Kisah perjuangan hidup gadis bernama Cahaya yang terpaksa menjalani segala kepahitan hidup seorang diri, setelah ayah dan kakak tercintanya meninggal. Dia juga ditinggalkan begitu saja oleh wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini.
Dia berjuang sendirian melawan rasa sakit, trauma, depresi dan luka yang diberikan oleh orang orang yang di anggapnya bisa menjaganya dan menyayanginya. Namun, apalah daya nasibnya begitu malang. Dia disiksa, dihina dan dibuang begitu saja seperti sampah tak berguna.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Akankah Cahaya menemukan kebahagiaan pada akhirnya, ataukah dia akan terus menjalani kehidupannya yang penuh dengan kepahitan dan kesakitan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 Nasehat Bunda
"Pak Kai, ini laporan proyek yang kita bahas dalam pertemuan minggu lalu."
Kai mengambil file laporan itu dari tangan kliennya.
"Hmm, ini sudah oke. Tidak ada yang perlu di ubah. Dan proyeknya sudah bisa dimulai akhir pekan ini." ucap Kai.
"Syukurlah. Proyek ini merupakan proyek pertama saya sejak diangkat sebagai sekretaris." tutur wanita cantik yang memakai rok mini dengan belahan di pahanya itu.
"Kalau begitu semoga proyek ini sukses, bu Tina." ucap Kai
"Tentu akan sukses, pak Kai. Tapi, bagaimana kalau kita ngobrol sambil makan malam di restoran. Saya punya rekomendasi restoran yang bagus banget dan makanan mereka terkenal enak. Kebetulan juga malam ini mereka menyediakan menu istimewa."
Wanita bernama Tina itu menggeser duduknya mendekati Kai dan sengaja memperlihatkan paha mulusnya.
Anita yang sejak tadi berdiri di samping Tina pun tersenyum sinis pada wanita ganjen itu yang mencoba menggoda boss nya.
"Aduh, maaf bu Tina. Tapi, malam ini saya sudah ada janji dengan seseorang yang sangat istimewa." tolak Kai yang membuat Tina terdiam kecewa.
"Saya harus kembali bekerja, jadi saya rasa bu Tina boleh pergi sekarang!" Seru Kai dengan nada suara lembut.
Dengan raut wajah kesal, Tina pun bangkit dari duduknya dan melangkah cepat meninggalkan ruangan Kai diantar oleh Anita sampai ke depan pintu.
"Cantik dan menggoda loh boss. Biasanya langsung terobos aja." sindir Anita yang sudah mendekat ke meja Kai.
"Saya sudah berjanji pada dua wanita istimewa dalam hidup saya untuk tidak melakukan hal hal seperti itu lagi, Anita."
"Oo, jadi sekarang boss seorang pria yang punya prinsip."
"Jelas. Sebagai pria sejati, saya harus punya prinsip dan memegang janji saya."
"Bagus deh. Nyonya Azizah pasti bangga banget punya putra hebat seperti boss."
"O tentu pasti dong."
"Tapi, kenapa boss tidak kunjung mengenalkan kekasih boss itu pada nyonya. Boss tau, nyonya menelpon saya untuk menanyakan siapa kekasih boss yang selalu boss telpon setiap ada kesempatan. Bahkan nyonya bilang, boss selalu menelpon setiap malam untuk menemani kekasih boss itu sampai dia tertidur."
Kai tersenyum mendengar celotehan sekretarisnya itu. Benar, dua minggu terakhir Kai hanya bisa bicara dengan Aya melalui panggilan telepon. Itu karena Aya tidak ingin bertemu dulu. Alasannya karena dia sibuk dengan tugas tugasnya.
"Saya menelpon setiap saat, bahkan jika tidak ada waktu sekalipun, akan tetap saya sempatkan untuk menelponnya." ucap Kai memberitahu Anita.
"Baiklah, kalau begitu segeralah kenalkan pada nyonya. Supaya nyonya tidak mengganggu saya lagi." ucap Anita sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan Kai.
Begitu Anita pergi, Kai pun langsung menelpon Aya yang sedang berada di kampus.
"Halo cantik."
"Ada apa?"
"Sudah makan belum?"
"Belum."
"Mau makan apa? Makanan cina, korea, jepang. Aku akan pesankan untuk kamu seorang. Apapun itu akan aku lakukan asal kamu bahagia."
"Oh baiklah, kalau begitu pergilah ke Jepang, belikan makanan untukku langsung ke sana. Bagaimana? Apa anda bisa melakukannya tuan Kai?!" tantang Aya.
"Oh tentu cantik. Sekarang juga aku akan terbang ke Jepang."
"Gila. Ya udah, aku mau masuk kelas dulu. Bye."
Panggilan berakhir dan Kai tersenyum gemas. Entah mengapa, semakin hari semakin dia jatuh cinta pada Cahaya.
Hp nya berdering, panggilan dari Aya yang langsung dijawabnya dengan cepat.
"Aku mau makan bakso aci." ucap Aya dan panggilan kembali berakhir.
Kai menggeleng sambil tersenyum. Lalu kemudian dia mencari tahu dimana dia bisa mendapatkan bakso aci yang enak dan pasti disukai oleh gadisnya.
~
~
~
Sore ini Ken pulang lebih awal dari sebelumnya. Sengaja, karena dia ingin bicara pada bundanya tentang sosok kekasih kakaknya.
"Bontot bunda udah pulang." sambutnya dengan pelukan hangat.
"Capek ya Ken?"
"Iya bunda. Hari ini begitu banyak pekerjaan."
"Kasiannya anak bunda." menepuk nepuk pelan punggung Ken.
"Bunda, aku mandi dulu ya."
"Iya mandi sana, bau asem."
Ken segera menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Kemudian dia menghampiri bundanya yang asik memandang ikan ikan hias di kolam ikan samping rumahnya.
"Bunda lagi ngasih makan ikan ya?"
"Iya nih. Ikannya makin banyak loh dek."
Ken mendekat, lalu ikut melempar makanan ikan kedalam kolam yang langsung diserbu oleh ikan ikan itu.
"Bunda."
"Iya, dek."
Ken duduk di kursi kayu di pinggir kolam, sebentar kemudian bunda pun ikut duduk di dekatnya.
"Bunda tau kan mas Kai sudah punya pacar?"
Pertanyaan itu membuat Azizah sedikit terkejut dan tampak gugup, tapi kemudian dia mengangguk pelan.
"Mas Kai boleh pacaran. Kok aku gak boleh sih bunda."
"Dek, bukan begitu maksud bunda." Azizah menggenggam tangan Ken erat.
"Lalu apa bunda? Buktinya bunda gak ada tu nyuruh mas Kai buat putusin pacarnya."
"Ken... bunda gak menyetujui mas mu pacaran. Bunda hanya mencoba memahami mas mu yang katanya dia akan segera menikahi gadis itu. Lagi pula mas mu sudah diusia siap menikah. Mas mu juga sudah cukup matang untuk menikah."
"Ya aku juga serius sama Anggi, bunda. Aku gak hanya sekedar pacaran aja. Aku juga mau menikahi Anggi."
"Ken, bunda minta maaf ya nak. Bunda tahu kamu pasti mikir bunda pilih kasih. Tapi sebenarnya tidak nak. Bunda tidak membeda bedakan kalian sama sekali."
"Lalu apa alasan bunda mengizinkan mas pacaran sementara aku tidak boleh!" ujarnya dengan nada suara yang tinggi.
"Mas mu itu nakal, Ken. Bunda memberi mas mu izin, karena dia berjanji akan meninggalkan kebiasaan nakalnya dan hanya fokus pada gadis yang dia cintai itu..."
"Apa bunda sudah mengenal seperti apa gadis itu?" tanya Ken yang membuat Azizah menggeleng cepat.
"Aku tahu gadis itu bunda. Aku tahu seperti apa latar belakangnya dan dia gak cocok sama sekali dibawa masuk ke keluarga kita!" seru Ken menjelaskan.
"Kamu kenal pacar mas mu?"
"Iya bunda. Dia bukan gadis baik baik."
"Mas mu juga bukan pria baik baik."
"Tapi bunda, gadis itu murahan. Dia tidak jelas. Dia gila uang, aku yakin dia juga hanya ingin uang mas Kai saja." tutur Ken mengatakan apa yang dia ketahui tentang Cahaya.
"Ken, bukankah bunda selalu memberitahumu, nak. Kita tidak boleh menghina atau merendahkan orang lain dalam situasi apapun. Lagi pula bisa saja apa yang kamu tahu berbeda dengan apa yang sebenarnya."
"Tapi dia benar benar cewek murahan bunda. Dia bekerja di bar sebagai gadis pengantar minuman..."
"Ken, dengar bunda baik baik nak." Azizah menggenggam kedua tangan Ken dan meminta Ken menatap matanya.
"Layaknya manusia biasa pasti punya masa lalu yang kelam. Namun, kamu harus tahu, tidak semua manusia yang terlihat baik tidak punya masa lalu yang suram. Tidak pula manusia yang memiliki masa lalu yang suram tidak memiliki masa depan yang cerah. Semuanya sudah diatur dan ditakar dengan baik oleh Allah, nak. Jangan menilai buruk seseorang yang tidak kita kenal dengan baik. Bisa jadi justru dialah orang yang dikasihi oleh Allah." tutur Azizah sangat hati hati dan memberi pengertian pada putra bungsunya.
"Cobalah untuk mengenalnya lebih dekat dulu, barulah memberi penilaian."
Ken pun terdiam. Tapi meski bagaimanapun dia tetap tidak menyukai Cahaya dan tidak akan mengizinkan Cahaya menjadi bagian dari keluarganya.
Semangat kakak Author, ditunggu kelanjutannya 💪
Author berhasil membuatku menangis 👍
Semangat kakak Author 💪