Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Lukas di banting
Rencana Lukas yang tak akan mengambil citi ternyata gagal total, Banyak yang masih harus di latih nya dengan ilmu yang baru ia dapatkan. San ternyata malah Purnama guru nya, Guru satu ini sangat galak dan tidak mau menerima kesalahan walau sedikit pun juga. Pokok nya semua harus sempurna, Awal nya dia bilang tidak bisa mau mengajari Lukas beberapa ilmu karena dia sekarang punya pekerjaan baru.
Ternyata yang masuk kedalam tubuh Lukas malah kekuatan api milik Purnama, Punya Arya mental karena bocah satu itu tidak fokus saat mengajari nya. Sekarang dia mendapatkan hukuman tergantung terbalik di pohon, Rasa nya kepala Arya sangat berat akibat darah yang mengalir kekepala semua nya. Lukas tak berani menertawakan Arya karena dia juga sedang memikirkan nasib nya yang berlatih terus, Sejak tadi belum ada di beri waktu istirahat oleh Purnama.
Sang guru duduk di atas batu dengan ekor yang siap menghantam tubuh murid nya bila Lukas sampai menyerah, Pohon duku kering itu belum juga bisa Lukas bakar. Malah pohon pohon lain yang sekarang sudah habis karena di lahap api nya, Itu yang membuat Purnama sangat meradang dan ingin membanting Lukas sebenar nya. Lukas sudah berdebar debar karena takut itu sampai terjadi pada diri nya, Mana Arya pun sejak tadi masih memanasi Kakak nya.
"Fokus kan mata mu kesana dan jangan terganggu dengan apa pun!" Purnama memberikan arahan.
"Aaak lindungi aku, Ya Allah." Pekik Lukas ketakutan.
"Apa sih kau ini? Di suruh fokus malah lebay, Tau gini aku tidak mau mengajari mu." Rutuk Purnama.
"Aku ini manusia, Purnama! Bagai mana mungkin aku tidak takut kalau kau tiba tiba membelit tubuh ku begini." Keluh Lukas gemetaran.
"Oh, Takut ya?" Purnama melepaskan lilitan nya.
Lukas bisa mengambil nafas lega setelah Purnama melepaskan tubuh nya dari lilitan ekor yang berduri tajam, Apa enggak mau berdiri tegak rasa nya ketika sang guru mengajari nya untuk fokus. Sedangkan ekor nya membelit tubuh dengan sangat erat, Dan lagi hati Lukas berdebar debar karena suara Purnama sangat merdu di telinga nya.
"Hahahaaaaa, Bilang saja kamu grogi kan dekat sama dia, Mas!" Arya menyahut di atas pohon kapuk.
"Diam kau, Arya! Mau ku cabut rambut mu seperti ular sendok ini?" Ancam Purnama.
"Jangan lah! Masa aku jadi botak begitu, Jelek sekali." Arya langsung merutuk.
"Aku cantik kok, Mas! Coba lah perhatikan, Besok aku akan secantik Mbak Pur kalau rambut ku sudah tumbuh. Ini gara gara Nilam lah jadi nya aku botak." Rutuk ular sendok.
Lukas mengabaikan perdebatan mereka bertiga, Dia tadi agak ngeri melihat ular sendok yang kepala nya botak begitu. Pandangan nya lurus kepada pohon duku kering, Pokok nya dia harus bisa. Ini sudah mau malam dan dia belum juga bisa, Perut nya sudah lapar karena sejak pagi tadi belum makan.
"Kakak! Aku lapar." Pekik Arya juga kelaparan.
Namun Purnama mengabaikan nya karena tak ada orang sedang di hukum akan di beri makan, Namun kasihan juga melihat adik nya. Purnama pun mendekat dan menyuapi adik nya yang sedang bergantung terbalik, Hubungan yang sangat di iri oleh banyak orang. Purnama yang terlihat galak dan sangat beringas, Namun sangat perhatian kepada sang adik.
"Sambal nya enak, Kakak yang masak ya?" Tanya Arya sambil ngunyah.
"Bukan, Mas Zidan tadi yang masak." Jawab Purnama.
"Heeeem enak sekali, Aku tidak mau sayur nya." Arya memang sangat susah makan sayur.
Lukas yang mencoba memfokuskan diri jadi sangat terganggu, Mana dia juga sedang lapar. Aroma makanan yang Purnama dan adik nya makan sangat lah enak, Sontak dia pun tak bisa fokus lagi. Api yang sudah terkumpul itu malah menghantam rumpunan tebu.
"Purnama! Kau bilang dengan murid mu ini, Aku hampir terbakar!" Teriak Ki Seto sangat kesal.
"Eh! Kok sampai nyasar kesana?" Purnama heran dengan tingkah Lukas.
"Aku tidak fokus karena kalian sibuk mengoceh makanan, Lapar juga perut ku ini." Lukas memegangi perut nya.
"Astaga! Aku hampir saja mati yang kedua kali nya." Ki Seto memegangi dada nya.
"Kau ngapain di sana, Ki?" Purnama menatap Ki Seto curiga.
Karena sedang mengintrogasi Ki Seto, Purnama tidak sadar kalau piring nya di ambil Lukas dan Pria ini segera melahap nasi dengan sayur dan ikan panggang. Sambil berjongkok ia makan dengan lahap nya karena rasa masakan ini memang sangat enak, Entah karena perut nya yang sangat lapar sehingga semua nya terasa enak dan nikmat, Tak peduli dengan yang punya sedang menyelidiki member yang paling tua.
"Hayo ngaku! Kau sedang apa di sana?" Sentak Purnama.
"Cuma duduk saja." Jawab Ki Seto.
"Ngapain kau tiba tiba pindah kesana? Tadi kamu duduk sini." Purnama tidak percaya dengan ucapan Ki Seto.
Sedang mereka menyelidiki apa yang tengah Ki Seto lakukan di dalam gerombolan tebu, Kuntilanak merah keluar juga dari sana dengan baju compang camping dan rambut nya juga separuh berbau sangit akibat terbakar oleh api. Bahkan wajah nya juga terkena asap sehingga hitam legam, Sontak Purnama memicingkan mata nya karena mulai paham kenapa Ki Seto bisa di dalam gerombolan tebu itu.
"Kau pacaran dengan nya kan?" Tuduh Purnama.
"Enggak! Mana ada aku pacaran." Elak Ki Seto.
"Ngaku!"
"Enggak, Aku tak mau pacaran dengan kuntilanak itu." Ki Seto tetap tidak mau mengaku.
"Baik lah, Kalau begitu aku akan mengirim kuntilanak merah agar ikut bersama Lukas saja." Ancam Purnama.
Ki Seto kaget mendengar ancaman nya Purnama yang akan mengirim kuntilanak merah pergi kekota, Kuntilanak merah hanya diam saja tak memberikan komentar apa apa.
"Baik lah! Aku memang pacaran sama dia." Ki Seto akhir nya mengaku.
"Tinggal bilang gitu saja dari tadi kok pakai mengelak segala." Rutuk Purnama.
"Dia malu karena aku masih jadi arwah jahat, Dan kadang aku bisa berubah menjadi buruk." Kuntilanak merah menjawab pelan.
"Hei aku sudah kenyang!" Lukas menghampiri Purnama.
Purnama baru sadar kalau nasi nya sudah di habiskan oleh Lukas, Dia sangat kesal dan menyambar tangan Lukas. Gerakan nya sangat cepat sehingga Lukas sama sekali tidak menyadari nya.
Braaak.
"Aaaakh pinggang ku!" Jerit Lukas ketika tubuh nya menghantam tanah.
"Dari tadi kau menguji kesabaran ku terus!" Geram Purnama.
Sudah sejak tadi dia mencoba sabar dengan apa yang sudah mereka lakukan, Ternyata malah semakin menjadi saja para murid dan member nya. Sehingga kesabaran Purnama pun habis dan langsung membanting Lukas.