NovelToon NovelToon
Tetesan Air Mata Anggrek

Tetesan Air Mata Anggrek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Menceritakan kisah seorang gadis malang bernama Anggrek. Gadis yang tak pernah diharapkan kehadirannya oleh siapapun termasuk ibu kandungnya sendiri.

Bahkan, gadis itu tidak mengetahui dimana keberadaan ayah kandungnya karena sang ibu selalu saja mengatakan jika ayahnya telah meninggal dunia. Bukan hanya keluarganya yang hancur, Anggrek harus menerima pahitnya kehidupan setelah masa depannya direnggut paksa oleh karyawan sang paman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Seminggu berlalu, banyak perbincangan yang dilakukan keluarga besar Eliana terhadap tawaran yang diajukan oleh pak guru. Untuk Anggrek sendiri, sebenarnya ia belum siap menikah dan hidup bersama orang baru yang tidak ia kenal sama sekali. Namun, dengan kelembutan hati Susi yang telah baik kepadanya membuat ia harus tunduk dan patuh.

Ia tak pernah merasakan kebaikan itu dari Susi dan kali ini Allah berikan kebaikan itu untuknya. Susi, sangat berubah. Ia tidak lagi ketus kepada Anggrek, bahkan ia berani bertanggung jawab atas kegagalan rumah tangga Anggrek kelak, jika benar pak guru bukan yang terbaik untuknya.

Pagi ini Anggrek bersiap-siap untuk merapikan rumah karena nanti siang ada pertemuan antara dirinya dan pak guru.

Semua orang sangat sibuk untuk menyambut kehadiran pak guru.

Anggrek baru saja selesai membersihkan kamarnya dan hendak berjalan menuju dapur, berniat membantu orang dapur. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara dari kamar Tuti. Suara itu cukup keras dan sangat menarik perhatian Anggrek karna ada namanya yang disebut. Anggrek menempelkan telinganya dipintu kamar yang terbuka sedikit. Di dalam kamar ada Eliana, Susi dan Tuti.

"Kak Susi, kenapa acaranya harus disini? Saya tidak masalah dengan acara ini, hanya saja saya tak habis pikir bagaimana seorang anak yang ikatan tali darahnya lebih dekat dengan kamu, tapi tidak kamu perhatikan dan malah memikirkan perasaan Delia yang jelas bukan anak kandung mu!" ucap Tuti tak habis pikir.

Deg!

"Bukan anak kandung? Jadi selama ini mama nyembunyiin itu dari aku?" batin Anggrek.

"Tuti! Jaga ucapanmu! Kalau Delia dan Anggrek dengar gimana?" ucap Susi khawatir.

Tuti tertawa kecil, "Biarkan saja! Biarkan anak angkat itu sadar diri! Saya capek liat dia yang sok berkuasa dan terus nyakitin Anggrek!" ucapnya.

"Sudah cukup! Tidak sepantasnya kita berdebat tentang ini di sini!" sela Eliana.

"STOP! ELIANA, SAYA JUGA MUAK LIAT KELAKUAN ANDA! ANAK YANG TAK BERDOSA ANDA SIA-SIAKAN DAN BAHKAN ANDA JAUHKAN DARI AYAH KANDUNGNYA! BAHKAN ANDA MENGATAKAN BAHWA AYAHNYA TELAH TIADA. ANDA LUPA KALAU PAPI ANGGREK MASIH HIDUP DI JAKARTA? LUPA ANDA?!" Ucap Tuti marah.

Deg!

"Ayah masih hidup? Ayahku masih hidup? Jadi selama ini ibu bohongin aku? Sebenci itukan ibu pada ayah? Tega ia berbicara hal buruk pada AYAHKU!" Batin Anggrek yang tak terasa air matanya ikut mengalir.

"Tuti! Jangan pernah bahas dia lagi! Pria itu sudah lama mati!" ucap Eliana dengan penuh penekanan.

"Kalau begitu, dimana makamnya? Kenapa kau takut untuk menunjukan paras tampan mantan suamimu itu? Kau takut kalau suamimu yang sekarang cemburu? Ya wajarlah cemburu, orang ganteng yang lama!" ucap Tuti.

"AYAHKU DIMANA? AYAHKU DIMANA?!" Ucapnya marah. Kali ini Anggrek tak lagi bisa diam, ia harus tegas dengan keadaannya.

Semua mata tertuju pada Anggrek. Susi menatap Anggrek dengan heran sedangkan Eliana menatap Anggrek dengan tajam dan Tuti menatap Anggrek dengan kebinaran.

"Ayahmu sudah MATI!"Ucap Eliana.

Anggrek tersenyum miring, "Hati anda yang sudah lama mati bu! Bukan ayah saya!" ucapnya begitu dingin.

"Jaga ucapanmu Anggrek! Saya ibumu!" ucap Eliana.

"Ibu saya udah lama hilang!"

"DIMANA AYAH SAYA?!" ucap Anggrek dengan nada yang begitu tinggi.

"Ayahmu sudah mat----" ucap Eliana terputus.

"STOPPP IBUUU ELIANAAA! JANGAN PERNAH BERKATA KALAU AYAH SAYA SUDAH MATI! KARNA SAYA TAU APA YANG TERJADI SEBENARNYA!"

"SAYA BERJANJI AKAN MENEMUKAN AYAH KANDUNG SAYA DAN ANDA BISA HIDUP BAHAGIA DENGAN KELUARGA KECIL ANDA YANG TELAH MERAMPAS SEMUANYA DARI SAYA TERMASUK ANDA YANG TELAH MENGHANCURKAN MASA KECIL SAYA!" ucap Anggrek penuh penekanan sebelum benar-benar pergi dari hadapan mereka.

"Susi, kejar Anggrek! Saya takut dia kabur dan acara akan batal!" ucap Tuti yang diikuti oleh Susi.

Acara ini tidak boleh batal karena masa depan Anggrek akan hancur jika pertemuan ini gagal. Pak guru adalah orang yang akan membawa kebahagiaan untuk masa depan Anggrek dan itu harus terjadi. Tuti tidak ingin, Anggrek menderita lagi. Ia ingin Anggrek bahagia dan itu bisa didapat ketika Anggrek menikah dengan pak guru.

Usai perdebatan itu, Anggrek memilih berlari menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras hingga membuat Susi yang berada dibelakangnya ikut kaget akan suara pintu itu.

Susi, mengetuk pintu kamar Anggrek, "Mama boleh masuk?" serunya menunggu jawaban dari Anggrek.

"Anggrek, mama mau ngomong nak! Bisa dengarin mama sebentar saja!" ucapnya lagi.

"Masuk aja ma," lirih Anggrek dari dalam.

Mendapat persetujuan itu langsung saja, Susi masuk dan menghampiri Anggrek yang tengah menangis diatas ranjangnya. Susi, duduk disebelah Anggrek seraya mengusap kepala gadis itu.

"Mama tau apa yang kamu rasakan, Nggrek! Tapi mama harap kamu gak marah dengan keputusan ibumu. Ibumu memang salah tapi cobalah mengerti posisi ibumu, Nggrek." ucap Susi.

"Posisi apa yang mama maksud? Selama ini aku yang dikorbankan ma! Jika kehadiranku tidak diharapkan kenapa dia menjauhiku dari ayah? Terlalu sakit untuk menerima kenyataan ini ma." ucap Anggrek.

Susi menggeleng, "Ibumu, melakukan ini pasti dengan banyak pertimbangan, Nggrek. Percaya sama mama. Kalau kamu mau bertemu ayahmu, Revan akan membantumu nak." ucap Susi.

Revan yang dimaksud adalah pak guru yang akan menikahi Anggrek dan akan menjadi suami Anggrek nantinya.

Anggrek menatap Susi, "Tapi, Anggrek belum siap untuk menikah ma. Anggrek masih ingin sendiri. Anggrek, masih ingin mencari ayah, Anggrek ma. Anggrek bisa menemukan ayah Anggrek tanpa bantuan siapapun." keukehnya.

Susi menggeleng tak habis pikir, "Jangan kecewakan hati mama dan tante Tuti nak. Kamu sudah menyetujui pernikahan ini jadi jalankan janjimu, Nggrek. Jika kamu tidak peduli dengan mama tak apa, setidaknya kamu peduli dengan tante Tuti. Ia yang mencarikan calon suami untukmu nak." rayu Susi membuat, Anggrek terdiam mendengar ucapan itu.

Yang dikatakan Susi ada benarnya. Selama ini tidak ada yang menyayanginya melebihi sayang Tuti kepadanya. Selama tinggal bersama Tuti, Anggrek jauh lebih baik dan dapat perhatian yang ia butuhkan tidak seperti tinggal bersama om dan ibunya.

"Anggrek akan tetap menikah dan Anggrek akan mencoba menerima pak guru menjadi suami Anggrek nantinya ma." putus Anggrek membuat senyum dibibir Susi tercipta.

*****

Kedatangan keluarga Revan siang ini membuat suasana rumah yang tadinya sepi menjadi ramai. Keluarga yang berasal dari orang berada itupun sangat terlihat ramah dan penuh dengan tata krama. Keluarga, Revan sangat baik dan tidak menilai keluarga Anggrek dengan sebelah mata. Keluarga mereka terbilang banyak perbedaan mulai dari sudut sosial maupun status ekonomi.

Menikah dengan Revan bukanlah bayangan, Anggrek tapi bertemu dengannya adalah awal baru yang akan ia jalani kedepannya. Kali pertama Anggrek melihat rupa calon suami membuat desiran halus didalam hatinya. Anggrek merasa tenang kala menatap mata indah milik Revan. Apa ini yang disebut jodoh? Semoga saja begitu.

Awalnya, Anggrek mengira bahwa Revan menikahinya hanya karena kasihan dan pelarian semata. Seperti yang Anggrek tahu, Revan adalah calon tunangan Ratu yang gagal. Anggrek takut kalau Revan tidak mencintainya dan akan membuat hidupnya semakin rumit, tetapi setelah bertemu dengan Revan, Anggrek yakin bahwa, Revan tidak seburuk yang ia bayangkan. Walaupun pertemuan itu tidak membuat mereka saling berbicara tapi mereka saling menatap.

Usai dari pertemuan keluarga, Tuti datang menghampiri Anggrek, "Nggrek, besok Revan mau ngajak kamu jalan." ucap Tuti membuat Anggrek menatap tantenya heran.

Kenapa pria itu tidak berbicara langsung padaku? Batin Anggrek.

"Dia tadi mau bicara langsung, cuman kamu kelihatan sibuk jadi dia ngomong ke tante aja." Ucap Tuti seakan tau maksudku.

Aku hanya mengangguk paham.

1
Inayah Riyadi
jadi males baca
Inayah Riyadi
banyak cramahnya di timbang cerita nya
Sebuah Kata: haloo kak, makasih atas kritikannya
total 1 replies
Arsène Lupin III
Terus terang, aku harus tahu kelanjutan cerita ini sekarang juga.
Phedra
Aksinya keren banget, semangat terus author!
Sebuah Kata: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!