Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Acara pernikahan Anggita dan Angkasa berjalan mulus tanpa kendala sedikitpun. Mereka hanya mengundang keluarga dan teman dekat karena acara diadakan secara sederhana.
Sepanjang acara, Rosa hanya diam, rasa tidak suka masih terpampang begitu jelas di wajahnya. Berkali-kali Joe memaksa wanita itu untuk tersenyum, tapi hasilnya nihil. Rosa memang keras kepala, mau tidak mau Joe harus memaklumi hal itu.
Dari jauh, Edo memperhatikan Anggita. Ada rasa sakit dan nyeri saat melihat pujaan hatinya tertawa bahagia karena pria lain. Harusnya Edo yang sedang berdiri di sana saat ini, bukan Angkasa. Kalau saja Edo lebih bisa menahan diri.
"Setelah ini aku akan mengajakmu pergi ke suatu tempat," bisik Angkasa di telinga istrinya.
"Kemana?" Anggita penasaran.
"Rahasia," Angkasa mengedipkan matanya sebelah.
"Tapi Nania?" Anggita melirik ke arah Nania yang sedang asyik bermain dengan Cika.
"Dia aku titipkan pada Ibu dan adikmu," ucap Angkasa santai.
"Tapi Nania nggak keberatan kan?" Anggita menatap ragu. Nania cemburuan, terutama soal Ayahnya.
"Nggak tuh, mungkin karena dia sudah pengen punya adik."
Anggita mencubit pinggang Angkasa, pria itu melompat tinggi karena tidak bisa menahan geli. Sungguh pemandangan manis, siapa saja yang melihatnya pasti akan merasa iri termasuk Edo.
Sekilas, Anggita bisa melihat Edo sedang memperhatikannya dari jauh. Matanya terlihat merah, sepertinya dia menangis. Batin Anggita sedikit nyeri, tapi apa yang sedang Edo rasakan saat ini sangat sepadan dengan perbuatannya pada Anggita dulu.
"Ayo kita pulang Nak," Yuni menarik tangan Edo. Tapi pria itu tidak bergerak sedikitpun.
"Acaranya sudah selesai, mau sampai kapan kamu terus disini menangisi pasangan pengantin baru itu? Kamu mau menjadi tontonan orang banyak dan disangka gila?" lanjut Yuni.
"Edo, ayo kita pulang!" Yuni kembali menyeret tangan putranya dengan kasar.
***
"Kurang ajar ....! Pria itu menikah dan sengaja nggak mengundangku," Zoya nampak sangat emosi. Wajahnya memerah seperti bongkahan bara yang baru jadi.
Keke manarik nafas berat, kelakuan Kakaknya makin hari terlihat seperti orang yang sedang depresi. Sudah jelas Angkasa menolaknya tapi Zoya masih belum mau menerima kenyataan pahit itu. Dia bahkan nekat memaksa Angkasa untuk mau kembali bersamanya.
"Berhenti mengharapkan Angkasa Kakak, diluar sana masih ada pria kaya dan tampan yang bisa kakak bodohi," sindir Keke keras. Dia tidak suka Kakaknya di cap sebagai pelakor nanti.
"Aku mau Angkasa," kekeh Zoya.
"Dia sudah jadi milik orang, sadar lah! Dia seperti itu juga karena ulah Kakak sendiri. Dulu Kakak meninggalkannya untuk pria lain, apa yang sedang Kakak rasakan saat ini dia juga pernah merasakannya!" jelas Keke detail.
"Berhentilah menceramahi aku!" Zoya mengomel dengan nada tinggi.
"Owe .... Owe ...." bayi Zoya menangis. Dia kaget mendengar suara bentakan ibunya.
"Bawa pergi bayi itu dari sini, berisik sekali!" lanjut Zoya.
"Ibu yang kejam!" maki Keke lirih.
Keke bangkit dari duduknya, dia membawa bayi yang ada di dalam gendongannya bersamanya. Keke merasa kasihan pada anak itu, sama sekali tidak diberi cinta oleh Ayah atau Ibunya.
Sempat terbesit dalam benak Keke untuk menaruh anak itu ke panti asuhan, tapi hanya bayi itu satu-satunya kerabat yang Keke punya selain Zoya si wanita gila. Mau tidak mau, Keke harus mau mengurus dan merawat keponakannya dengan baik agar tidak tumbuh menjadi wanita buruk seperti Ibunya.
***
Mobil pengantin Angkasa dan Anggita berhenti didepan sebuah hotel bintang lima. Letaknya ada di pusat kota, sangat jauh dari rumahnya. Angkasa berencana mengajak Anggita menginap beberapa hari disana, menghabiskan waktu berdua bermesraan tanpa ada yang mengganggu.
Glek....!
Anggita menelan ludahnya saat pintu kamar hotel itu terbuka. Sebuah ranjang berukuran besar dengan hiasan bunga diatasnya terpampang nyata di depannya. Belum lagi hiasan lilin aroma terapi yang membuat suasana semakin romantis. Sepertinya malam ini Angkasa sama sekali tidak akan membiarkannya beristirahat.
"Aku mau pergi mandi dulu," lirih Anggita malu-malu.
"Aku ikut," rengek Angkasa.
"Nggak boleh, kamu tunggu saja di sini!" tolak Anggita.
"Sayang, bukankah kita belum pernah main di kamar mandi? Aku ingin mencobanya denganmu," Angkasa mencoba membujuk.
"Nggak, aku nggak mau main di kamar mandi. Tunggu saja aku di sini, aku mandi hanya sepuluh menit kok," Anggita bersikeras menolak.
"Baiklah, aku akan menunggumu. Jangan lama-lama ya!" Angkasa mengedipkan matanya sebelah.
Bersambung....
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂