"Semenjak kehadiran nya, semua jadi berubah. adik iparku dia menaruh hati pada suami ku, semenjak iparku datang ke kehidupan rumah tangga ku, semuanya kini berubah. dari bunga yang mekar kini menjadi bunga layu yang berjatuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni Ashara Silalahi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25. Ciuman.
Di salah satu rumah sakit ternama yang ada di kota Jakarta, di mana seorang pemuda tampan sedang melakukan cuci darah dan beberapa kemoterapi yang di lakukan oleh dokter khusus penyakit Kanker.
Saat ini Ronal sedang menjalani cuci darah yang harus di lakukan 3 kali selama satu bulan. Sampai dirinya benar-benar sembuh total dari penyakit nya itu. Memang sangat sulit untuk sembuh ataupun bertahan dari penyakit mematikan itu, apa lagi penyakit itu sudah mencapai stadium akhir, yang tandanya sudah tidak ada lagi harapan untuk bertahan hidup. Kecuali muzi'zat yang Tuhan berikan pada pria muda itu.
"Sakit ka!" ucap lirih Ronal.
"Bertahan lah dek, kaka mohon! Kau harus kuat ya, kaka yakin kamu bisa sembuh." dengan mengelus pucuk kepala sang adik yang sedang berbaring di bran'kar yang di sediakan di ruangan tempat cuci darah.
Azhara yang melihat raut wajah sang adik sangat menahan rasa sakit yang benar-benar menyiksa tubuh dan bagian kepalanya saat ini. Hal itu membuat wanita yang berusia 27 tahun itu menitihkan air matanya, karena tidak sanggup harus melihat adik nya tersiksa dengan melakukan beberapa pengobatan yang membuatnya merasakan sakit yang luar biasa pada bagian tubuhnya.
Di genggam nya tangan pria muda itu, sembari memberi kata-kata penenang. Agar Ronal dapat bertahan dengan semua keadaan yang telah menimpa dirinya.
Sementara di perusahaan Ronal Alexsander. Yang di pimpin oleh pak Herry.
Sudah sejak satu minggu ini pak Herry menangani perusahaan milik Ronal, kini perusahaan itu dapat lolos dari lilitan utang. Yang berasal dari gagalnya beberapa proyek besar yang di tangani Ronal.
Naila, gadis cantik yang masih sangat muda itu, kini di minta pak Herry untuk menjadi sekretarisnya selama tuan muda Ronal belum bisa kembali bekerja. Jabatan Resepsionis kini di berikan pada karyawan lain, karena Naila sudah menjadi sekretaris pribadi pak Herry. Untuk emmbantu menjayakan kembali perusahaan yang di ambang ke bangkrutan itu.
"Syukurlah, akhirnya perusahaan ini tidak jadi tutup!" ucap pak Herry. Setelah melakukan meeting dengan beberapa investor yang biasa melakukan tanam saham di perusahaan yang di pegang Ronal.
"Aku juga turut senang pak! Tetapi, apa tuan muda bisa sembu ya pak?" tanya lirih Naila. Yang mengetahui jika Ronal sedang mengalami sakit yang luar biasa dari pak Herry.
"Kita hanya bisa berdoa saja nak! Doa adalah obat dari segalanya." jelas pak Herry. Sembari menatap sedih ke arah sebuah bingkai kecil di mana ada foto sepasang kekasih yang sedang berpelukan mesra di ruangan milik COE Alexsander.
"Pak, kenapa istri pak Ronal tidak menjenguk atau merawatnya? Bagaimana bisa yang merawat tuan muda itu adalah kaka iparnya!" tanya Naila. Yang mengingat betul jika wanita yang bersama mereka itu adalah kaka ipar dari tuan muda Ronal.
"Nta lah, aku juga tidak tau! Tetapi, nak Azhara adalah wanita yang baik, tulus, dan benar-benar memiliki jiwa seorang Ibu.
☆☆☆☆☆
Alexsa yang merasa sangat jenuh berada di taman belakang apar yang di tempatinya, kini langkahnya sudah berjalan ke arah lobi apart itu. Dengan megang setangkai mawar yang berwarnah merah.
"Loh, bukan nya itu ka Glen ya?" dengan menghampiri kedua pria yang sedang berjalan menuju ke arah lift.
"Ka Glen!" panggil nya. Dengan nada suara sedikit meninggi. Glen yang berada tidak jauh dari Alexsa langsung berbalik arah melihat siapa yang telah memanggil namanya dengan sebutan Ka.
"Al!" ucap heran Glen.
"Tuh wanita bisa gak sih jauh-jauh dari Glen! Udah tau punya suami, eh masi ajah keganjenan dengan suami orang." batin Jakson. Dan menatap kesal ke arah wanita yang baru saja menghampiri mereka sengan senyuman cerianya.
"Kamu dari mana saja?" tanya Glen.
"Aku dari taman belakang ka! Kebetulan, kaka udah pulang aku mau ajak kaka jalan-jalan sore boleh gak?" tanya Alexsa. Sembari menggamit mesra lengan kaka iparnya itu.
Hal itupun tidak luput dari penglihatan Jakson, dengan cepat langkah nya kini berjalan memasuki lift dan menekan tombol yang menuju lantai atas apart milik nya dan Glen.
"Lepas Al, aku tidak mau Jakson berpikiran yang tidak-tidak dengan ku!" ucap Glen. Sembari melepaskan lengan kekarnya dari wanita yang sudah berstatus sebagai adik iparnya itu.
Glen yang jenuh akan tingkah adik iparnya itu, langsung masuk ke dalam lift yang di mana Jakson sudah tidak ada di sana. Alexsa yang mengikuti langkah pria itu pun langsung bergegas masuk ke dalam lift yang di mana Glen sudah ada di dalam nya.
Cup. Tampa aba-aba, Alexsa langsung memberikan sebuah kecupan ringan di bibir tipis milik Glen. Hal itu memancing kepriaan Glen, tamba menolak Glen langsung megang tengkuk leher milik Alexsa dan melakukan beberapa ciuman hangat. Layak nya sepasang kekasih, Alexsa yang merasa Glen menerima ciuman nya pun langsung melingkarkan tangan nya di leher milik pria itu.
Ting. Pintu lift pun sudah terbuka, yang di mana Glen, dan Alexsa yang masih belum menyadari pintu lift nya sudah terbuka membuat seorang pria tampan menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam nya.
Hm. "Apa kalian sudah puas? Apa tidak ada tempat lain untuk kalian bermesraan?". Ejek Jakson. Yang sudah tiba terlebih dahulu, namun dirinya harus menunggu kehadiran Glen karena hanya pria itu yang tau pin apart milik mereka, dengan menunggu kedatangan kedua orang itu, Jakson pun berdiri di dekat lift yang di mana Glen dan juga Alexsa akan keluar. Jakson pun di kejutkan dengan penampakan kedua pasangan yang sedang bercumbu mesra itu di dalam lift tampa tau rasa malu sama sekali. Untung saja Jakson yang melihatnya, bagaiamana jika orang lain, atau Azhara dan Ronal. Hal itu akan mengakibatkan perang dunia di antara kedua rumah tangga kaka beradik itu.
Glen yang mendengar suara Jakson, langsung melepaskan ciumannya pada bibir tipis milik Alexsa.
Deg. Jantung Glen pun seakan ingin berheti, saat sahabat sekaligus bawahan nya itu melihat secara langsung dirinya sedang bercumbu mesra dengan adik iparnya Alexsa.
"Maaf, aku--
Glen pun tidak tau harus menjawab apa, karena Jakson sudah menatap ke arah nya dengan tatapan jijiknya.
"Sudah lah, sebaiknya hal ini kita bicarakan di dalam saja! Aku tidak ingin orang lain tau." jawab tegas Jakson. Dan berjalan pergi meninggalkan kedua orang itu.
Dengan cepat Glen pun langsung menyusul Jakson yang kini sudah berdiri di depan pintu apart milik mereka.
Dengan cepat di tekan nya nomor pin apart, dan terbukalah pintunya. Dengan langkah jenjang nya, Jakson berjalan masuk ke dalam dengan rahang yang sudah mengeras, wajah datarnya, dan tangan yang sudah mengepal kuat.