Karya ini dibuat dari hasil pemikiran Author dan hanya Rilis di Noveltoon.
Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama karakter dalam cerita.
Pernah melihat tempat makan yang selalu ramai pengunjung?
Apa yang ada dalam benak kalian?
👉🏻 Rasa yang enak?
👉🏻 Viral?
👉🏻 Murah?
👉🏻 Instagrammable?
👉🏻 Pesugihan?
Jaman sekarang jarang sekali orang akan berpikir bahwa warung atau tempat makan tersebut memakai ilmu pesugihan khususnya untuk anak-anak muda yang kekinian.
Tempat ramai akan dengan cepat menjadi viral jadi mereka hanya beranggapan bahwa makanan ditempat tersebut lagi tren.
Apa masih ada yang menggunakan pesugihan?
Ada!!! mungkin hanya segelintir orang saja dan niat nya hanya untuk menarik pelanggan agar makan ditempat tersebut.
Ingat!!!
Saya tidak mengajak kalian untuk mempercayai hal seperti ini dan bagi yang tidak percaya mohon hormati orang yang memiliki kelebihan untuk hal spritual baik di dunia online maupun real.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran Fahmi
Bu Intan tersadar dipagi hari, kondisi tubuhnya sangat lemah tidak sanggup untuk duduk.
"Jin nggak punya otak, seenaknya perlakukan manusia kaya hewan" gerutu bu Intan
Dia sendiri tidak sadar diri😁.
"Tumbal apa ya yang bisa menukar ini semua" pikir bu Intan
Tanpa bu Intan sadari, sebelum memulai ritual pesugihan, bu Intan pernah memberikan foto pak Min sebagai penjamin jika bu Intan sudah tidak mau mengikuti semua aturan yang di minta oleh Ki Idam dan juga jin tersebut.
Pak Min memang mulai merasakan sakit-sakitan, dipikirnya hanya kurang istirahat.
"Ki Idam semakin hari semakin susah dihubungi, kemana sih itu orang" kesal bu Intan
"Aku untuk mandi pun nggak sanggup bangun, mau minta tolong sama siapa ini?" ucapnya lagi
Rumah
Uhukk... Suara pak Min
"Bapak batuk-batuk, kita ke dokter yuk" ajak Fahmi tidak tega melihat bapaknya lemah
"Istirahat dirumah aja, itu jauh lebih baik" sahut pak Min
"Pak, jujur sama kita. Ibu kemana?" tanya Fatimah
"Bapak juga nggak tau, teh" jawab pak Min apa adanya
"Apa bapak dan ibu menyimpan rahasia?" cecar Fatimah
"Setau aku ibu yang punya rahasia" Fahmi menimpali
"Fahmi" tegur pak Min
"Maaf ya pak, kali ini Fahmi nggak bisa menutupi semua nya. Walaupun nggak punya bukti tapi aku pernah beberapa kali melihat ibu jalan dengan laki-laki lain, aku udah cerita pada aa Agus, tetapi aa bilang harus cari bukti yang kuat asal nggak jadi fitnah" tutur Fahmi
"Berapa kali melihat ibu jalan dengan laki-laki?" Fatimah ragu dengan cerita Fahmi
"Kurang lebih 3kali, yang kedua kali itu aku mengikuti ibu, gara-gara penasaran saat melihat pertama kali" ucap Fahmi melihat bapaknya
Apa iya ibu tega menduakan bapak. Bapak tau banyak kurangnya, apa ini alasan pak Sumitro melakukan kekerasan dalam rumah tangga juga. Ibu dan bu Sarah sama-sama bermain di belakang. Pikir pak Min
"Pak, nanti teteh cari tau lagi ya. Takutnya Fahmi salah lihat" ucap Fatimah menenangkan pak Min
"Mana mungkin aku salah lihat, itu jelas nyata kalau ibu jalan dengan laki-laki berjas" bantah Fahmi
"Sudah, bapak lebih percaya ibu" pak Min menengahi
"Tapi, pak..." ucap Fahmi terhenti
"Dek, jangan membuat suasana menjadi panas. Bapak lebih mengenal ibu, pasti bapak tau yang terbaik" tegur Fatimah
"Aku akan cari ibu kalau begitu, di kost yang kemarin aku temui. Bisa jadi itu tempat selingkuhan ibu" Fahmi kesal
"Tunggu saja ibu dirumah, hari ini bapak ingin kumpul sama kalian walaupun tanpa ibu dirumah" pak Min mencoba menghalangi Fahmi untuk pergi
"Apa bapak nggak penasaran, semenjak main sama bu Sarah, ibu itu berubah dari sikap dan sifatnya. Yang dulu lembut sekarang nggak ada kelembutan itu lagi" ucap Fahmi
"Kita sudah dewasa, Mi. Masa mau di manja terus sama ibu, semua itu ada masa nya" Fatimah
"Teteh harusnya sadar kalau ibu berubah, mimpi ku semalem adalah ibu menumbalkan teteh agar mendapat kekayaan dan kekuasaan" Fahmi dengan suara lantang
"Tumbal?" pak Min dan Fatimah terkejut
"Iya, kalian berdua jadi tumbal, semua karena ulah ibu dan ambisi ibu yang ingin cepat kaya raya banyak uang, hidup hedon" ucap Fahmi menceritakan dari awal mimpinya hingga akhir
"Berapa kali teteh bilang, itu hanya bunga tidur" Fatimah
"Aku yakin itu bukan sekedar bunga tidur, tapi sebuah petunjuk apa yang ibu lakukan selama ini. Fahmi yakin 100%" kekeh Fahmi
"Jangan takabur dek, kamu secara nggak langsung menuduh ibu" Fatimah membela sang ibu
"Susah sekali bicara sama teteh dan bapak, aku akan terus mencari bukti agar kalian bisa melihat bahwa ibu memang melakukan kesalahan yang sangat fatal" bentak Fahmi
"Turunin nada bicara mu di depan teteh dan bapak. Kami orang yang lebih tua dari mu, dari awal teteh sama bapak nggak menaikan nada suara lalu kenapa kamu meninggikan suara. Sudah merasa hebat, iya." marah Fatimah
"Maaf atas kelakuan Fahmi hari ini" ucap Fahmi
"Kita ini lagi diskusi, jadi bicara aja baik-baik sekalian kita juga cari solusi yang terbaik untuk semuanya, terutama bapak dan ibu" Fatimah mengingatkan adiknya agar berbicara tanpa nada tinggi di depan bapak.
"Fahmi harap bapak jujur pada teteh dan juga aku" sahut Fahmi
"Tunggu kondisi bapak membaik, baru kita membahas ini lagi" usul Fatimah
"Bapak cuma bisa bilang, kalian harus tetap jaga diri dan saling menguatkan satu sama lain, jangan pernah meninggalan saudara-saudara mu" ucap pak Min
"Inshaallah Fahmi akan menjaga semua nya" Fahmi dengan keyakinan yang luar biasa
"Teteh juga akan selalu jaga diri jadi tenang saja ya" Fatimah
Aku harus ketemu dengan Mutiara, dia pasti paham apa yang sedang terjadi dengan keluarga ku, terutama bapak dan ibu yang seperti nya menyembunyikan sesuatu. Gumam Fatimah
✉️ Fatimah
Assalamualaikum, Tiara apa kamu ada waktu? Aku mau minta maaf atas kejadian waktu itu. saat kamu bilang begitu aku sangat terkejut dan bingung apa yang harus aku lakukan, dan aku juga yakin kalau ibu ku nggak mungkin melakukan pesugihan.
Tetapi hari ini mendengar cerita dari Fahmi, aku mulai mencerna nya, aku mau minta tolong sama kamu, Mut
Semoga saja Mutiara masih mau berteman dengan ku. pikir Fatimah
Mutiara memang tidak memegang ponsel, dia lagi sibuk membuat kue dengan Nur dan juga mama nya.
Minggu depan juga Mutiara sudah harus kembali ke luar negeri untuk meneruskan usaha papa nya yang ada disana sekalian Mutiara mau mengambil gelar doktor.
Fatimah meminta bapaknya untuk beristirahat agar tubuh nya kembali segar.
"Dek, ada yang mau teteh bicarakan" ucap Fatimah pelan
"Apa?" Fahmi serius
"Kamu kenal teman teteh yang bernama Mutiara?" tanya Fatimah
"Lupa orangnya, untuk nama aku ingat banget" jawab Fahmi
Fatimah bercerita apa yang dikatakan Mutiara, sehingga sekarang rombongan Nur sudah tidak mampir lagi untuk makan siang di kedai.
Fahmi begitu serius mendengar cerita kakaknya, dia semakin yakin bahwa mimpi nya semalam itu sebuah tanda untuk berhati-hati terhadap ibu nya.
"Berarti kita harus hati-hati sama ibu, karena mimpi ku kakak menjadi tumbal" ucap Fahmi
"Bersikap biasa saja, awas ibu curiga" sahut Fatimah
"Aku akan tetap menyelidiki perselingkuhan ibu juga" ucap Fahmi
"Kamu yakin itu ibu, dek. Atau kamu memang salah lihat aja" Fatimah memastikan kembali
"Aku sangat yakin, teh. Kemarin-kemarin ibu selingkuh dan laki-laki itu selingkuhan ibu karena dia kaya raya bisa membelikan barang mewah untuk ibu" gereget Fahmi
Bersambung...
...🥦Happy Reading🥦...
Nah Fatimah mulai curiga tuh jangan jangan apa yang di katakan Mutiara benar
mungkinkah itu saudara kembarnya si indomaret??? 😆😆😆