat salah?" Nakki tidak mengerti.

"Masuklah tuan. " Seru si bibi

Seseorang muncul dari luar, kontan membuat mata Nakki membelalak...

"Tu..Tuan Jendral? Kau..." .suara Nakki tertekan ditenggorokan, perutnya tiba-tiba bergolak, ia merasakan gerakan didalam sana, menendang, seakan anaknya disana tahu akan kedatangan seseorang...

Ayah mereka.... Pekik Nakki dihati.

Nakki mencoba menahan sakit dengan kedua tangannya memeluk perutnya.

Pria itu, yang tak lain Jendral Manik mendekat secepatnya dan meraih perut Nakki pelan.

"Sayang.... jangan banyak bergerak, kau sangat lemah." Ujarnya cemas.

Bibi segera panggil tabib, Jendral memerintahkan.

"Tidak usah bibi, aku baik-baik saja, mereka hanya bergerak. Nakki menjelaskan.

"Dan... anda.. tuan, sejak kapan anda disini?" Nakki menoleh pelan, ia tidak berdaya sekarang, haruskah ia menunjukkan sikap bermusuhan?

"Sayang... maafkan aku, aku baru datang sekarang...aku bersalah padamu, kau boleh menghukum ku. " Ucapan itu membuat Nakki terkejut.

Panggilannya sungguh membuatnya terbuai, Nakki hanyalah gadis yang lemah, pria itu telah mencuri hatinya, meski marah, sesungguhnya Nakki sangat merindukannya.

"Anda sangat jahat tuan, kenapa baru datang sekarang." Tiba-tiba wanita muda itu menangis sesenggukan.

Jendral Manik memeluknya erat dengan perasaan bersalah, pria itu akhirnya meneteskan airmata.

1
Mochika mochika
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Lidoly Iloveyou
Lanjut
Fitriah
Tolong beri komentar yah? positif atau negatif, semuanya pasti membangun untuk lebih baik lagi menulis
Fitriah
Terimakasih banyak tak terhingga buat pembaca setia/Rose//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!