NovelToon NovelToon
Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: lizzalizawien

" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sama cantiknya

Pagi ini Senja datang ke hotel tanpa memberitahukan Aiden karena sudah di berikan kunci kamar oleh Aiden. Senja datang tanpa minta di jemput karena tahu tadi malam Aiden pasti sibuk kerja. Perbedaan waktu yang cukup jauh antara Swiss dan Indonesia memaksa Aiden harus tetap bekerja sampai malam.

Semburat senyuman di wajah Senja merekah, menatap wajah polos Aiden saat tidur. Garis alis yang hitam kecoklatan tebal, hidung mancung dengan lengkung di tengah, bulu mata lentik, bibir kemerahan sedikit tebal di bagian bawah. Wajah putih mulus dan  terawat. Sungguh indah pemandangan di depan mata bagi Senja. Senja berjongkok di samping tempat tidur Aiden. Menatap lekat wajah Aiden yang masih terlelap. Senja masih belum sepenuhnya menyangka jika secepat ini Ia jatuh hati pada Aiden. Seseorang yang bahkan hanya dalam hitungan hari bisa membuatnya terpukau. Perasaan yang membuatnya terus berbunga-bunga setiap bertemu dengan Aiden. Layaknya seperti anak SMA yang baru jatuh cinta. Seperti itulah gambaran hati Senja saat ini. Tersenyum-senyum sendiri menatap wajah Aiden.

" Aku tahu aku tampan, jangan terlalu lama menatapku. Nanti kau semakin jatuh cinta"

" Ahh, Oppa sudah bangun" Senja hendak berdiri, namun tangannya di tahan Aiden dan tertarik hingga Ia ikut terduduk di ranjang itu. Aiden memeluk Senja dari belakang.

" Mau kemana? Kau sudah membangunkanku tapi malah pergi begitu"

" A..aku cuma mau ke kamar mandi"

" 10 menit, biarkan aku seperti ini"

" Ta..tapi.."

Aiden diam tak bergeming, kepalanya di sandarkan ke bahu Senja. Memejamkan matanya sembari melingkarkan lengannya yang besar di atas dada dan perut Senja.

" Oppa, ada apa? Kenapa diam?

" Biarkan aku sebentar mengurangi sesak di dadaku"

" Sesak kenapa?" Senja berbalik meraih wajah Aiden. Aiden memundurkan dirinya bersandar di headboard tempat tidurnya.

" Sesak karena menahan merindukanmu" Aiden kembali memeluk erat Senja.

" Astaga ku pikir kau kenapa" Aiden membenamkan wajahnya di bahu Senja. Menciumi aroma rambut Senja yang harum.

" Kenapa wangimu sangat enak?"

" Hum?? Wangi? Wangi yang mana? Di leher atau di rambutku?"

" Semuanya " Aiden Bersandar di kepala Senja.

" Oppa...Oppa masih mengantuk ya? Jam berapa tidur semalam?"

" Tidak tahu? Aku sibuk meeting sampai tidak melihat jam. Kurasa aku tidur hanya 3 atau 4 jam"

" Apa ada masalah?"

" Sedikit "

" Apa sudah selesai?"

" Belum"

" Lalu, apa Oppa harus kembali ke Swiss?"

" Tidak mau" Aiden menolak dengan nada manja masih di dalam pelukan Senja. Memejamkan matanya di leher Senja. Nafasnya yang turun naik berhembus di leher Senja membuat Senja merasa merinding.

" Oppa, jangan menghembuskan nafas di leherku"

" Kenapa? Apa aku bau?"

" Bukan, i..itu aa..agak geli" Bukannya berhenti Aiden malah menciumi leher Senja perlahan. Seketika bulu remang Senja bergidik. Senja langsung berdiri kaget.

" Heehgh...Oop..Oppaaa.."

" Hehehe...maaf. Kau menggemaskan sekali" Aiden keluar dari selimutnya lalu berdiri kemudian berjalan menuju kamar mandi. Senja keluar menuju kolam renang, duduk di bangku samping. Menghembuskan nafas dan memukul-mukul dadanya menarik nafas dan menghembuskannya kembali berulang-ulang. Memukul-mukul wajahnya agar tersadar. Aiden membuatnya jadi berpikiran yang tidak-tidak.

" Aku bisa gila terus-terusan di dekatnya. Kenapa jadi ikut-ikutan mesum begini. Dulu aku gak ada sama sekali keinginan seperti ini. Kenapa sejak bersamanya kemarin pikiranku jadi kotor begini. Ini semua gara-gara Aiden. Aku harus memarahinya nanti" Senja terus mengomeli dirinya sendiri dan menyalahkan Aiden.

Sementara itu Aiden sendiri lebih memilih mengguyur tubuhnya di bawah air. Mengutuk diri sendiri yang hampir menyerang Senja lagi. Senja benar-benar membuatnya candu. Setiap di dekatnya selalu ingin memeluk dan menciumnya. Tubuhnya pagi ini benar-benar bereaksi ingin meminta lebih, apalagi saat mencium leher Senja. Beruntung Senja langsung berdiri, kalau Senja sampai tak bereaksi mungkin hal terkutuk itu bisa terjadi begitu saja pikir Aiden.

" Apa ku nikahi saja Dia. Aku sudah tak sanggup menahannya" Aiden merasa sulit untuk mengendalikan diri jika sedang di dekat Senja. Selama ini dia tidak pernah merasakan hal seperti ini di dekat wanita manapun. Aiden merasa ini pertama kali baginya Ia benar-benar merasa menjadi laki-laki yang normal di dekat wanita.

Hampir 20 menit Aiden berada di kamar mandi. Senja yang menunggu cukup penasaran kenapa Aiden lama di kamar mandi akhirnya mengetuk pintunya.

" Oppa..apa masih mandi?"

" Yaa, sebentar..." Aiden lalu keluar masih memakai bathrobe-nya. Senja mundur dari pintu kaget karena Aiden belum berganti pakaian.

" Aku mau ambil baju dulu"

" Ee..ii..iya" perasaan canggung menjalar di antara mereka. Aiden buru-buru mengambil pakaiannya di lemari lalu kembali ke kamar mandi. Senja berlalu duduk ke sofa di kamar. Berpura-pura membuka handphonenya agar tak terlihat gugup saat Aiden melewatinya menuju kamar mandi.

Cklek...

" Kau sudah sarapan?"

" Belum"

" Aku telepon restaurant dulu, mau makan apa?"

" Kita makan di sini?"

" Terserah, atau mau makan di restoran hotel?"

" Sepertinya di sini saja" Senja lalu mengambil lembaran menu restoran yang ada di meja Aiden , memilih beberapa menu sarapan mereka.

Aiden dan Senja menikmati makan bersama, ditemani semilir angin pagi yang sejuk dari laut. Rasanya sangat betah tinggal di kamar itu. Selesai makan mereka duduk santai berdua di atas saung kecil yang berada di atas kolam renang. Senja bersandar di atas kedua lututnya, menatap Aiden yang sedang terpaku di depan laptopnya. Hari baru menunjukkan pukul 8 pagi, tetapi Aiden sudah sibuk dengan segudang pekerjaan dan sambil menelpon. Senja tak berani mengganggu, hanya menatapnya dalam-dalam. Ingin membantu, tapi Senja tak paham apa yang Aiden kerjakan. Isi laptop hanya gambaran design grafis milik Aiden yang sedang ditelitinya mulai dari ukuran dan semua detail sekecil-kecilnya. Kemudian beberapa slide foto ruangan yang mereka ambil beberapa minggu lalu di resort milik Mr. Andy. 

"Oh, sepertinya Oppa sedang menghitung biaya dan barang apa saja yang akan di kirim" Senja bermonolog. 

" Sayang, apa kau bosan?" Aiden meletakkan handphonenya setelah selesai menelpon. 

" Eh? Ohh, tidak tak apa, Oppa lanjutkan saja. Aku tak apa"

" Kesini, mendekatlah" Senja bergeser duduk d sebelah Aiden. Aiden merangkul pinggang Senja, mencium kening Senja dengan lembut. 

" Hari ini kita ke resort Mr. Andy lagi. Kau akan lihat beberapa ruangan sudah mereka cat. Aku ingin kau mengatur dekorasi kamar tamunya nanti"

" Hmm? Kenapa?"

" Nanti kalau aku sedang kesini, sesekali aku akan menginap di sana. Aku akan memilih  Kamar yang kau design dekorasinya"

" Tapi aku tak sepandai Oppa dalam mendekorasi yang aesthetic"

" Sentuhan tangan wanita yang ku cintai jauh lebih aesthetic di banding hasil dekorasiku"

" Oppaaa" Senja tersipu. 

" Aku pasti akan selalu merindukanmu saat di kamar itu nanti " Senja bersandar di bahu Aiden. Menatap layar laptop dengan sebuah gambar sebuah design kamar yang akan Senja dekorasi. Senja mulai membayangkan apa saja yang akan Ia taruh di ruangan itu. Senja tersenyum.

" Kenapa?" Aiden bertanya mengapa Senja tersenyum melihat foto design itu.

" Membayangkannya saja sudah terasa menyenangkan ya"

" Tentu, seperti itulah kepuasan yang aku rasakan setiap menggambar. Menuangkan semua ide dari setiap kunjungan ke berbagai negara"

" Benar, Oppa pasti banyak mendapat ide dengan berkunjung ke berbagai negara"

" Ide bisa muncul kapanpun, terkadang aku akan langsung menggambar di tabletku. Apa yang aku lihat aku tuangkan jadi lukisan atau dekorasi di dinding suatu tempat yang jadi project ke depannya. Kamera juga bisa jadi andalan saat sedang traveling. Dulu aku menggunakan DSLR kemana-mana. Sekarang lebih mudah dengan handphone"

" Pantas saja Oppa pandai memotret"

" Itu semua karena untuk pekerjaanku, tapi aku buka fotografer handal" Aiden tersenyum tipis.

" Tapi fotonya bagus-bagus Oppa"

" Hanya untuk hal-hal yang ku sukai pasti hasil fotonya akan bagus"

" Ahh" Senja tersipu, karena ingat Aiden pernah memotretnya dan hasilnya sangat bagus. Artinya Aiden memang sudah lama menyukai dirinya sejak awal pertemuan mereka"

" Kenapa?" Aiden melihat wajah Senja yang bersemu dan heran kenapa Senja menundukkan kepalanya. 

" Tidak, tidak ada apa-apa"

" Kenapa mukamu tambah memerah? Apa kau demam?" Aiden menyentuh dahi Senja. Tapi Senja tidak panas. 

" Tidak ada apa-apa Oppa. Hanya..aku menyadari sesuatu sekarang"

" Apa itu?"

" Apa Oppa memang sudah suka padaku sejak pertama kita bertemu?"

" Sepertinya memang begitu"

" Kapan Oppa menyadarinya"

" Sejak aku marah karena kau akan di pukul bajingan itu"

" Itu cepat sekali"

" Aku juga heran, bagaimana bisa aku menyukaimu secepat itu" Aiden tersenyum nakal.

" Kenapa Oppa tersenyum seperti itu? Oppa bohong ya?"

" Bukan, aku hanya menertawakan diriku sendiri. Begitu mudahnya aku terpesona karenamu"

" Oppa gombal"

" Huhm.." Aiden mendengus kesal.

" Kau masih saja menganggapku gombal"

" Hehehe..terlalu banyak kata-kata manis dari mulut Oppa. Aku yakin Oppa sudah sering mengatakan itu ke beberapa wanita di negara Oppa"

" Hahaha...kau mau tahu siapa wanita yang sering ku gombali?"

" Hah?? Apa ku bilang Oppa memang tukang gombal kan?"

" Sini ku beritahu siapa orangnya" Aiden mengambil handphonenya. 

" Tidak mau" Senja berbalik karena kesal.

Aiden mengotak-atik handphonenya membuka gallery fotonya, kemudian menunjukkan ke wajah Senja. Terlihat sebuah foto wanita cantik yang sudah berumur sekitar 50 tahun. Wanita berambut pirang dengan rambut panjang sepunggung, nampak sedang merangkul tangan seorang laki-laki. Aiden lalu memundurkan foto yang dia zoom tadi. Lalu terlihat wajah Aiden di sampingnya. 

" Dia wanita yang sering ku gombali dengan semua rayuanku"

" Ini Ibunya Oppa?" Senja memegang handphone Aiden menatap foto itu.

" Iya, ini Mommy ku"

" Cantik sekali"

" Iya, kau cantik sama sepertinya "

" Tidak, beliau lebih cantik. Sepertinya sangat keibuan dari wajahnya "

" Hehehe begitukah yang kau lihat?"

" Iya, sebagai sesama wanita aku lebih paham soal itu"

" Sepertinya kalian akan cocok kalau bertemu nanti"

" Hah?? Bertemu? Memangnya aku akan bertemu dengannya?"

" Mungkin, dalam beberapa minggu lagi"

" Ah? A..apa? Apa Oppa akan mempertemukan kami dalam waktu dekat?"

" Iya, Mommy sangat ingin ke Bali"

" Ka..kapan?"

" Nanti, kami harus mencocokkan jadwal Appa dulu"

" Oh..Humm.." Senja terlihat gugup setelah mendengarnya. Aiden memeluk Senja sejenak. 

" Aku tahu kau gugup, tapi aku yakin Mommy pasti akan menyukaimu. Mommy selalu mendukung apa pun yang aku sukai. Apalagi saat tahu aku menyukai seseorang, dia pasti akan mengagumimu"

" Benarkah?" 

" Tentu, aku saja hanya butuh hitungan jam sudah menyukaimu. Mommy paling tahu kalau aku selama ini tidak pernah punya pacar"

" Oppa, terima kasih"

" Terimakasih untuk apa?"

" Terimakasih sudah hadir dalam hidupku"

" Aku yang harusnya berterima kasih. Ku pikir selama ini aku tidak akan pernah jatuh cinta. Selalu di bayangi sosok Mommy yang cerewet dan tegas. Ternyata aku memang butuh sosok yang tegas tapi manja saat bersamaku"

" Oppaaa.." Senja memukul pelan dada Aiden.

" Aku suka kalau kau bersikap manja, itu semakin membuatku ingin terus memelukmu. Hegghh.." Aiden memeluk Senja dengan erat.

" Hehehe" 

" Ting..tong.." suara bel berbunyi.

" Siapa Oppa? Apa ada orang yang Oppa tunggu?"

" Tidak, sebentar ku buka dulu"

.

.

.

1
nurliana
😂🤣🤣 Natasa mati kutu kaan..
nurliana
Makin seruu ... Lanjuut thor 🥰🥰🥰
nurliana
Waah udah gool
nurliana
😂😂 Othor na kepedesan.. Harusna di panjangin thor
nurliana
Haaaaa manisnyaaa 🫠😊😊
nurliana
Waaahh calon ulet keket nih
nurliana
Aih sedikitnaa thor hhmm
nurliana
Uuuhh mantep tuh udah di tampol berapa kali ya...

Semangaat thor 🥰🥰
nurliana
Nah loh ngambek kan adieen
nurliana
Bingung komen naon nya
nurliana
Akhirna ketahuan juga ,, ga pake tempeh ,,
nurliana
Bacana kurang thor 😁 aga banyakan lagi yaa

🥰🥰🥰🥰🤗
nurliana
Waduh napa jadi berabe gitu...

Semangaat thor 🤗 🥰🥰🥰🥰
nurliana
Waah kasian gracia

Lanjuut 🥰🥰🥰🥰
nurliana
Halo semangat thor 🤗 di tunggu up selanjutna
nurliana
Thor dikit amat, baru baca bentar, selesai aja
nurliana
Ga jelas si reynold itu...

🤗🥰🥰🥰🥰
nurliana
Semangaat 🥰🥰🥰🥰
nurliana
😂🤣😂 Lagi kesel juga masih aja jail
nurliana
🥹🥹🥹🥲🥲 Aku juga terhuraa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!