NovelToon NovelToon
Xuan Ji Season Tiga

Xuan Ji Season Tiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Dunia Lain
Popularitas:198.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kultus Iblis telah menunjukkan taringnya, mereka merekrut pengikut di mana-mana. Demi keselamatan Xue Yao yang diincar oleh Kultus Iblis, Xuan Ji membawanya ke Benua Tianwu. Namun, Kultus Iblis ternyata sudah mengakar kuat di sana, sehingga Xuan Ji memutuskan memamerkan kekuatannya.
”Aku adalah Pendekar yang mengalahkan Kaisar Iblis. Jika kalian bosan hidup, datanglah pada Kakek Ji! Dengan senang hati aku akan mengirim kalian ke dunia bawah,” cibir Xuan Ji sembari menyeringai lebar.

Catatan Penulis: Sebelum membaca Xuan Ji Season Tiga, baca dulu Xuan Ji dan Xuan Ji Season Dua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Murid Tak Langsung

Xuan Ji menduga Kultus Iblis mungkin memiliki altar Teleportasi kuno, sehingga Kultus Iblis di benua Tianwu dan benua Tianlong saling berkomunikasi, makanya Kultus Iblis sama-sama muncul kembali bersamaan setahun yang lalu.

“Kalau begitu Kultus Iblis masih bergerak sembunyi-sembunyi kedepannya hingga Kaisar Iblis dibangkitkan kembali. Target utama mereka pasti menemukan Xue Yao.” Xuan Ji berspekulasi dalam benaknya.

“Ada apa leluhur Mu Ji? Apakah kamu teringat sesuatu tentang Kaisar Iblis?” tebak tuan Wang menduga-duga, karena sosok didepannya itu telah hidup seribu tahun lebih. Mungkin saja Mu Ji mengingat era yang hilang dari catatan sejarah itu.

“Tidak-tidak ... aku hanya merasa gelar ‘Kaisar Iblis’ itu konyol sekali. Tak ada seram-seramnya, kurasa aku bisa membunuhnya berkali-kali,” canda Xuan Ji. Akan tetapi rahang tuan Wang dan yang lainnya hampir jatuh, karena tidak menyangka dia berani mengolok-olok entitas yang disembah oleh Kultus Iblis tersebut.

Dalam catatan sejarah, Kultus Iblis hampir menguasai dunia—untung saja Ketua Aliansi Beladiri Pertama berhasil menyegelnya di balik pegunungan benteng besar. Namun, catatan sejarah tentang nasib pengikut Kultus Iblis telah hilang, sehingga semua orang hampir melupakan tentang Kultus Iblis.

“Baiklah, mari kita sudahi saja perbincangan ini. Malam sudah larut, tuan Wang harus istirahat dulu agar tidak kelelahan saat melanjutkan perjalanan besok.” Xuan Ji menyudahi pembicaraan mereka, karena tuan Wang terlalu banyak berbicara dan bertanya. Dia takut nanti ia malah salah bicara, sehingga penyamarannya terbongkar.

Tuan Wang tersenyum lebar dan tidak menyangka telah berbincang-bincang dengan Pendekar Ranah Keabadian hingga larut malam. Biasa para Pendekar Ranah Keabadian itu sulit diajak berdiskusi, mereka cenderung egois dan harus menuruti permintaan mereka.

“Kalau begitu aku akan tidur di dalam gerbong kereta kuda. Kalau leluhur Mu Ji membutuhkan sesuatu, langsung saja bangunkan aku. Kalau aku mampu, maka aku akan membantu leluhur Mu Ji,” sahut tuan Wang sembari menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat.

Xuan Ji hanya mengangguk pelan, kemudian ia menenggak tehnya.

Para Pendekar Ranah Kaisar Surgawi kembali duduk di sekitar api unggun. Mereka berbincang-bincang sesama mereka, sebagian lainnya memilih tidur. Tidak ada yang berani menghampiri Xuan Ji, karena mereka takut menyinggung perasaannya. Kalau mereka salah-salah bicara, mungkin kepala mereka akan terpisah dari raganya.

Namun, Li Ruoqing berbeda, tatapan matanya terus tertuju ke arah cincin dimensi Xuan Ji. Dengan menggunakan Jurus Aura Bintang, ia merasakan aliran energi spiritual terus mengalir dari sana dan masuk ke dalam titik Meridian di tangan Xuan Ji.

“Apa ia memiliki banyak Kristal monster di dalam cincin dimensinya? Bukankah ia sudah melakukan meditasi tertutup selama seribu tahun, tetapi sumberdaya masih belum habis juga?” gumam Li Ruoqing.

“Hei, nona Ruoqing. Apa kamu sudah bergabung dengan sebuah Sekte? Sepertinya bakat beladirimu cukup hebat,” kata Xuan Ji.

Li Ruoqing terkejut Xuan Ji berbicara padanya dan ia mengira mungkin Xuan Ji sudah mengetahui kalau dirinya menggunakan Jurus Aura Bintang memeriksa energi spiritualnya.

“Dulu aku pernah memasuki Sekte kecil saat awal-awal berkultivasi, tetapi setelah mencapai Ranah Kaisar Surgawi aku kembali ke Klan Li karena selalu gagal memasuki Sekte besar,” sahut Li Ruoqing. “Menurut Tetua penguji, seni beladiriku masih terlalu lemah.”

Ekspresi wajah Li Ruoqing terlihat lesu setelah mengakui seni beladirinya dibawah rata-rata. Kalau Li Fei tidak direkomendasikan oleh Li Fei, maka tuan Wang tidak akan memasukkannya dalam pasukan pengawal ini.

“Menurutku kamu sangat berbakat, tetapi bertarung jarak dekat tidak cocok denganmu. Mungkin coba beralih ke seni beladiri yang digunakan oleh Assassin, karena kamu bisa merasakan aliran energi spiritual,” sahut Xuan Ji.

Dia sangat terkejut saat Li Ruoqing tiba-tiba mengunci keberadaannya saat bersembunyi di dahan pohon, padahal saat itu ia sudah menggunakan jimat kura-kura agar energi spiritualnya tidak dirasakan oleh rombongan Li Ruoqing.

“Tapi Klan Li hanya memiliki seni beladiri bertarung jarak dekat. Khususnya Pedang dan Tombak,” kata Li Ruoqing. Walaupun memasuki sebuah Sekte, para murid-murid Sekte biasanya tetap menggunakan seni beladiri dari Klan mereka. Seni beladiri dari Sekte itu sendiri hanya sebagai pelengkap saja.

“Hmm ....” Xuan Ji berpikir sejenak, lalu mengeluarkan sebuah gulungan seni beladiri. “Ambil ini. Sebenarnya tabu mempelajari seni beladiri Sekte lain, tetapi karena aku Tetua Sekte di sana maka anggap saja kamu muridku. Dan ... jangan lupa, setelah menguasainya kamu harus memasuki Sekte besar yang kamu impikan itu.”

Xuan Ji sengaja tidak menyebut nama Sekte Pedang Abadi, karena Sekte tersebut tidak ada di benua Tianwu.

Li Ruoqing sangat senang diangkat sebagai murid tak langsung oleh seorang leluhur dan mendapatkan warisan seni beladirinya juga.

Li Ruoqing langsung bersujud di depan Xuan Ji sembari membentur keningnya ke tanah tiga kali. “Murid Li Ruoqing mengucapkan terimakasih pada Master Ji.”

Li Fei, Zhao Wu, dan yang lainnya terkejut melihat pemandangan itu. Mereka tidak menyangka gadis muda itu mendapatkan keberuntungan, padahal ia yang paling lemah diantara mereka.

“Hmm, leluhur Mu Ji ... apa aku—” Li Fei hendak mengatakan sesuatu, tetapi Xuan Ji lebih dulu melambaikan tangannya.

“Kamu sudah terlalu tua, sementara yang lain memang berbakat. Akan tetapi hanya gadis ini satu-satunya yang cocok mewarisi sedikit seni beladiriku,” sela Xuan Ji.

Li Fei langsung tersenyum masam dan tidak menyangka akan ditolak mentah-mentah padahal ia belum memberitahu apa seni beladirinya.

Zhao Wu juga ingin mendapatkan petunjuk tentang seni beladiri berpedang dari Xuan Ji walaupun ia tidak berniat memasuki sebuah Sekte, karena di Klan Zhao ia sudah memiliki jabatan tinggi. Namun, karena Xuan Ji sepertinya tidak berniat untuk memberikan petunjuk lagi pada siapapun, iapun mengurungkan niatnya itu.

Li Ruoqing langsung mempelajari seni beladiri yang diberikan oleh Xuan Ji. Sepanjang malam ia terus berlatih dan sesekali meminta petunjuk pada Xuan Ji.

Dia tergesa-gesa mempelajarinya, karena ia merasa di masa depan mereka akan sulit bertemu lagi.

Li Fei terus memperhatikan Li Ruoqing yang sedang berlatih sembari menikmati tehnya. Dia ikut begadang hingga larut malam, karena ia ingin melihat apakah Li Ruoqing bisa menguasai seni beladiri yang diberikan oleh Xuan Ji tersebut.

Saat kembali ke Klan Li nanti, ia berencana memberitahu Ketua Klan Li bahwa Li Ruoqing sudah menjadi murid tak langsung seorang leluhur. Dia yakin Ketua Klan Li pasti senang mendengarnya dan akan membantu Li Ruoqing memasuki Sekte Kunlun, Sekte besar yang ada di Kota Huayang.

“Hmm? Apa mataku rabun?” gumamnya karena merasakan energi spiritual Li Ruoqing semakin kuat.

“Sepertinya berkat seni beladiri barunya itu sangat cocok dengannya. Dalam waktu dekat, aku yakin ia akan menjadi Ranah Kaisar Surgawi terkuat di kota Huayang,” sahut Zhao Wu.

“Apaaaaa?” Li Fei terkejut mendengarnya. “Hanya dengan tambahan satu seni beladiri saja itu dapat membuatnya menjadi Pendekar Ranah Kaisar Surgawi nomor satu di Kota Huayang. Ha-ha-ha ... masa depan Klan Li akan cerah. Sudah lama kami tidak memiliki seorang Pendekar yang menggetarkan benua Tianwu.” Dia tertawa terkekeh-kekeh.

1
Di AZ
Luar biasa
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
idihhbkauu yang terkutukk pengikut iblis
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
semga Chu pengg cepatt koit
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
takutt ni orangg
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
ketua Bai kmu Gag tau ketua aliansi beladiri gu itu kaisarr ibls
Purnama Servis Kamera Demak
👍👍
HOPE
yokk lanjutt up up lagii
Harri Purnomo Servis Kamera
👍👍
Ferry Zhou
lanjut ngab
Andbie
saatnya pembersihan aliansi beladiri dari pengikut kultus iblis.. bantai semua ketua bai lie..
Suanggi™
lanjutkan😁🤝
Suanggi™
keren babang😎
kiai kedai
menurut ku ini novel timur paling bagus tapi kok yg suka masih kalah dari novel timur yang lain bosku..
bedjo
terbuka kedok
Agus Budi
çrazi up nya kpn thor
Umar Muhdhar
1
David Muchsin Syahril
mantrafff
Dragon🐉 gate🐉
thanks Up nya Bang👍
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!