Gadis cantik yang menjelma sebagai iblis karna kematian saudaranya membuatnya harus mengubur semua impian yang telah lama idia susun. Bahkan pembunuh sang adik tak pernah meninggalkan jejak meski telah bertahun-tahun membuatnya gila dan frustasi. Di tengah keterpurukannnya dan sudah hampir menyerah sesuatu yang aneh mulai muncul ? Membuatnya sangat syok dan tak percaya! Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa ia sangat dendam terhadap pembunuh adiknya ? Cuss baca untuk tau kisahnya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IMARINI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nazwa hancur
Tubuh Nazwa gemetar ia ingin berteriak namun suaranya sudah sangat parau karna setiap harinya menangis. Orang yang masuk ke dalam ruangan itu ingin melakukan hal yang tak senonoh kepada Nazwa membuatnya meronta-ronta saat kencang. Saat celananya di pegang ia berteriak memaksakan suaranya agar keluar.
“Lepasin hikss lepas!” kata Nazwa sesegukan ia meronta-ronto
“DIAM JALANG!!”
Plakkkk…..Bugh…
Bugh……
Nazwa ditampar kemudian kepalanya di benturkan ke lantai berkali-kali membuat pendengaran Nazwa berdenging. Ia juga merasakan pusing yang amat sangat di kepalanya di susul dengan penglihatannya yang memburam.
Nazwa pov
Aku terus meronta-ronto saat kedua orang suruhan Bayu masuk dan ingin melecehkan ku, aku menangis histeris namun tidak ada suara yang keluar hanya cicitan saja, aku benar-benar menangis sejadi-jadinya aku benar-benar sangat takut.
Ketika ia memegang resliting celanaku membuat ku semakin panik dan histeris namun saat aku akan melawannya lebih jauh, penjaga itu menampar ku kemudian membenturkan kepalaku. Aku berusaha mempertahankan kesadaran ku namun karna fisikku sudah lemah aku hanya bisa menangis saat mereka membalikkan badan ku dan mereka mencoba kembali membuka resliting cenalaku. Aku hanya bisa mengis.
“Kenapa ini terjadi sama aku?” Kata Nazwa dalam hati ia benar-benar pasrah ia tak tau bagaimana ia melanjutkan hidupnya lagi setelah ini, mungkin ia akan menjemput kembarannya.
Nazwa Pov End
Perlahan-lahan kesadaran Nazwa hilang diikuti dengan darah yang mengalir dari hidung dan telinganya Nazwa kejang-kejang.
Brakkkkkkk……
“NAZWAA”
Skipp……..
Sakala yang saat ini sedang mempersiapkan segala perlengkapan nya untuk menyusul Nazwa ia sudah menyusun rencana bahkan ia sudah mengirim orang-orang nya.
Dret…..drt…
Handphone Sakala berdering ia mengambil hp nya kemudian melihat sang penelpon ternyata orang suruhannya.
“Halo bagaimana keadaan di sana?” Kata Sakala bertanya
“Maaf tuan”
“Apa maksud mu?” Kata Sakala dengan hati yang tak menentu
“Kami terlambat, kami sedang di perjalan bersama nona namun nona sudah tak bernyawa tuan”
Bak di sambar petir jawaban orang di sebrang sana membuat jantung Sakala seperti berhenti berdetak, Sakala jatuh terduduk ia menatap kosong lantai rasanya hanya untuk memarahi bawahanya bahwa berita itu tak benar ia tak sanggup apalagi saat melihat foto Nazwa yang wajahnya sudah bengkak dan separuh hancur, Sakala yang melihat hal itu sangat kecewa pada dirinya ia ingin marah namun untuk berdiri rasanya kakinya tak bisa berdiri.
Brakkkkkkk
“SA”
Mandala masuk dan melihat Sakala yang sudah terduduk di lantai. Sakala melihat ke arah Mandala
“Itu gak benerkan?” Kata Sakala bertanya ke Mandala
Mandala terdiam. Sakala berdiri dan menghampiri Mandala
“BILANG SAMA GUE ITU BOHONG!!!!”
“GAK MUNGKIN NANA GUE UDAH GAK ADA itu gak mingkin” kata Sakala memegang kerah baju Mandala dan hanya di tatap tak tega oleh Mandala
“ARGHHHHHHHH NANA GAK MUNGKIN, GAK MUNGKIN!!!!!”
Prangggg……
Parngggg…..
Sakala mengamuk menghancurkan semua barang-barangnya tangan dan kakinya terkena pecahan-pecehan yang berserakan di dekatnya namun ia tak merasakan apapun. Rasa sakit kehilangan Nazwa lebih menyakitkan baginya.
“ARGHHHHHH GUE BODOH KENAPA GUE GAK CEPAT-CEPAT CARI NANA”
“Pasti dia ketakutan kan di sana?”
“ARGHHHHHHH”
Mandala sangat tak tega melihat saudaranya ia benar-benar merasakan sakit di hati saudara kembarnya.
Padahal mereka sudah merencankan semuanya dengan matang namun hal ini tidak sesuai prediksi mereka. Ternyata hal yang paling penting tidak bisa mereka kendalikan dan hal itu adalah Nyawa seseorang.
.
.
.
drttt drttt
“Halo kenapa? Tumben nelpon”
Namun orang di sebeang sana tak menjawab membuat Ruka kesal
“Gue matiin nih telpon nya kalo lo gak ongmong!” Ancam Ruka kepada Axel
“Nazwa” kata Axel
Mendengar nama Nazwa di sebut Membuat Ruka memperbaiki posisi duduknya
“Nazwa kenapa? Lokasinya uadah terlacak?” Tanya Ruka sangat penasaran
“Iy” jawab Axel singkat
Ruka menghele nafas lega
“Syukurlah gue lega kalo gitu di-“
“Nazwa udah gk ad” kata Axel cepat menghentikan Ruka berbicara.
Sementara Ruka terdiam sejenak
“Maksud lo gi mna?”
“……”
“Gue gak paham maksud lo, KALO ONGMONG YANG JELAS NJING!!” Entah mengapa tiba-tiba persaan Ruka tidak enak
“Nazwa tewas”
Tutttt
Axel mematikan sambungan telpon nya ia juga benar-benar tak sanggup.
Sementara Ruka terdiam kemudian melihat kearah meja kamarnya yang terdapat foto dirinya dan Nazwa tersenyum bahagia.
“Za bilang sama gue klo ini gk bner”
Ruka berteriak histeris dan menangis sejadi-jadinya.
Hari itu semua orang mendengar kabar duka itu bahkan papa dan mama Nazwa mendengar hal itu. Ibu Nazwa mengalami syhok dan jatuh pingsan.
.
.
.
Rintik hujan mulai turun membasahi tipis-tipis gundukan tanah baru itu membuat aroma tanah dapat tercium di area pemakaman Nazwa. Semua orang yang ada di pemakaman itu merasa terpukul mereka benar-benar tak menyangka bahwa gadis itu akan tiada, mereka masih terus berandai-andai bahwa apa yang mereka lihat itu tak nyata penyesalan-penyesalan mulai timbul di hati masing-masing orang yang berada di sana.
“Za maafin mama za, jangan tinggalin mama ya nak?”
“Ayo pulang Za maafin mama hiks…hikss, pah suruh anak kita pulang pah” kata ibu Nazwa kemudian di peluk oleh papa Nazwa
Mereka yang melihat itu ikut menangis.
Sementara Sakala hanya terdiam menatap gundukan tanah di depannya itu, ia memakai kacamata untuk menutupi matanya yang sembab.
Hujan mulai turun membuat beberapa orang mulai bubar dan meninggalkan pemakaman. Menyisakan Sakala dan mandala yang memegang payung untuknya.
“Ini cuman ilusi gue aja kan” kata Sakala
Namun tidak di jawab oleh Mandala, ia hanya diam menatap Sakala dari samping kemudian beralih ke gundukan itu.
Sakala berjongkok di depan pemakaman itu.
“Na?”
“Kita udah janji bakalan sama-sama kan? Tapi kenapa kamu pergi gak ajak aku?”
“Apa kamu marah sama aku karna aku lama jemput kamu?”
“Maaf ya aku emang bodoh biarin kamu sendirian selama itu”
Sakala mengelus papan nama itu dan berdiri ketika berbalik wajahnya sudah sangat datar dan dingin serta sorot mata yang tajam dapat terlihat walaupun sudah memakai kacamata.
Sakala melangkah ke arah anak buahnya yang menunduk
“Segera atur semuanya aku menantikan orang itu” kata Sakala dingin membuat bulu kuduk mereka meremang.
“Baik” kata mereka
Mobil-mibil hitam itu mulai menjauhi pemakaman dan hal itu disaksikan oleh seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka.
Ia berjalan melangkah menuju pemakaman itu melihat gundukan yang sudah basah karna hujan.
“Malang sekali nasib mu gadis manis”
“Kau harus menjemput saudaramu tampa melakukan balas dendam ya?”
“Sangat di sayangkan padahal aku selalu menantikan hal-hal menarik dari mu”
Orang itu menaburkan bunga yang ia bawa kemudian berbalik untuk pergi perlahan-lahan meninggalkan pemakaman itu.
“Semuanya sudah selesai, tapi tidak dengan balas dendamnya”
Kata orang itu dalam hati.
