NovelToon NovelToon
My Lovely MUA

My Lovely MUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:93.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sage Green92

Briana Micella mendadak menjadi seorang MUA (Make Up Artist) idola para model, artis maupun istri pejabat di negaranya. Bukan tanpa alasan Briana menjadi idola, sebelumnya dia terpaksa menggantikan ibunya yang juga berprofesi sebagai MUA senior profesional yang sedang sakit. Banyak sekali kejutan-kejutan menghampiri Briana di saat dia sedang melakukan tugasnya. Termasuk mendapat seorang klien model terkenal, mirisnya model itu adalah calon istri dari masa lalunya yang belum usai; Nevan Xaquil, mantan kekasih Briana saat duduk di bangku SMA.
Akankah Briana goyah kembali setelah Nevan datang kembali di kehidupannya ? Sanggupkah Briana bekerja secara profesional jika selalu berhubungan dengan masa lalunya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sage Green92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27.

“Gue bakal pikirin semua,” jawab Briana.

“Jauh dari gue, gue bau. Lo kan nggak suka kalo ada bau, atau sesuatu yang kotor.”

Nevan tersenyum simpul. “I love you.”

Pipi Briana memerah, dan terasa panas. “G-gue mau pulang.”

Otak Briana mendadak nge-bug! Badannya terasa panas dingin, gelisah galau merana.

“Oke, gue ijinin lo pulang. Gue kasih lo waktu .... Dua minggu kedepan buat mikir. Inget, gue nggak tahan kalo dicuekin, apa lagi sama lo.”

Briana manggut-manggut, lalu melepas kedua tangannya yang sudah terasa kebas. Lalu mengepak-ngepakkan tangannya ke bawah. “Buruan buka pintunya.”

Yang penting dia bisa kabur dari apartement Nevan, urusan Nevan masalah belakang.

“Iya, bawel,” kata Nevan, kesal. Tapi, sedikit.

Nevan lalu memencet password pintu apartmentnya untuk dibuka.

Tulilit..

Setelah terbuka, ternyata..

“Baru aja mau gue ketuk!” celetuk Mario. Mata Mario otomatis terbeliak, saat di belakang Nevan ada seorang wanita. Mario datang bersama Reno, dan Eric. Satu paket. Mereka berdua tak kalah kaget, untung saja Reno dan Eric tak sempat melihat jika itu adalah Briana. Mungkin Mario tahu ? Entahlah.

Tak kalah kaget, Briana langsung bersembunyi di balik tubuh kekar Nevan. Langsung tertutup sempurna. Untung badannya kecil. Nevan lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“L-lo bawa cewek ? Si Isyana ya tuh ? Lo udah balikan lagi ?!” Mario mencecar Nevan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Nevan merasa terdesak dan tertekan.

Reno menyela, “Kayaknya bukan sih, ini pendek. Kalo kan Isyana tinggi.”

Tangan kanan Reno memegangi dagunya. Meneliti dari atas ke bawah siapa cewek itu. Pikirannya tiba-tiba tidak enak. Mungkinkah dia Briana ? Tapi, Reno segera membuang pikirannya itu jauh-jauh.

“Coba lo jangan sembunyi gitu lah, cewek pendek!” Eric memerintah Briana untuk keluar dari persembunyiannya di belakang tubuh Nevan.

Tanpa Briana sadari, tangannya memeluk erat pinggang Nevan supaya tidak ketahuan trio ember itu. Wajahnya ia benamkan di tengah-tengah punggung Nevan. Hoodienya ia naikkan sampai wajahnya tertutup. Nevan tentu senang-senang saja, malah tangannya ikut-ikutan mengelus tangan Briana.

“Berisik! Kalian masuk dulu, gue mau nganter cewek gue turun.”

Mereka bertiga berdecak kesal, masih sangat penasaran kepada cewek pendek itu. Mata mereka melirik, namun sayang wajahnya di buang ke samping kanan dan tertutup hoodie.

“Bentar ya!”

Tulilit!

Pintu apartement Nevan tertutup sudah. Tangan Briana masih melingkar di pinggang Nevan. “Udah aman.”

“Lo yakin ?”

Nevan tersinyum simpul. Wajahnya bersemu merah. “Kangen banget ya sama gue sampe nggak mau lepas, hm ?”

“Nggak!” Briana seraya melepas tangannya di pinggang Nevan. Dan langsung pergi. Tanpa pamit tanpa basa-basi. Gadis itu berlari kecil hingga punggungnya tak terlihat lagi di mata Nevan.

Tulilit!

Ketiga trio ember itu kompak menatap tajam ke arah Nevan. Seakan Nevan harus jujur dengan mereka detik itu juga.

“Siapa sih tadi ?” tanya Mario si raja kepo.

Nevan tak menggubris, dan memasukkan kedua tangannya di saku celana jogernya. Sore itu dia hanya memakai celana joger dan kaos singlet berwarna hitam. Ia lalu pergi ke lemari es untuk mengambil beberapa kaleng minuman. Dan langsung ia berikan kepada ketiga sahabatnya itu.

“Ada lah pokoknya.”

Nevan menyandarkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya sejenak.

“Isyana, ya ?” tanya Eric penasaran.

Bugh!

Kepala Eric dipukul menggunakan bantal oleh Mario. “Isyana tinggi, yang tadi kecil.”

Eric mengernyit, “Atau lo jangan-jangan...”

Nevan membuka matanya tiba-tiba, waspada.

“Jangan-jangan lo pedo!” timpal Eric santai.

Nevan mengatur nafasnya pelan, syukurlah, batinnya. Ia memejamkan matanya kembali.

Semua tertawa, kecuali Reno. Dia masih yakin dan penasaran siapa gadis itu. Karena postur tubuhnya mirip dengan Briana.

“Atau, lo nyembunyiin Briana ?” celetuk Reno sambil bersandar di sofa empuk milik Nevan. Wajahnya mendadak berubah drastis.

Eric menyenggol lengan Mario. Dan melirik ekspresi Nevan yang tak berubah.

“Mau itu Isyana, Briana atau ****** yang gue bawa kesini, bukan urusan lo!” jawab Nevan, tegas. Masih tetap dengan mata terpejam. Kedua tangannya ia lipat diatas perutnya. Ia menghembuskan nafas dalam-dalam.

Hening. Tak ada yang berbicara setelahnya. Reno kemudian bangkit, dan berpamitan kepada Nevan. Hatinya sangat berkecamuk. Mungkinkah itu Briana ? Entahlah, No.

...----------------...

Mata Briana mengerjap. Meluruskan otot-ototnya yang kaku setelah berjuang di alam mimpi. Setelah memakai kacamatanya, dia lalu menuruni tangga. Nampak sepi. Tak ada kehidupan. Dia melihat meja makan, tak ada apapun. Biasanya, pagi-pagi sekali Aisha sudah menyiapkan sarapan di meja makan. Walaupun itu hanya sebuah roti bakar, atau nasi goreng telur mata sapi. Tapi, kosong.

Dia kemudian melihat sebuah memo yang ditempel di pintu lemari es. Matanya membulat.

Briana sayang, mama ada job di Medan selama dua hari. Papa juga ikut nganterin mama, maaf ya nggak sempat bangunin kamu. Ada opor di atas kompor, udah mama siapin buat kamu.

Love, Mama dan Papa.

Bibir Briana meruncing, selama ini dia tak pernah berani di rumah sendirian. Walaupun, Aisha ada job di luar kota, Steven tak pernah ikut. Jadi, dia di rumah bersama Steven.

“Pah! Ngapain sih ikut mamah,” ucap Briana, kesal.

Beberapa jam berikutnya.

“Maaf, Kak. Bukannya saya nolak, tapi ibu dirumah sendirian kalo malem,” ucap Elsa.

Briana lemas tak berdaya. “Gue nggak berani sendirian, Sa.”

“Kakak nginep aja di rumah temen Kakak itu.”

Mata Briana terbeliak. “Bener juga ya, gue tanya Caca dulu. Tumben pinter lo, Sa!”

Elsa tersipu-sipu. Dan menggerakkan tubuhnya kekanan dan kekiri.

“Lo keluar kota ?!”

“Iya, gue ada urusan pekerjaan di Surabaya.”

“Sampe kapan ?”

“Tiga harian.”

Nafas Briana menderu. Dia mematikan sambungan telfonnya. Caca sedang keluar kota urusan pekerjaan, Syeilla praktikum di luar kota. Lengkap sudah!

“Ya udah, gue berangkat kerja dulu ya, Sa. Jangan lupa, kalo pulang dikunci pintunya.”

Elsa manggut-manggut. “Siap, Kak.”

...----------------...

“Makasih, Briana. Tangan lo ajaib,” ucap Adriella. Gadis itu selalu ikhlas memuji Briana.

Briana tersenyum simpul. “Nggak, ah. Biasa aja.”

Tiba-tiba idenya muncul. “La, malem ini lo sibuk nggak ?”

Adriella mengernyit. “Malem ini .... Ah, gue pulang ke Bandung, udah lama nggak pulang.”

Sial! Kenapa semua mendadak ada acara keluar kota ? Apakah semesta tak mendukungnya untuk menginap di rumah teman-temannya malam ini ? Sungguh, ini tidak adil, batin Briana.

“Kenapa ?” tanya Adriella.

“Nggak papa,” jawab Briana seadanya.

Briana kemudian seperti biasa men-touch up kembali makeup Adriella.

Beberapa jam kemudian, Briana telah selesai bekerja. Seperti biasa, dia menggalau. Menggalau mencari-cari tumpangan agar malam ini tidak sendirian. Dia cukup lama berdiri di depan gerbang WillEnt.

“Gue ke toko buku aja kali ya,” gumamnya sendirian. Sudah berkali-kali dia gagal ke toko buku. Kali ini, dia tidak akan gagal lagi.

“Atas nama Kak Briana ?” tanya ojol driver.

Briana manggut-manggut lalu menghilang bersama ojol membelah jalanan ibu kota. Beberapa menit kemudian, dia sudah tiba di sebuah toko buku terbesar di kota Jakarta. Dia menyusuri lorong-lorong tempat novel-novel favoritnya dipajang. Matanya seperti melihat bongkahan berlian saat berada di sini.

“Ah, gue berasa mabuk,” gumamnya lirih.

“Bukan mabuk gara-gara gue, kan ?” celetuk suara berat itu tiba-tiba.

1
Lies Atikah
ah cangkeul thor kapan bersamanya
Lies Atikah
jangan lembek bri melawan lah
Imam Kambali S. Ped
yup cepat lanjut
Lies Atikah
yang tegas atuh Bri sama Nepan kok mau aja dileceh kan udah gak punya harga diri yah s nevan ingat si nevan udah tunangan coba buka hati sama Reno kalau ga bisa berteman aja buat si natan cemburu jangan jadi lembek
Imam Kambali S. Ped
tenang dibawa nevan
Herlina
Luar biasa
Surati
bagus
Fidia K.R ✨
Aku udah mampir di ceritanya ka thor yaa😉 Overalls aku suka jalan cerita nya👍🏻
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
maaf kak baru mampir, awal cerita yg luar biasa semoga seterusnya ceweknya gak melow jgn mau ditindas trs sm cwok 👍👍👍😍😍😍😍😍
վմղíα | HV💕
nyimak thor mampir juga keceritaku
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Jangan lupa baca karya terbaru Author dengan judul Cinta Yang Lain ya... 🥰
©h♦©♦
Otw ikut kak!
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kak ak mampir ya
tina yusuf
akur ceritanya bagus ,suka
tina yusuf
briana jangan mau di perlakukan begitu putusin aja
Widya Tutik
keren
🌕🌊🍁🪷
jangan lupa minta daddy nevan belikan pabriknya sekalian boy
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐: Pabrik thomas and friends 😅😅
total 1 replies
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Hi kak Elna, akan ada extra chapter dan next ada kejutan lagi..

Jangan lupa subscribe supaya kalau aku update bisa kelihatan di kakak. ☺😘
Elna Nur
ini serius end thor🥺
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
judulnya kok gda kak?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!