NovelToon NovelToon
Menantu Bar-bar Itu Aku

Menantu Bar-bar Itu Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Selingkuh / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Chicklit
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Ainun

menikah dengan laki-laki yang masih mengutamakan keluarganya dibandingkan istri membuat Karina menjadi menantu yang sering tertindas.
Namun Karina tak mau hanya diam saja ketika dirinya ditindas oleh keluarga dari suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13. ancaman sang pelakor

Rudi beranjak dari duduknya, langsung mengunci pintu ruangannya dengan suara yang jelas, "Ceklek.. Ceklek..", dua kali suara pintu terkunci terdengar, menandakan bahwa ruangan tersebut telah terkunci rapat. Setelah memastikan pintu terkunci, Rudi langsung kembali mendekat ke arah Lisa, dengan langkah yang cepat dan penuh kecemasan.

Namun, tiba-tiba Ardi menggebrak meja dengan suara yang keras, "Bruak..", melampiaskan rasa amarah dan kecewanya.

Lisa terlonjak kaget, matanya terbuka lebar dan wajahnya terlihat pucat. Namun, dengan cepat Lisa dapat menguasai dirinya lagi, dan ia kembali menatap Rudi dengan mata yang penuh pertanyaan.

"Bagaimana kamu bisa hamil?" Rudi bertanya dengan suara yang terdengar bingung dan cemas. "Sedangkan setiap kita berhubungan, aku selalu pakai pengaman." Rudi menatap Lisa dengan mata yang penuh keheranan, sedang mencari jawaban yang logis.

"Aku, juga tidak tahu, Rud," jawab Lisa dengan suara yang lembut dan penuh kebingungan.

Rudi menarik napasnya dalam-dalam, kemudian meraupkan kedua tangannya ke wajah, untuk menghilangkan kebingungan yang sedang melanda dirinya. Wajahnya terlihat pucat dan cemas, ia sedang berusaha untuk memahami situasi yang tidak terduga ini.

"Astaga, lalu aku harus bagaimana, Lis?" Rudi bertanya dengan suara yang terdengar bingung dan penuh kekhawatiran.

Lisa menatap tajam ke arah Rudi, dengan mata yang terlihat tajam dan penuh keinginan. "Kok bagaimana sih. Bukannya dari awal kamu sudah berjanji, kalau sampai aku hamil, maka kamu akan tanggung jawab dengan menikahi aku," ucap Lisa dengan suara yang tegas.

Rudi terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab dengan suara yang penuh kekhawatiran. "Iya, tapi bagaimana dengan Karina?" Ia menatap Lisa dengan mata yang penuh kecemasan.

Lisa memandang Rudi dengan mata yang terlihat sinis. "Rud, istrimu itu tidak bisa memberikan kamu anak. Buktinya sampai saat ini belum hamil juga. Aku yang baru sebulan saja langsung bisa hamil. Berarti terbukti kan, kalau Karina itu mandul." Suara Lisa terdengar tajam dan penuh kepercayaan diri, ia merasa telah membuktikan kebenaran yang tidak dapat disangkal.

Rudi mencerna ucapan Lisa yang ada benarnya juga. Ia terlihat berpikir dengan keras, seolah-olah mencari jawaban yang tepat. "Beri aku waktu untuk memikirkan semuanya dengan matang," katanya, dengan suara yang terdengar lirih.

"Aku tidak mau tahu ya, Rud. Kamu harus segera menikahi aku!" Lisa mengucapkan kata-kata tersebut dengan suara yang tegas dan penuh tekanan, matanya terlihat tajam dan penuh keinginan. "Kalau tidak, aku akan menyebarkan ini semua ke orang-orang," tambahnya dengan nada yang mengancam.

Setelah mengatakan itu, Lisa memilih pergi dari ruangan Rudi, meninggalkan Rudi dalam keadaan yang bingung dan lemas. Rudi terduduk di kursinya, tidak bergerak, ia merasa telah kehilangan kekuatan untuk berdiri. Wajahnya terlihat pucat dan cemas, matanya terlihat lebar dan penuh kebingungan. Rudi bingung, tidak tahu harus merasa senang atau marah, karena situasi yang dihadapinya terasa sangat sulit dan tidak pasti.

****

Setelah mengantarkan Lisa pulang, Rudi langsung melajukan motornya pulang ke rumah, dengan pikiran yang masih terganggu oleh percakapan dengan Lisa. Ia merasa lelah dan khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Motor Rudi melaju dengan kecepatan sedang, mengiringi pikirannya yang masih terganggu oleh percakapan dengan Lisa. Angin sore yang sejuk berhembus di wajahnya, namun tidak dapat menghilangkan rasa khawatir yang masih membelenggu pikirannya.

Sekitar 20 menit kemudian, Rudi akhirnya sampai juga di rumah, dengan rasa lega yang sedikit mengurangi kekhawatirannya. Ia mematikan mesin motor dan mengambil napas dalam-dalam, sebelum akhirnya turun dari motor dan memasuki rumahnya.

"Assalamu'alaikum..." ucap Rudi, begitu masuk ke dalam rumah, dengan suara yang terdengar lelah dan berat.

Karina, yang kebetulan sedang berada di ruang tamu dan sibuk melipat pakaian, langsung menoleh ke arah Rudi dan menjawab, "Wa'alaikumsalam... Tumben sudah pulang, mas?" dengan nada yang terdengar sedikit heran.

Rudi menghela napas berat, melepaskan beban yang telah membelenggu pikirannya. "Iya, hari ini tidak ada lembur," jawabnya dengan suara yang terdengar lelah. "Tolong, siapkan air panas untuk mandi!" tambahnya, dengan nada yang terdengar memohon.

Karina langsung beranjak dari tempat duduknya dan menuju dapur, dengan langkah yang terdengar ringan dan gesit. "Iya, sebentar aku siapkan dulu."

Rudi menatap kepergian Karina dengan rasa bersalah dan khawatir yang terlihat jelas di wajahnya. Ia merasa bahwa ia harus segera memberitahu Karina tentang kehamilan Lisa, namun Rudi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.

Setelah semuanya siap, Karina kembali ke ruang tamu dengan senyum yang terlihat di wajahnya. "Mas, air panasnya sudah siap," ucapnya dengan suara yang ramah.

Rudi mengangguk, kemudian beranjak menuju kamar mandi dengan langkah yang terdengar berat.

Sementara itu, Karina memandang ke arah meja ruang tamu dan melihat tas kerja dan hp Rudi yang terletak di atasnya. "CK.. Kebiasaan, selalu menaruh barangnya sembarang," gumam Karina dengan nada yang sedikit kesal. Namun, ia tidak mempermasalahkannya dan memilih untuk melanjutkan melipat baju.

Saat sedang melipat baju, tiba-tiba terdengar suara 'Ting' suara notifikasi dari ponsel Rudi. Merasa penasaran, Karina pun meraih benda pipih tersebut dan membaca notifikasi pesan dari layar ponsel suaminya. Saat membaca pesan tersebut, Karina mengernyitkan keningnya dan wajahnya terlihat berubah menjadi serius.

Lisa: pokoknya kamu harus segera memberitahu Karina, kalau aku.... Pesan pun tak bisa terbaca semuanya, karena terpotong oleh batas layar ponsel. Karina merasa penasaran dengan kelanjutan pesan tersebut, dan matanya terlihat tajam dan penuh kecurigaan.

"Lisa, memberi tau tentang apa?" gumam Karina, dengan suara yang terdengar pelan dan penuh keingintahuan. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dan merasa ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Saat terdengar suara langkah kaki Rudi yang mendekat, Karina dengan cepat meletakkan kembali ponsel milik Rudi di atas meja. Ia tidak ingin Rudi mengetahui bahwa ia telah membaca pesan tersebut.

"Oh, itu di atas meja mas. Sepertinya tadi ada pesan masuk. Lis.. Lis.. Lis siapa tadi sepertinya pesan dari dia," kata Karina dengan suara santai, namun dengan nada yang terdengar sedikit menggoda dan ingin melihat bagaimana ekspresi wajah suaminya.

Rudi melotot tajam, kemudian langsung menyambar ponsel miliknya dengan gerakan yang terlihat cepat. "Kamu jangan lancang membuka ponsel ku , Karin!" katanya dengan nada ketos.

Karina mengangkat alisnya, bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. "Kamu itu kenapa sih, mas? seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari aku. Atau jangan-jangan itu pesan dari selingkuhanmu, ya?" tanyanya dengan nada yang terdengar seperti sindiran dan ingin memancing reaksi dari Rudi.

Rudi menjawab dengan nada yang defensif, karena memang Rudi sedang menyembunyikan sesuatu dari Karina. "Apa sih. Siapa juga yang selingkuh, jangan asal nuduh, ya!" katanya dengan wajah yang terlihat tegang dan tidak nyaman.

Karina mengernyitkan keningnya, namun sesaat kemudian Karina tertawa kencang. "Hahaha... ekspresi wajah kamu itu lucu tahu nggak sih, mas. Aku cuma bercanda, jangan di bawa serius begitu lah. Lagian aku juga gak megang ponsel mu kok, mas."

Rudi pun bernapas lega mendengar ucapan Karina, dan wajahnya yang tegang sebelumnya mulai rileks.

"Sudah sana, kamu pakai baju, mas!" kata Karina.

"Iya, iya.." Rudi segera pergi ke kamar dengan membawa tas dan ponselnya, meninggalkan Karina yang masih tertawa dan memandanginya dengan mata yang terlihat tajam dan penuh kecurigaan.

****

"Mama, aku mau sama mama.." gumam Aldo dengan suara yang terdengar lemah dan tidak jelas.

"Aldo, bangun sayang! Ini Oma, nak," ucap Lusi dengan suara yang terdengar lembut dan penuh kekhawatiran, sambil menepuk-nepuk pipi Aldo dengan lembut. Namun, Aldo tak kunjung bangun dari tidurnya, dan Lusi mulai merasa khawatir.

Lusi memegang dahi Aldo dengan tangan yang terlihat gemetar. "Astaghfirullah, badan kamu panas sekali, Aldo," ucapnya dengan suara yang terdengar khawatir dan tidak tenang. Lusi segera menuju kamar Andrew untuk memberitahukan Andrew tentang keadaan Aldo.

"Andrew... Ndrew..." teriak Lusi dengan suara yang terdengar keras dan bergetar, memecahkan kesunyian malam. Suaranya terdengar tidak stabil dan penuh kekhawatiran.

"Ma... Ada apa?" jawab Andrew dengan suara yang masih terdengar ngantuk, tapi juga dengan nada yang khawatir dan penasaran. Ia segera melompat dari tempat tidurnya dan berlari menuju ke arah Lusi, dengan langkah yang terdengar cepat dan khawatir.

Lusi mengatur napasnya terlebih dahulu, mencoba untuk menghilangkan rasa panik yang masih membelenggu hatinya. Ia menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskan napas perlahan-lahan, berusaha untuk menenangkan dirinya.

"I-itu, Aldo, badannya panas banget. Dari tadi Aldo juga menggigil," kata Lusi dengan suara yang masih terdengar bergetar dan khawatir.

Andrew segera menghampiri Aldo dan merasakan suhu tubuhnya. Ia menempatkan telapak tangannya di dahi Aldo, dan merasakan panas yang tidak biasa. "Kita harus segera membawanya ke rumah sakit, ma," kata Andrew dengan nada yang khawatir juga, matanya terlihat serius dan penuh kecemasan.

Andrew membopong Aldo masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit, dengan hati yang gelisah dan khawatir tentang kondisi Aldo. Ia memegang setir dengan erat dan mata tetap fokus pada jalan, berharap dapat segera tiba di rumah sakit dan menyelamatkan Aldo. Mobilnya melaju dengan cepat, lampu-lampu jalan berkedip-kedip di sepanjang jalan, dan suara mesin mobil terdengar keras dan tidak berhenti. Andrew terus memandang ke depan, dengan harapan dapat segera menemukan pertolongan untuk Aldo.

"Mama Karina... aku mau sama mama saja." gumam Aldo, dengan mata yang masih terpejam dan suara yang terdengar lemah dan tidak jelas. Suaranya terdengar seperti bisikan, dan kata-katanya terdengar seperti ucapan bawah sadar.

"Ndrew, Aldo mengigau lagi. Sepertinya Aldo merindukan Karina," kata Lusi.

"Tidak ma, itu hanya ucapan bawah sadar Aldo saja. Tolong jaga Aldo, sebentar lagi akan sampai rumah sakit," pinta Andrew, dengan suara tenang meskipun sebenarnya sedang khawatir. Ia mencoba untuk menenangkan Lusi dan membuatnya tidak terlalu khawatir.

Tak lama kemudian, akhirnya sampai juga di rumah sakit Pelita Harapan. Andrew segera turun dari mobil dan berlari menuju pintu masuk rumah sakit, dengan wajah yang khawatir dan cemas. Ia membawa Aldo dengan hati-hati, dan Lusi mengikuti di belakangnya dengan langkah yang tergesa-gesa.

Dua orang suster datang dengan membawa brankar, dan segera membantu Andrew untuk memindahkan Aldo ke atas brankar dengan hati-hati dan lembut.

"Tenang, Pak. Kami akan segera membantu anak Anda," kata salah satu suster dengan suara yang tenang dan menenangkan, berusaha untuk menghilangkan kecemasan Andrew.

Aldo dibawa ke UGD dan diperiksa oleh dokter jaga dengan cepat dan teliti. Sementara itu, Andrew dan Lusi menunggu dengan cemas di luar ruangan, berharap kabar baik tentang kondisi Aldo. Mereka berdua saling memandang dengan khawatir, menunggu hasil pemeriksaan dokter dengan hati yang berdebar.

Ceklek.. Pintu terbuka, Dokter yang menangani Aldo sudah keluar dengan wajah yang serius. Andrew dan Lusi sama-sama langsung mendekat ke arah dokter yang menangani Aldo, dengan langkah yang tergesa-gesa. Mereka berdua memandang dokter dengan mata yang lebar dan penuh harapan, berharap untuk mendengar kabar baik tentang kondisi Aldo.

"Gimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Andrew, penasaran dan khawatir tentang kondisi Aldo.

Dokter pun menarik napasnya terlebih dahulu sebelum menjelaskan. "Kami sudah melakukan pemeriksaan, Pak. Tapi Deman anak anda sangat tinggi. Kami akan melakukan tes darah dan juga Rontgen untuk mengetahui penyebab demam Aldo."

Andrew mengangguk dengan cepat, dan ia sedang meminta dokter untuk melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyelamatkan Aldo. "Lakukan yang terbaik untuk anak saya, Dok," katanya dengan suara yang penuh kekhawatiran.

Dokter pun mengangguk, ia berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk Aldo. "Kami akan mengupayakan yang terbaik untuk pasien. Maaf, kalau boleh tahu, siapa Karina? Apa itu nama mamanya Aldo?" tanyanya dengan suara yang penasaran.

"Bukan, Dok," jawab Andrew dengan suara yang tegas.

"Oh maaf, saya kira mamanya. Soalnya Aldo terus mengigau memanggil nama mama Karina. Kalau bisa, pertemukan Aldo dengan orang yang dia maksud. Mungkin dengan bertemu mama Karina, Aldo bisa segera sembuh."

Andrew terdiam tak merespon ucapan dokter, ia sedang mencoba untuk menghindari pertanyaan dokter.

"Yasudah, kalau begitu saya permisi dulu ya, Pak. Nanti kita akan melakukan tes darah dan juga Rontgen untuk Aldo," kata dokter dengan suara yang ramah. Andrew pun mengangguk, menerima keputusan dokter.

Bersambung...

1
FLA
iyess Karina
FLA: suruh pegangan ya kak, ntar jatoh lagi🤭
mama Ainun: 😁😁😁 Karina bingung
total 2 replies
Diyah Pamungkas Sari
trauma pernikahan tuh sakit bgt loh. kk ku dlu jg trauma smpe punya keinginan melajang seumur hdp. krn ngeliat sendiri suami nyiksa istri dan itu adlh kerabat dkt.
mama Ainun: iya bener, apalagi kalau sudah kdrt kak.
total 1 replies
FLA
yeah aku setuju Karina ma Andrew
FLA: Aamiin
mama Ainun: semoga berjodoh ya kak☺️
total 2 replies
aries
Iya ih, jangan sampai Andrew ngasih trauma buat Karina lagi. kasihan kan Karina.
mama Ainun: semoga saja Andrew mendengarkan ibunya 🤲🏻
total 1 replies
Rizka_ris
nah kan, di pecat juga akhirnya.
mama Ainun: biar tau rasa 😳
total 1 replies
FLA
jeng jeng, bikin pingsan gak ya tu surat🤣
FLA: hooh deng mending di siksa pelan pelan dulu ya
mama Ainun: wah terlalu cepat kak😳
total 4 replies
wong jowo
siap-siap menderita Rudi
mama Ainun: lagi siapin mental 😁
total 1 replies
Rizka_ris
Rasain tuh Rudi🥱
mama Ainun: karma menanti 🤧
total 1 replies
aries
makan tu istri baru pembawa rejeki 🤣
aries: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
mama Ainun: Weh 😳😁
total 4 replies
FLA
haa emang enak di kibulin, enak amat naik jabatan di pecat lah iye🤣
FLA: hooh dah, kasih aja yg manis manis dulu yak
mama Ainun: 😅😅😅 biar seneng dulu kak
total 2 replies
wong jowo
itu syarat promosi jabatan apa syarat perceraian Thor?😅
mama Ainun: terimakasih banyak kak🙏🏻
wong jowo: 😅😅😅 semangat author
total 3 replies
aries
Weh, Rudi terlalu bodoh. mana ada promosi jabatan kok pakai kk KTP sama buku nikah. jangan jangan ini ide Andrew dan CEO tempat kerja Rudi itu ya sih Andrew ini.
lanjut Thor, penasaran!
mama Ainun: ditunggu 🤫🤫
total 1 replies
Erni Nofiyanti
sama aja kamu yg cerai in Karina.
wong data semua dari kamu
mama Ainun: 😁😁😁 belum sadar
total 1 replies
FLA
hayo lo anak sape tuh
FLA: wah wah dapet sisa nya tu laki nya, ups🤭
mama Ainun: 🤭🤭🤭🤭 maybe kak.
total 4 replies
aries
jangan-jangan Lisa hamil bukan anaknya Rudi
mama Ainun: hayooo😁
total 1 replies
wong jowo
Thor buat hidup Rudi si manusia mokondo sengsara..
wong jowo: oke di tunggu thor
mama Ainun: siap, ditunggu kelanjutannya kak pasti dapat balasan nanti.
total 2 replies
aries
Karina, kamu harus secepatnya bercerai biar bisa hidup bahagia ❤️‍🔥
mama Ainun: ditunggu sampai resmi bercerai ya kak.
total 1 replies
FLA
terima Rin percaya deh, beres pokoknya mah
FLA: uh tentu benar itu, apa sih yg gak bisa kalo uang sudah berbicara
mama Ainun: asal ada uang semua beres ya kak😁
total 2 replies
aries
nah loh, sukurin deh Lisa.
mama Ainun: biar tau rasa...
total 1 replies
Sutri Empik
gimana Lisa enak jadi mantunya buk Marni,,,,,
mama Ainun: menyesal kayaknya 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!