Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.
akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cemburu?
Beberapa menit berlalu dan waktu pun sudah menunjukan pukul 7 kurang 15 menit, akhirnya aku baru saja menginjakan kaki ku di ubin parkiran sekolah Nol Satu. setelah semua barang tadi sudah kuletakan di kontrakan, akupun segera menuju tempat ini.
sekilas aku melihat ke sisi lain. tempat dimana mobil mereka sudah terparkir ditempat biasanya, pertanda jika Dea dan yang lainnya pastilah sudah datang lebih dulu.
awalnya aku niatkan untuk segera menuju ke ruang kelas, namun keinginan itu langsung ku gugur kan setelah sebuah penampakan indah tiba tiba menghiasi pagi ku kali ini.
"gadis kopi?"
tidak salah lagi, dia adalah wanita yang kemarin menyiramku dan gadis yang sama yang juga aku temui di rumah Reygan! jadi dia juga sekolah disini? kenapa aku baru tau di Nol Satu ada sosok indah sepertinya? ini tidak bisa dilewatkan begitu saja, aku harus cari tau lebih lagi tentang dia.
senyumku langsung merekah lebar seraya mulai berjalan mendekati sosok yang baru saja turun dari mobil merah nya.
"apa yang sedang dia lakukan di dekat gedung kesenian? apa dia salah satu peminat ekstra itu?".
aku tengah berdiri dan menyembunyikan tubuhku di balik pilar gedung tak jauh di belakang nya. aku memang sengaja mengikis jarak dengan gadis ini, tidak mungkin aku terang terangan menampakan diri jika aku sedang mengikutinya. bisa bisa dia tidak nyaman dan malah menuduhku sebagai menguntit. walaupun itu memang benar adanya haha.
namun tak lama dari itu, tiba tiba munculah sebuah pemandangan yang pada akhirnya langsung menjadi tamparan keras untuk diriku.
"harusnya kau tidak disini Ell. apa yang kau harapkan dari gadis itu? dia sudah berpemilik. dan bahkan mereka juga satu sekolah dan satu atap haha"
dengan mata kepalaku sendiri aku melihat bagaimana akrabnya Reygan dan gadis kopi itu. mereka menukar senyum satu sama lain dan bahkan Rey tak segan menyentuh pucuk kepala dia, hal manis yang selalu dilakukan oleh pasangan kekasih pada umum nya.
tidak ingin semakin menyiksa hatiku lagi, aku urungkan niat ku lama lama disini, dengan langkah cepat aku berbalik arah dan berjalan menuju kelasku.
kenapa dengan diriku lagi? ada apa ini? kenapa rasanya nyeri tapi sialnya aku tidak tau letak sakit nya dimana? dibagian apa dan bagaimana cara mengobatinya? sebelumnya aku tidak merasakan hal ini. bahkan ini kali pertama aku tidak bisa mengatur moodku! aku harus cari tau apa yang terjadi dengan tubuhku akhir akhir ini. ya! nanti lepas sekolah aku akan periksakan ini ke dokter.
sepanjang lorong menuju kelas, aku masih saja berusaha keras menyingkirkan bayangan gadis itu. senyumnya, tatapan nya bahkan wajahnya kenapa terus berputar di otak ku.
"nongol juga itu anak"
"Elliooosss!!!!"
tepat pertama kali aku memasuki ruang kelas, tiba tiba suara Dea nyaring memanggil nama ku. aku menanggapi nya datar dan masih santai berjalan menuju kursi ku.
"kemana aja sih! ditunggu juga dari tadi"
seolah tidak mengizinkan aku bernafas bebas, masih saja Dea antusias menyecar dengan segala ucapan nya.
"ada apa?"
"OMG HELLOOW!!! masih nanya ada apa? ya jelas lah aku ingin tau tentang Rey....."
"nanti saja. aku malas membahas nya"
"ih... kenapa ga sekarang aja sih! udah penasaran tauk!!!"
sepertinya percuma saja aku mengode Dea agar tidak membahas ini disini, dia tidak akan peka dengan posisi Teo yang sejak tadi memperhatikan nya. bagaimana bisa aku membahas pria lain sedangkan Teo menaruh hati pada bocah cerewet ini.
"De? nanti saja. bu Iin sudah datang. berbaliklah ke depan"
pucuk dicinta penyelamat pun tiba. disaat aku ingin mencari alasan apa lagi untuk menyangkal permintaan Dea, ternyata disaat bersamaan guru yang memang dijadwalkan mengajar pagi ini ternyata sudah datang dan langsung berjalan menuju kursinya. sontak saja ini membuat Dea dan murid lainnya langsung membenarkan duduk nya dan mulai fokus pada jam pelajaran yang akan berlangsung.
"Ell? apa pembicaraan kalian tadi tentang Reygan?"
satu musnah, satu lagi masalah muncul. Dea mereda, kini malah Teo yang berganti membahas masalah ini. meski laki laki ini tengah berbisik kearahku, namun dengan sangat jelas aku bisa mengerti arah pembicaraan Teo kemana.
"hm"
hanya itu jawaban yang aku berikan. entah dia mengartikan sebagai apa tapi aku sudah mati kutu mencari alasan tentang Reygan
"memangnya ada apa dengan dia? Dea masih saja mengejar dia ya? apa malah mereka sudah jadian Ell? atau...."
"sstt... kau ini mikir apa? sudahlah kita belajar dulu. masalah sepele seperti ini dibahas nanti saja"
"aku tunggu"
setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara kami. aku dan Teo sama sama fokus mengikuti jalan nya pelajaran.
*****
POV AUTHOR
3 jam kemudian,
Kriiingggg........ Krrinnggg....
bel panjang dibunyikan 2 kali, pertanda jam istirahat pertama sudah tiba. 30 menit adalah jeda waktu untuk para siswa dan siswi menghabiskan waktu istirahat ini.
jika mayoritas siswa langsung berhambur keluar kelas, maka ini sebuah pengecualian untuk Ellios. belum sempat beranjak dari kursinya, Ell sudah disambut oleh Dea yang langsung berdiri di samping meja mereka atau lebih tepatnya dekat dengan kursi Teo.
"boleh pinjam Ell?"
"si... silahkan"
"silahkan tapi kau tetap disini. tepi, aku ingin duduk di kursimu"
ucap Dea kembali seraya masih menatap kearah Teo yang hanya duduk dan mendongak kearah nya.
"baik..."
Srakk!!!
langsung saja Teo berdiri dari kursi itu, namun laki laki ini tidak langsung beranjak pergi. melainkan dia berdiri dan langsung mengelap kursi tersebut dengan ke dua telapak tangan nya.
"si... silahkan De. i.. ini sudah bersih"
perlakuan Teo ini jelas mengundang senyum dari Ellios. dengan susah payah nya Ell mencoba menutupi ekspresi tersenyum nya agar Teo tidak merasa semakin gugup lagi di depan wanita nya. namun lain dengan Ellios, tanggapan Dea malah hanya menautkan ke dua alisnya seolah bingung dengan apa yang barus saja dilakukan oleh Teo.
"a.. aku permisi dulu, maaf"
merasa dirinya ditatap intens oleh Dea, Teo akhirnya memilih langkah lari tunggang langgang menjauh dari tempat ini, seolah Teo tidak lagi peduli dengan alam sekitar.
"bocah aneh. apa sih yang dia lakuin barusan?"
Dea menatap kepergian Teo seraya hanya menggelengkan kepala sajaa.
"kau yang tidak peka atau pura pura tidak mau tau?"
Ellios tersenyum seolah menyindir kearah Dea.
"apaan sih Ell"
"jelas saja kau sudah diperlakukan seperti ratu oleh Teo. masih saja tutup mata De?"
"dih!! siapa juga yang menyuruh dia demikian? jangan berlebihan deh. aku malah tidak suka di perlakukan secara berlebihan!"
mendengar jawaban Dea yang sedikit menunjukan penolakan terhadap tingkah Teo, Ell pun seketika merubah ekspresinya menjadi datar dan dingin.
"cara orang menunjukan cinta nya itu berbeda beda De. jangan disama ratakan dengan pemikiran mu. kau tidak akan tau seberapa berusahanya dia mendekatimu. bagaimana jika pernyataan mu itu ku balik? kau yakin Reygan suka dengan caramu mendekati nya seperti ini?"
Degg!!!.....
Dea terlihat diam terpaku. pernyataan Ellios tidak bisa lagi dijawab sepatah katapun. bahkan yang tadinya Dea sangat antusias dengan cerita Ellios, kini gadis ini hanya diam tak bergeming
"Ell? kenapa jadi jahat gini sih ucapan mu?"
Kristal yang posisinya lebih dekat dengan Ellios dan Dea ini pun langsung mengomentari situasi mereka.
"aku hanya ingin lebih dekat dengan kak Rey Ell, tidak berharap lebih kok. aku sangat mengagumi nya, sebatas harapan itu. tapi jika pendapatmu caraku ini sangat murahan, tidak papa, aku tidak akan tersinggung. mungkin itu memang benar adanya"
'sepertinya aku salah berucap. aku sudah melukai hati Dea. sungguh ini bukan diriku. kenapa aku menjadi sensitif saat mendengar nama Reygan? apa ini karena masalah tadi pagi? tidak... tidak.. aku tidak nau hanyut lebih jauh lagi. kesampingkan perasaan mu Ellios! ingat misi awal mu apa? SEMUA UNTUK DEA!!'
beberapa detik Ellios mengutuk dirinya sendiri di dalam hati nya, kini gadis itu ikut bangkit menyamakan posisi Dea dan Kristal
"aku tidak bermaksud demikian De, sungguh. aku hanya..."
"tidak papa. aku maklumi kok"
"tidak. kau pasti marah padaku"
"tidak Ell. aku tidak marah"
meski senyuman Dea sudah dia berikan pada Ellios, namun tetap saja Ell lebih paham jika senyuman itu tidak setulus biasanya.
"kita kenal tidak hanya hitungan hari. aku paham segala ekspresi mu Dea. dan kali ini kau jelas menahan kecewamu"
"sudahlah aku tidak papa. mungkin karena ini tanggal merah ku. jadi aku saja yang sedikit sensitif"
"mau ice cream?"
tiba tiba celetuk Ellios diluar dugaan ke 4 sahabatnya termasuk Dea juga
"Ell? lo gak salah bertingkah gini? OMG helloww seorang Ellios berlagak sok manis. pfftt... kesambet ape lu tong"
"diem Cel. aku sedang mencoba membujuk Dea agar tidak kecewa lagi padaku"
"cih!! jadi hanya Dea doang noh yang kau belikan ice cream?".
"yayaya kalian juga ayo. kalau hanya ice cream aku mampu. asal jangan minta traktiran ke resto cina. saat ini aku tidak pegang uang lebih. aku sudah habiskan uang ku untuk menyewa kontrakan"
"apa Ell? kontrakan? kamu pindah rumah Ellios?"
yang sedari tadi hanya diam dan memperhatikan, kini Lily langsung membuka pembicaraan dengan antusias nya
"ya".
"masalah mu belum selesai dengan keluargamu?"
"tidak ada masalah Kris, aku hanya ingin mandiri"
"kenapa tidak cerita pada kami? bukan kah aku sudah bilang kemarin? kita sahabat!!"
"aku tidak bermaksud lupa. tapi sejauh ini aku masih bisa handle Kristal, tenang saja"
satu kedipan mata dari Ellios kini dia berikan kearah Kristal.
"kau butuh uang berapa Ell? aku punya tabungan lebih di kartu debit ku. kenapa kau diam saja dan menanggung ini sendirian? maaf, aku malah sibuk mengurus masalah ku sendiri tanpa tau jika kamu juga tengah menghadapi masalah seberat ini. Ell,, aku sungguh minta maaf"
"sisihkan uang tabungan kita dan kita berikan pada Ellios"
"ide gila mu tidak masuk akal sama sekali Celine!! aku akan sangat marah jika sampai itu kalian lakukan!"
pertegas Ellios kearah Celine dan ke 3 teman lainnya.