NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:442
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Aku memang gak bisa tanya langsung sama Kak Devie alasan berakhir dengan Kak Fandi. Aku yakin itu akan melukainya tapi bisa saja karena gak percaya kalau aku sudah ikhlas" kata Winda pelan.

"Apa rencana kamu?"

"Aku akan berpikir dulu ya? Secepatnya aku akan menghubungi Kak Fandi lagi" kata Winda pelan.

"Ya. Jujur aku gak berharap banyak. Sepertinya cuma aku yang berusaha" kata Fandi pelan.

"Tolong. Berjuang sekali lagi untuk Kak Devie. Aku yakin Kak Devie juga sedih berakhir dengan Kak Fandi" kata Winda pelan.

Pukul 18.20. Mike sudah sampai di rumah Winda. Winda merasa heran Mike sangat rajin datang ke rumahnya hingga lebih awal dari jam yang ditentukan.

"Bukankah cuma 10 menit lebih awal? Kalau 30 menit wajar lo heran. Segitunya lo"

"Lo kenapa, sih? Sensitif terus sama gue" kata Winda dengan tersenyum heran.

Winda duduk di sebelah Mike.

"Lo yakin gak mau masuk ke dalam?"

"Gak perlu. Di sini lebih menyenangkan"

"Nanti dikira gue yang salah"

"Lo disalahkan siapa?"

"Orang tua gue. Gue salah menyuruh tamu duduk di luar"

"Memangnya ada?"

"Gak"

"Lalu?"

"Siapa tahu nongol?"

Entah kenapa Mike merasa kedua mata Winda menunjukkan rasa sedih meskipun wajahnya biasa saja. Menurut Mike Winda sengaja menyembunyikan rasa sedihnya.

"Gue mengajak lo datang sebenarnya untuk berterima kasih"

Mike merasa ingin tahu.

"Lo yang membuat gue sadar kalau semua yang dilakukan gue terhadap Kak Devie salah. Gimana juga Kak Devie kakak yang selalu gue anggap. Jarak kami dekat. Cuma dua tahun makanya gue merasa kalau cerita sama Kak Devie seperti terhadap teman" kata Winda pelan.

"Lalu?"

"Terima kasih banyak. Lo mau apa?"

"Memangnya gue melakukan semuanya untuk minta balasan?"

"Dari lo gue belajar ikhlas"

Mike melihat terus.

"Kenapa seketika suasananya jadi hangat?" kata Mike dengan tertawa pelan.

Winda tersenyum heran.

"Maksud lo?"

Mike berhenti tertawa.

"Lo benar menawarkan keinginan gue?"

"Ya. Gue serius. Mungkin mau keluar seperti yang lo katakan di chat"

Mike melihat terus Winda.

"Kenapa melihat terus?" tanya Winda heran.

"Gue cuma mau lo beritahu. Kenapa?"

"Kenapa?" tanya Winda dengan merasa tidak mengerti.

"Lo kenapa? Begitu maksud gue"

"Gue gak paham maksud lo. Kenapa jadi tanya begitu?" tanya Winda dengan merasa heran.

"Win"

Winda merasa ingin tahu.

"Gue memang...bisa dibilang gak begitu dekat dengan lo karena kita sempat putus komunikasi tapi lo tahu kalau setiap gue bicara dengan orang selalu melihat matanya. Mata lo terlihat kalau ada sesuatu"

"Gue..."

"Gue gak pernah lelah untuk jadi teman curhat lo" potong Mike pelan.

Winda mencibir.

"Yakin lo?"

Mike merasa heran.

"Gue serius" kata Mike meyakinkan Winda.

"Kenyataannya dulu gimana?"

"Gue itu gak mau sekedar jadi teman curhat lo tapi teman yang juga bisa menyadarkan ketika lo mulai bodoh"

"Tuh, kan?" kata Winda protes.

"Lo seharusnya beruntung ada teman yang seperti gue. Artinya peduli sama lo. Kalau cuma sekedar mendengarkan curhat buat apa?"

Mike menghela napas pelan.

"Meskipun cara gue kasar tapi gak semua orang bisa gue perlakukan seperti itu. Gue gak selalu peduli dengan teman cewek tapi sama lo beda karena gue merasa lo bisa jadi teman yang baik. Lo itu teman yang baik tapi untuk urusan cinta lo bodoh makanya gue ada untuk memberi tahu. Gue gak mau lo sampai sedih"

"Kenapa sikap lo jadi manis, sih?" kata Winda dengan tersenyum heran.

"Gak. Gue serius"

Melihat raut wajah Mike serius Winda jadi tidak enak.

"Lo serius?" tanya Winda pelan.

"Lo pikir?"

Mike berpikir sebentar.

"Sebenarnya gue gak sengaja ketika itu bicara gak guna berteman dengan lo. Gue terlalu emosi dan setelahnya gue merasa lo memang masih marah sama gue"

"Lo kasar"

"Ya. Kadang gue memang bisa kasar terhadap anak yang keras kepala seperti lo tapi bukan berarti gue merasa lo gak berguna"

Winda berpikir dan melihat ke depan.

"Ada apa?" tanya Mike pelan.

Winda berpikir lebih baik cerita atau tidak tentang perasaan yang sesungguhnya.

"Gue baru tahu...Kak Fandi dan Kak Devie putus" kata Winda pelan.

Mike melihat terus Winda.

"Gue...mau membantu mereka untuk kembali" lanjut Winda pelan.

Winda menoleh dan melihat Mike dengan pelan.

"...tapi sebenarnya hati gue...sangat sakit...sangat sedih" kata Winda tidak semangat.

Mike terdiam untuk sesaat dan akhirnya bicara.

"Itu namanya lo belum ikhlas" kata Mike pelan.

"Gue gak mau egois lagi" lanjut Winda pelan.

Mike berpikir sebentar.

"Ya"

Mike mengangguk.

"Gue dukung lo. Waktunya lo juga membahagiakan kakak lo" lanjut Mike pelan.

"Lo gak sendiri. Gue akan menemani lo" pikir Mike.

Winda memikirkan perkataan Mike.

"Ya. Jadi gue memang harus membantu mereka walaupun hati gue sendiri sakit" pikir Winda pelan.

"Lo kuat. Lo bisa" kata Mike memberi semangat.

Winda merenung. Pukul 21.10. Mike baru sampai di rumah dan sudah ada di dalam kamar. Mike memikirkan masalah Winda dan akhirnya menghela napas.

"Rumit. Rumit. Cinta itu memang rumit" pikir Mike dengan mengusap sebentar wajahnya.

Keesokan harinya. Sekolah berjalan seperti biasanya. Pukul 18.00. Devie mengetuk sebentar pintu kamar Winda.

"Win"

"Ya, Kak?"

Devie membuka pintu kamar Winda.

"Lagi apa?"

Winda segera menutup ruang chat dengan Fandi.

"Gak ada. Aku cuma chat dengan teman. Kenapa, Kak?"

"Aku mau keluar. Lapar" kata Devie pelan.

"Bibi gak masak, Kak?"

"Belum matang tapi aku sangat lapar" kata Devie dengan menghela napas.

Winda berpikir.

"Gimana kalau aku menemani Kak Devie? Kak Devie mau makan di mana?"

"Di mana saja. Pokoknya makan. Kamu ada tempat?"

"Ada. Tempat itu pernah aku datangi bersama Novita. Makanannya lumayan enak"

"Boleh. Gak jauh, bukan? Aku sudah sangat lapar"

"Cuma 15 menit dari sini. Semacam Food Court. Jadi Kak Devie juga ada pilihan menu yang banyak"

"Kalau begitu kita langsung berangkat saja"

"Ya. Aku tunggu di luar ya?"

Devie mengangguk dan berjalan pergi lalu Winda segera mengambil handphone dan chat kepada Fandi.

Winda : Kak, kebetulan aku akan pergi dengan Kak Devie. Kita bertemu di Food Court dekat rumahku. Gunakan kesempatan ini untuk kembali dengan Kak Devie tapi aku belum bilang kalau kita janjian. Nanti setelah Kak Fandi datang aku akan beritahu kalau aku yang menyuruh Kak Fandi datang

Winda berpikir sebentar.

Winda : Kak Fandi harus segera datang. Aku tunggu

Fandi membaca chat Winda.

Fandi : Ok. Aku akan segera menuju ke sana

Winda : Nanti aku juga akan sharelock

Fandi : Ok

Winda menghela napas pelan dan jadi memikirkan perkataan Mike.

"Lo kuat. Lo bisa"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!