NovelToon NovelToon
Perangkap Cinta Putri Mafia

Perangkap Cinta Putri Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Karena kesalahpahaman, Mavra dan Enrique berpisah cukup lama. Namun, dengan bantuan saudara kembarnya, Mavra berhasil mengatur skema untuk menjebak Enrique. Pada Akhirnya Enrique masuk dalam jebakan Mavra si putri mafia.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Simak kisah mereka di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Pengganggu

Di L.A, Ramona mendatangi Logan sahabat Enrique. Dia resah karena beberapa hari ini dia tidak melihat keberadaan pria incarannya itu.

"Logan, di mana Enrique? Sudah hampir 2 minggu aku tidak melihatnya."

"Kau tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Dia tidak akan ke L.A dalam waku dekat ini."

"Apa maksudmu?" tanya Ramona gusar. Logan hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. Dia tidak akan membuat kesalahan lagi. Ramona menarik ujung kemeja Logan karena Logan sepertinya akan beranjak pergi.

"Tolong beritahu padaku di mana Enrique. Setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi."

"Kau pikir aku peduli? Sejujurnya aku merasa kasihan padamu. Kau itu buta atau tidak tahu diri? Sejak dulu Enrique tidak pernah mempedulikanmu. Sebagai seorang wanita kau harusnya sadar diri dan tidak mengejarnya lagi."

"Ini bukan urusanmu," ketus Ramona. Logan menggelengkan kepala dengan sikap keras kepala Ramona. Padahal menurutnya Ramona itu cantik, tapi sayang dia justru membuang-buang waktu dengan terus mengejar Enrique.

Logan akhirnya meninggalkan Ramona. Dia harus memberitahu Enrique tentang hal ini. Dia khawatir Ramona akan mengganggu hubungan Enrique yang sudah membaik dengan Mavra.

Saat ini Mavra dan Enrique sedang duduk di kafetaria di kampusnya. Enrique sudah mulai kuliahnya hari ini. Sejak keduanya akur, Baik Mavra mau pun Enrique sudah seperti perangko dan amplop yang terus menempel tanpa ada niatan untuk melepaskan satu sama lain.

"Nanti selesai mata kuliah jam berapa?" tanya Mavra.

"Aku selesai pukul 10. Ada apa?" Enrique menatap Mavra dengan intens.

"Aku sepertinya akan lebih lama," kata Mavra. Dia meletakkan kepalanya di atas meja. Enrique meletakkan telapak tangannya sebagai bantalan kepala gadis itu.

"Mavra."

Enrique mengernyit saat ada seorang pria berpenampilan culun mendekat6 ke arah mereka. Mavra mengangkat kepalanya dan menatap pria di depannya dengan alis berkerut.

"Ya."

"Boleh aku bergabung di sini?" Rocco memandang Mavra dengan tatapan memuja, Enrique menatap tajam ke arah Rocco. Mavra bisa merasakan aura permusuhan dari Enrique.

"Di sana banyak kursi kosong. Maaf tapi kekasihku tidak suka aku bicara dengan pria lain," ujar Mavra sembari terus menatap Enrique. Seulas senyum tipis terbit dari bibir pria culun itu.

"Baiklah. Maaf aku mengganggu aku hanya merasa tidak nyaman sendirian," ujar Rocco mencoba menarik simpati Mavra.

Namun, sayangnya apa yang Rocco harapkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Mavra tetap cuek, meski Rocco sudah memasang wajah memelas. Rocco berbalik, dia menampilkan wajah sendu untuk membuat Mavra iba. Namun, yang ada Mavra justru menatap kekasihnya tanpa berkedip.

'Sial, tunggu saja. Akan aku pastikan kau menjadi milikku, Mavra. Kau sudah membuatku tergila-gila padamu.'

Rocco pergi dengan obsesinya yang semakin menggebu pada Mavra. Pria itu sangat yakin bisa menaklukkan gadis itu nanti.

Setelah Rocco pergi, Mavra dan Enrique sama-sama menatap ke arah hilangnya bayangan Rocco tadi.

"Kau merasa ada yang aneh?" tanya Enrique masih belum mengalihkan tatapan matanya.

"Tentu saja. Jangan panggil aku Mavra jika aku tidak bisa mengendus tipuan murahan seperti itu," jawab Mavra menyeringai sadis. Awalnya dia tidak berniat mempedulikan keberadaan Rocco, tapi rupanya pria yang berdandan culun itu memang menargetkan dirinya.

"Kita awasi saja dulu. Nanti setelah itu baru kita bertindak," ujar Enrique. Mavra mengangguk setuju. Saat keduanya masih serius memikirkan keanehan Rocco, ponsel Enrique berdering, tertera nama Logan di layar. Mavra melirik ponsel Enrique dan Enrique melakukan hal yang mengejutkan Mavra.

Enrique menyodorkan ponselnya pada Mavra sambil berujar, "Angkatlah!"

"Kau saja, aku percaya padamu," ucap Mavra sembari memberikan senyum paling tulus untuk Enrique. Enrique segera mengangkat panggilan Logan dan tak lupa dia menyalakan speaker.

"Halo, Logan. Ada apa?"

"Ehm, aku ingin bicara serius denganmu. Ini soal obsesi wanita gila itu."

"Wanita gila?"

"Ah, maksudku Ramona. Dia tadi mendatangiku dan menanyakan keberadaanmu."

"Lalu ...?"

"Aku tidak mengatakan di mana kau berada. Hanya saja aku ingin mengingatkanmu jika wanita sepertinya sangat berbahaya. Dia sudah tidak memakai logikanya lagi untuk bertindak," ujar Logan

"Beritahu saja di mana Enrique berada, aku akan menyambut wanita gila itu dengan suka cita." Mavra tiba-tiba bersuara menjawab Logan. Logan bahkan sedikit terkejut mendengar nada bicara Mavra.

Enrique tersenyum, dia mengusap puncak kepala Mavra dengan gemas. Dia tidak akan menghalangi Mavra melakukan apapun yang dia suka. Selagi itu tidak membahayakan dirinya.

Setelah selesai berbicara dengan Logan, baik Enrique maupun Mavra langsung menuju ke fakultas masing-masing.

Hari pertama Enrique di Fakultasnya, dia sudah mendapat musuh. Pria itu digadang-gadang sebagai seorang jenius dari kelasnya. Namun, pagi ini Enrique berhasil mengalahkannya.

Enrique bersikap biasa saja meski pun teman jeniusnya tadi terus berusaha memprovokasinya. Sebagai keturunan Mafia, Enrique cukup bisa mengendalikan dirinya dengan sangat baik.

"Ku dengar kekasihnya adalah playgirl yang cantik itu. Kau tahu Claude Dellon, dia juga pernah menjadi kekasih dari wanitanya," ujar salah satu teman sekelas Enrique yang tergabung dalam kelompok si pria jenius tadi.

"Seleranya murahan sekali," ujar pria jenius itu dengan tatapan meremehkan Enrique. Karena kesal mendengar Mavra direndahkan Enrique menarik kerah baju pria tadi.

"Tutup mulut busukmu itu, Arnold. Aku sejak tadi diam, tapi kau memang tipikal pria tidak tahu diri. Sekali lagi ku dengar kalian menghina pacarku, akan ku pastikan kalian tidak akan bisa lagi memakai mulut kalian untuk bicara selamanya.

...----------------...

1
reinn rainji
Lumayan
reinn rainji
Luar biasa
Erik Herawati
kiuuutttt
riana irma
Luar biasa
Ira Rachmad
nice story
Asmalyda Yeni
Buruk
Asmalyda Yeni
Kecewa
Ira Rachmad
wkkwkwkw
Jennie Santoso
Luar biasa
Vitriani
Lumayan
Ola Karatat
👍☠️☠️☠️☠️☠️☠️🗿
Rini Handayani
Luar biasa
Anonymous
k
LaRisA26
Luar biasa
Femmy Femmy
mau meng adu ya Marvel g sabaran🤣
Femmy Femmy
wow mommy Celine bisa juga jadi kompor meleduk yah 🤣🤣🤣
Femmy Femmy
ekstrim 🤣
Femmy Femmy
🤣🤣🤣
Femmy Femmy
seperti iblis Gustavo...😠
Femmy Femmy
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!