Nadira nyari saja jatuh ke lembah nista, usai diselingkuhi oleh kekasihnya. Beruntung dia dipertemukan dengan seseorang, yang ternyata menyelamatkan hidupnya dari lembah hitam itu.
Lewat perjanjian kontrak yang ditawarkan oleh lelaki itu, mempertemukan dirinya pada sosok yang selama ini dia cari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Nya Sigit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Kevin
Baru beberapa langkah keluar dari toilet laki-laki, ponselnya berdering. Aska berhenti sejenak, meski di dalam suara jeritan terdengar jelas di telinganya. "Rendi," gumam laki-laki itu menjawab telepon dari sahabatnya.
"Iya Ren ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi. "Apa?" Aska begitu terkejut mendengar jawaban dari sahabatnya itu. Ia terpaksa urungkan niat untuk melihat keributan yang terjadi di dalam toilet wanita, dan langsung beranjak pergi menemui para sahabatnya.
"Terus gimana keadaan Deri?" tanyanya setelah sampai di mejanya tadi. Kedua sahabatnya sangat panik, karena baru saja mendengar kabar dari pihak rumah sakit kalau Deri mengalami kecelakaan. Dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Nggak tahu, Azka. Kata pihak rumah sakit tadi, sekarang Deri ada di ruang IGD. Lebih baik kita ke sana secepatnya, dan kasih tahu ke orang tuanya," usul Rendi, sibuk memainkan ponselnya.
"Ya udah, ayo!" ajak Azka, kepada teman-temannya. Mereka segera berangkat ke rumah sakit untuk melihat keadaan Deri.
Di dalam toilet, Nadira dan Soraya masih terlibat perkelahian yang sengit. Keduanya terlihat jambak-jambakan, cakar-cakaran, saling membela diri. Belum ada orang yang melerainya. Baik Nadira dan juga Soraya tidak ada yang mau ngalah. Mereka sama-sama keras mempertahankan egonya.
"Dasar wanita murahan!" umpat Nadira kesal, sambil menendang kaki Soraya, karena rambutnya berhasil ditarik oleh wanita itu.
"Kamu yang murahan, kamu wanita bodoh dan gampangan!" balas Soraya tak kalah, sadis. Nyaris leher Nadira di cekik oleh wanita itu. Beruntungnya, Nadira bisa menjegalnya.
Di tempat yang sama, ada seseorang ob yang mendengar perkelahian mereka berdua. Lelaki yang memakai baju serba biru itu langsung menghampiri. OB itu menarik salah satu dari mereka. "Hei, jangan ribut ini tempat umum!!" sentaknya keras.
"Dia yang mulai!!" tunjuk Nadira, menatap sinis Soraya.
"Dia itu wanita bodoh!" sahut Soraya, melototi Nadira.
"Cukup!!!! Kalian harus selesaikan masalah kalian di luar. Jangan mencari keributan di sini!!"
Kevin yang merasakan keganjalan atas kepergian Nadira, terpaksa menyusul gadis itu. Meski dengan perasaan kesal, Kevin tetap peduli dan tidak ingin terjadi sesuatu pada wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
Betapa terkejutnya dia saat melihat penampilan gadis itu sudah berantakan. Rambut acak-acakan, dan beberapa bekas luka lebam ada di bagian wajahnya. Kevin langsung mendekat, dan menarik calon istrinya itu agar berada di dekatnya.
"Ada apa ini?" tanyanya, menatap satu persatu wajah orang yang ada di sana.
"Mereka berdua ini berkelahi di sini, Tuan. Gak tahu apa penyebabnya," jawab OB, yang hanya melihat kejadian itu setengah-setengah.
Tatapan Kevin beralih pada wanita di sebelahnya. Lekat, penuh tuntutan. Nadira hanya menundukkan wajahnya, tak berani bersitatap dengannya. "Dira, ada apa ini?" tanya Kevin dengan suara lembut. "Kenapa kamu sampai ribut sama gadis ini!"
Soraya tersenyum mengejek, melihat Nadira yang tak berdaya. Dan kesempatan itu digunakan Soraya untuk menghasut mereka berdua. Agar Nadira semakin terduduk.
"Dia ini marah, karena mantannya sudah gak cinta sama dia! Dan lebih memilih aku dibandingkan wanita jalang ini!!!!" terang Soraya, mengarang cerita.
"Bohong!!!" urai Dira, menatap tajam ke arah wanita itu.
"Terus, kalau aku bohong, kenapa kamu sampai nyerang aku," balas Soraya, tersenyum licik. Melihat wajah Kevin yang merah padam, mulai memercikkan api amarahnya.
"Itu karena kamu dulu yang nyerang aku!!" urai Dira, mengatakan yang sejujurnya.
"Pandai ya kamu berkelit!!" Soraya menggeleng.
"Kamu_____"
Nadira nyaris kelepasan dan hampir menyerang Soraya lagi, beruntung ada Kevin yang langsung mengajaknya pergi dari tempat itu.
Kecewa, sudah pasti. Kevin merasa kecewa, ternyata gadis yang akan ia nikahi menyimpan masa lalu yang belum usai. Marah, itu juga dirasakan oleh Kevin karena sikap anarkis dari Nadira menghancurkan acaranya malam ini. Malu, pun juga dirasakan oleh Kevin melihat penampilan Dira yang sekarang.
Kevin menarik paksa tangan Nadira, membawanya keluar dari cafe itu. Dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil dengan sangat kasar.
"Memalukan!!" decihnya, tanpa melihat wajah calon istrinya itu.
Nadira yang merasa bersalah, hanya bisa menunduk. Meski bukan semua kesalahannya, gadis itu tak ingin menambah masalah lagi. Seperti apa ia menjelaskan, tidak akan ada artinya di mata Kevin yang sedikit banyak sudah terpengaruh kata-kata dari Soraya. Lebih baik ia diam, sampai waktu yang pas untuk menjelaskan semuanya.
**************
Acara ngedate gagal gara-gara kecerobohan Nadira. Usai mengantar gadis itu, Kevin memutuskan untuk pulang ke rumah. Sepanjang jalan, ia hanya menggerutu, menyalahkan calon istrinya itu.
"Seperti apa sih mantannya, sampai sampai Nadira gagal move on." Kevin merasa penasaran, ingin tahu seperti wujud Arkam seperti apa. Akal sehatnya mulai tak berfungsi, ia melakukan sesuatu supaya bisa bertemu dengan lelaki yang pernah menjadi kekasih calon istrinya.
"Cari tahu sekarang juga mantan Nadira!" Suara Kevin terdengar tegas kepada seseorang di balik telepon.
Malam itu Kevin tidak bisa tidur dengan tenang. Bayang-bayang Nadira melekat di pelupuk dan juga pikirannya. Seolah menjadi momok yang mengerikan bagi lelaki itu.
Tepat terpukul 06.00 pagi, ia bangun dan langsung membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Tidak butuh waktu yang lama untuk Kevin menyelesaikan rutinitas hanya di ruangan itu, kembali dalam keadaan yang sudah berpakaian lengkap.
Kemeja warna navy, dibalut dengan jas warna putih, menampilkan sosok yang berwibawa. Kevin terlihat lebih muda dari usianya, siap bertempur melawan hari-hari yang melelahkan. Menaklukkan segudang pekerjaan yang sudah menumpuk di kantor.
"Vin, kamu nggak sarapan dulu?" tegur Sekar melihat putranya berjalan melewati meja makan.
"Kevin buru-buru, Mi." Kevin hanya menyalami nenek, dan papi maminya saja.
"Sayang, jangan lupa nanti dia ada fitting baju pengantin loh!" teriak Jessi mengingatkan.
"Iya, Nek!" Disahut oleh Kevin dari kejauhan.
"Ada yang gak beres sama anak itu, kayaknya," terka Sekar, melihat gelagat aneh dari putranya.
"Sudahlah, Sekar. Gak usah berpikiran buruk. Kita doakan saja, semoga tidak terjadi apa-apa dengan cucuku itu."
"Aamiin." Disahut oleh Martin.
Di tengah perjalanan, Kevin menerima telepon dari seseorang. "Ok, kamu kirim saja alamatnya. Saya akan langsung ke sana!!" serunya, dengan tatapan penuh arti. "Setelah ini, kamu bisa tahu, siapa aku yang sebenarnya, Dira!"
lanjut thor
lanjut thor
lanjut thor