Namaku. Alesha nabila sakhir, aku tinggal bersama ibu tunggal ayah telah pergi meninggal sewaktu usiaku beranjak ke sepuluh tahun. Waktu seakan terhenti, rasa nya semua itu bagaikan mimpi terburuk ku kehilangan sosok ayah terhebat dalam hidup sangat memukul hatiku.
Aku disaat itu masih berusia sepuluh tahun, harus berdiri dengan kuat bersama sang ibu yang tak henti-hentinya ia menangis.Aku mengerti dengan keadaan ibuku, laki-laki yang sangat ia cintai terlebih dahulu meninggalkannya dengan putri kecil mereka.Ibu terus memeluk tubuh ku yang mungil, aku tak mampu berkata-kata untuk menenangkan ibu karna aku juga sama terpukulnya.
Perlahan ibu melepaskan pelukan nya terhadap tubuh mungil ku dan ia juga sudah tak lagi menangis seperti tadi.Menatap diri ku dan tersenyum dengan luka.
"Sayang kamu lapar tidak?"Ujar sang ibu bertanya pada ku, aku menjawab dengan anggukan kepala pertanda ia, memang disaat itu perut ku telah sakit menahan lapar. Tapi aku tak tega mengatakan nya pada ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TauFik Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25. Nongkrong
Haii girls👋
Sebelum baca follow dulu ya akun Author🤓
Mohon maaf apabila ada kesamaan cerita, tempat, tokoh dengan cerita lain ya🙏
...Gimana nih part kali ini??...
...Seru atau biasa aja yah??...
...Vote dan Comment terus buat Author🔥...
...Hargai karya orang lain itu penting pren!!!...
...Thankyouuuuuuuu!!!!...
...Selamat datang dalam cerita ku guys🦋...
......................
Kevin pria yang sangat sulit ditebak, bagaimana tidak setelah ia meminjam ponsel alesha pria tersebut sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata–pun.
..."Anjir! Muka–tembok, asal pergi aja tuh. Gada basa–basi! Bilang makasih sama gue kek." alesha tanpa sadar menggerutu dengan sikap kevin yang dengan asal–asal saja....
Kevin memang tidak pandai merayu gadis. Bagi pria itu sangat merepotkan atau buang–buang waktu untuk menggurusi seorang wanita. Ibu dan mora saja sudah membuat kepala kevin seakan ingin pecah, setiap hari linzy akan mengamuk pada anak lanjang–nya tersebut.
Pria brandalan itu selalu linzy marahi, sikap–nya yang tidak beda jauh dengan anton suami linzy dan selaku papa–nya kevin dengan mora itu sama persis seperti anak–nya ini.
Memang benar apa kata pepatah mengatakan. Buah tidak akan jatuh jauh dari pohon–nya, sama seperti kevin dan anton. Sikap dan sifat mereka sangat mirip sekali, tidak ada sedikit–pun sikap linzy yang kevin wariskan.
Alesha menatap pungung tegap kevin yang sudah hampir tidak ia lihat lagi, keramai–an di tempat tersebut menghalangi pandang alesha. Dengan sekejab mata kevin sudah tidak alesha lihat lagi bersama mora dalam gendongan pria itu.
..."Loh—kok. Gue liatin cowok tembok itu yah? Aduhhh, kok gue bisa ngebleng gini sih." ucap alesha yang tak habis pikir dengan diri–nya....
Alesha merasa bodoh menatap kepergian kevin. Membuat ia sangat kesal, kini gadis tersebut juga melangkah pergi menembus keramaian mall itu. Alesha tidak membutuhkan angkotan umum untuk sampai kerumah–nya, hanya berjalan kaki beberapa menit saja ia akan sudah sampai tepat di depan pagar tinggi rumah milik–nya.
Satpam yang berjaga segera membuka gerbang ketika melihat nona mereka sudah pulang. Tumben alesha pulang sore hari, biasa–nya gadis itu akan pulang di malam hari.
..."Non. Alesha tumben pulang–nya cepat?" tanya seorang satpam di rumah tersebut....
..."Iya. Mang—lagi, males aja keluar lama–lama nih." ucap alesha dengan ramah. Respon gadis itu juga baik pada orang lain yang bersikap baik juga pada–nya....
..."Ooohhh–amang kira. Entah ada apa non–alesha pulang cepat tadi."...
..."Panjang amat! Mang—oh nya." ujar alesha....
..."Heheheh. Amang becanda atuh non." ujar satpam kembali yang dapat senyuman ramah oleh alesha....
..."Yaudah—mang! Kalau gitu alesha mau masuk dulu ya." pamit alesha pada satpam tersebut yang biasa ia panggil dengan amang satpam....
..."Siap—non alesha! Silahkan masuk." ujar satpam tersebut yang disambut gelak tawa singkat oleh alesha....
Tempat yang paling nyaman ternyata adalah kamar sendiri. Dan sekarang lihat–lah kini alesha tengah berselonjoran kaki di atas ranjang empuk–nya, tidak lupa ia mengambil laptop milik–nya yang berada dalam laci samping ranjang itu.
Sebelum naik ke–atas kamar. Gadis itu sempat berpesan pada bik–minah yang ada di dapur, ia minta tolong bawakan cemilan–nya yang ada dalam kulkas di bawa ke lantai dua kamar–nya.
TOK! TOK!
Pintu kamar alesha di–ketuk, gadis itu sudah tau siapa yang mengetuk pintu–nya. Dengan segera alesha turun membuka pintu tersebut, mempersilahkan bik–minah masuk menaruh snack yang ia minta tadi.
..."Makasih bik." ujar alesha dengan lembut....
..."Sama–sama! Non. Kalau kurang snack–nya jerit aja bibik di–bawah." alesha mengangguk. Lalu bik minah pamit keluar lanjut mengerjakan tugas–tugas nya yang lain....
Kini alesha tengah asik menonton Drakor kesukaan gadis itu. Sudah lengkap dengan begini saja ditemanin oleh makanan dan minum menonton dalam laptop milik–nya.
TING!
Ponsel alesha berbunyi pertanda ada pesan masuk, alesha yang tengah asik menonton Drakor tersebut menggalihkan mata–nya menatap ponsel yang berada di atas laci samping ranjang.
Sebenar–nya alesha malas melihat ponsel–nya. Namun gadis itu takut jika ada pesan penting ya iya lewat–kan, atau pesan dari ibu–nya. Alesha mengambil ponsel tersebut yang tidak jauh dari tempat ia menonton.
..."Udah mendingan?" satu pesan yang dikirim oleh mahesa....
..."Sudah kok—makasih! Tadi udah di anterin—pulang." bales alesha pada pesan chat pria itu....
..."Hmm! Udah makan? Atau mau gue—beliin sesuatu?"...
..."Gue–udah makan!"...
Pesan terakhir dari alesha tidak dibales lagi oleh mahesa hanya di–red doang oleh pria itu. Tapi sudah biasa bagi alesha menghadapi pria aneh yang berada di sekitar–nya.
TING!
Ponsel alesha kembali berbunyi, kali ini siapa lagi yang memberikan–nya pesan. Sangat menganggu sekali padahal ini waktu senang–senang gadis itu namun ada saja perusuh yang entah dari mana saja.
..."Bestii! Ayo—nongkrong di kafe gue." arum memberikan pesan pada alesha....
..."Males ah gue! Cape–pergi kesana sendiri mulu." alesha membalas pesan arum....
..."Iye! Elo kayak udah tua—aje! Berat amat pungung lo. Jangan alesan gue—jemput lo besti."...
..."Nah gitu—dong dari tadi! Kan enak cerita–nya."...
..."OTW! Gue—nih. Setengah jam lagi gue sampai! Elo buruan siap—siap."...
..."Oke! Bestiku—tersayang, muachhh."...
Singkat cerita alesha mematikan tontonan–nya, lalu gadis itu buru–buru mandi dan ingin cepat berisap. Ia sangat risih jika di tunggu oleh orang lain yang nanti akan membuat ia sangat lama bersiap–siapnya.
