NovelToon NovelToon
Menantu Bar-bar Itu Aku

Menantu Bar-bar Itu Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Selingkuh / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Chicklit
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Ainun

menikah dengan laki-laki yang masih mengutamakan keluarganya dibandingkan istri membuat Karina menjadi menantu yang sering tertindas.
Namun Karina tak mau hanya diam saja ketika dirinya ditindas oleh keluarga dari suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13. ancaman sang pelakor

Rudi beranjak dari duduknya, langsung mengunci pintu ruangannya agar tidak ada yang tiba-tiba masuk dan mendengar percakapan dirinya dengan Lisa.

Ceklek.. Ceklek.. Terdengar suara pintu terkunci dua kali.

Setelah memastikan pintu terkunci, Rudi langsung kembali mendekat kearah Lisa.

Bruak.. Ardi menggebrak meja, melampiaskan rasa amarah dan kecewanya. Lisa terlonjak kaget, namun dengan cepat Lisa dapat menguasai dirinya lagi.

"Bagaimana kamu bisa hamil? Sedangkan setiap kita berhubungan, aku selalu pakai pengaman."

"Aku, juga tidak tahu, Rud."

Rudi menarik napasnya dalam-dalam, kemudian meraup kan kedua tangannya kewajah, seolah-olah menghilangkan kebingungan yang sedang melanda dirinya.

"Astaga, lalu aku harus bagaimana, Lis?"

Lisa menatap tajam kearah Rudi. "Kok bagaimana sih. Bukannya dari awal kamu sudah berjanji, kalau sampai aku hamil, maka kamu akan tanggung jawab dengan menikahi ku," ucap Lisa dengan suara tegas

Rudi terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab dengan suara yang penuh kekhawatiran, "Iya, tapi bagaimana dengan Karina?"

"Rud, istrimu itu tidak bisa memberikan kamu anak. Buktinya sampai saat ini belum hamil juga. Aku yang baru sebulan saja langsung bisa hamil. Berarti terbukti kan, kalau Karina itu m4ndul."

Rudi mencerna ucapan Lisa yang ada benarnya juga. "Beri aku waktu untuk memikirkan semuanya dengan matang."

"Aku tidak mau tahu ya, Rud. Kamu harus segera menikahi aku! Kalau tidak, aku akan menyebarkan ini semua ke orang-orang."

Setelah mengatakan itu, Lisa memilih pergi dari ruangan Rudi. Rudi pun terduduk lemas dikursi nya, bingung harus merasa senang atau marah.

****

Setelah mengantarkan Lisa pulang, Rudi langsung melajukan motornya pulang ke rumah, dengan pikiran yang masih terganggu oleh percakapan dengan Lisa. Ia merasa lelah dan khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Motor Rudi melaju dengan kecepatan sedang, mengiringi pikirannya yang masih terganggu oleh percakapan dengan Lisa. Angin sore yang sejuk berhembus di wajahnya, namun tidak dapat menghilangkan rasa khawatir yang masih membelenggu pikirannya.

Sekitar 20 menit kemudian, Rudi akhirnya sampai juga di rumah, dengan rasa lega yang sedikit mengurangi kekhawatirannya. Ia mematikan mesin motor dan mengambil napas dalam-dalam, sebelum akhirnya turun dari motor dan memasuki rumahnya.

"Assalamu'alaikum..." ucap Rudi, begitu masuk ke dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam... Tumben sudah pulang, mas?" jawab Karina, yang kebetulan sedang berada di ruang tamu dan melipat pakaian.

Rudi menghela napas berat. "Iya, hari ini tidak ada lembur. Tolong, siapkan air panas untuk mandi!"

"Iya, sebentar aku siapkan dulu," ucap Karina, kemudian beranjak menuju dapur.

Rudi menatap kepergian Karina dengan rasa bersalah dan khawatir. Secepatnya Karina harus tahu tentang kehamilan Lisa.

Setelah semuanya siap, Karina kembali ke ruang tamu. "Mas, air panasnya sudah siap."

Rudi mengangguk, kemudian beranjak menuju kamar mandi.

"CK.. Kebiasaan, selalu menaruh barangnya sembarang," gumam Karina begitu melihat tas kerja dan hp diatas meja ruang tamu.

Karina menghiraukan nya dan memilih untuk melanjutkan melipat baju. Saat sedang melipat baju, tiba-tiba terdengar suara 'Ting' suara notifikasi dari ponsel Rudi.

Merasa penasaran, Karina pun meraih benda pipih tersebut. saat membaca notifikasi pesan dari layar ponsel suaminya, Karina mengernyitkan keningnya.

Lisa: pokoknya kamu harus segera memberitahu Karina, kalau aku....

Pesan pun tak bisa terbaca semuanya.

"Lisa, memberi tau tentang apa?" gumam Karina, merasa penasaran dengan kelanjutan pesan.

Saat terdengar suara langkah kaki, dengan segera Karina meletakkan kembali ponsel milik Rudi.

"Aku tadi lupa sama tas dan ponselku."

Karina menatap wajah suaminya. "Oh, itu di atas meja mas. Sepertinya tadi ada pesan masuk. Lis.. Lis.. Lis siapa tadi sepertinya pesan dari dia," kata Karina dengan suara santai, ingin melihat bagaimana ekspresi wajah suaminya.

Rudi melotot tajam, kemudian langsung menyambar ponsel miliknya. "Kamu jangan lancang membuka ponsel ku , Karin!"

"Kamu itu kenapa sih, mas? Kaya sedang menyembunyikan sesuatu dari aku. Atau jangan-jangan itu pesan dari selingkuhanmu, ya?"

"Apa sih. Siapa juga yang selingkuh, jangan asal nuduh ya!" jawab Rudi dengan nada yang sedikit defensif dan tidak nyaman, karena memang Rudi sedang menyembunyikan sesuatu dari Karina.

Karina mengernyitkan keningnya, namun sesaat kemudian Karina tertawa kencang. "Hahaha... ekspresi wajah kamu itu lucu tahu nggak sih, mas. Aku cuma bercanda, jangan di bawa serius begitu lah. Lagian aku juga gak megang ponsel mu kok, mas."

Rudi pun bernapas lega mendengar ucapan Karina.

"Sudah sana, kamu pakai baju mas!"

"Iya, iya.." Rudi segera pergi ke kamar dengan membawa tas dan ponselnya.

****

"Mama, aku mau sama mama.." gumam Aldo.

"Aldo, bangun sayang! Ini Oma, nak," ucap Lusi, sambil menepuk-nepuk pipi Aldo. Namun, Aldo tak kunjung bangun dari tidurnya.

Lusi memegang dahi Aldo. "astaghfirullah, badan kamu panas sekali, Aldo."

Lusi menuju kamar Andrew untuk memberitahukan Andrew, tentang keadaan Aldo.

"Andrew... Ndrew..." teriak Lusi, dengan suara ketakutan yang memecahkan kesunyian malam. Suaranya terdengar bergetar dan tidak stabil, seolah-olah ia sedang menghadapi sesuatu yang sangat menakutkan.

"Ma... Ada apa?" jawab Andrew dengan suara yang masih terdengar ngantuk, tapi juga dengan nada yang khawatir dan penasaran. Ia segera melompat dari tempat tidurnya dan berlari menuju ke arah Lusi.

Lusi mengatur napasnya terlebih dahulu, mencoba untuk menghilangkan rasa panik yang masih membelenggu hatinya. "I-itu, Aldo, badannya panas banget. Dari tadi Aldo juga menggigil," kata Lusi dengan suara yang masih terdengar bergetar dan khawatir.

Andrew segera menghampiri Aldo dan merasakan suhu tubuhnya. "Kita harus segera membawanya ke rumah sakit, ma," kata Andrew dengan nada yang khawatir juga.

Andrew melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit, dengan hati yang gelisah dan khawatir tentang kondisi Aldo. Ia memegang setir dengan erat dan mata tetap fokus pada jalan, berharap dapat segera tiba di rumah sakit dan menyelamatkan Aldo.

"Mama Karina... aku mau sama mama saja." gumam Aldo, dengan mata yang masih terpejam.

"Ndrew, Aldo mengigau lagi. Sepertinya Aldo merindukan Karina."

"Tidak ma, itu hanya ucapan bawah sadar Aldo saja. Tolong jaga Aldo, sebentar lagi akan sampai rumah sakit," pinta Andrew, dengan suara tenang meskipun sebenarnya sedang khawatir.

Tak lama kemudian, akhirnya sampai juga di rumah sakit Pelita Harapan.

Andrew segera turun dari mobil dan berlari menuju pintu masuk rumah sakit, dengan wajah yang khawatir dan cemas. "Suster, tolong anak saya sakit," ucap Andrew dengan suara yang tergesa-gesa dan khawatir.

Dua orang suster datang dengan membawa brankar, dan segera membantu Andrew untuk memindahkan Aldo ke atas brankar.

"Tenang, Pak. Kami akan segera membantu anak Anda," kata salah satu suster dengan suara yang tenang dan menenangkan.

Aldo dibawa ke UGD dan diperiksa oleh dokter jaga. Sementara itu, Andrew dan Lusi menunggu dengan cemas di luar ruangan, berharap kabar baik tentang kondisi Aldo. Mereka berdua saling memandang dengan khawatir, menunggu hasil pemeriksaan dokter.

Ceklek.. Pintu terbuka, Dokter yang menangani Aldo sudah keluar.

Andrew dan Lusi sama-sama langsung mendekat kearah dokter yang menangani Aldo.

"Gimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Andrew, penasaran.

Dokter pun menarik napasnya terlebih dahulu sebelum menjelaskan. "Kami sudah melakukan pemeriksaan, Pak. Tapi Deman anak anda sangat tinggi. Kami akan melakukan tes darah dan juga Rontgen untuk mengetahui penyebab demam Aldo."

"Lakukan yang terbaik untuk anak saya, Dok."

Dokter pun mengangguk. "Kami akan mengupayakan yang terbaik untuk pasien. Maaf, kalau boleh tahu, siapa Karina? Apa itu nama mamanya Aldo?"

"Bukan, Dok," jawab Andrew dengan cepat.

"Oh maaf, saya kira mamanya. Soalnya Aldo terus mengigau memanggil nama mama Karina. Kalau bisa, pertemukan Aldo dengan orang yang dia maksud. Mungkin dengan bertemu mama Karina, Aldo bisa segera sembuh."

Andrew terdiam tak merespon ucapan dokter.

"yasudah, kalau begitu saya permisi dulu ya, Pak. Nanti kita akan melakukan tes darah dan juga Rontgen untuk Aldo."

Andrew pun mengangguk.

Bersambung...

1
Sulfia Nuriawati
cm istri bodoh yg d selikuhi msh trma, apa pun alasannya kalo berbahi hati jg body g bakalan nyaman, so mending ngalah demi kewarasan mental
mama Ainun: nanti ada waktunya kak🙏🏻
total 1 replies
aries
ceritanya menarik
mama Ainun: terimakasih banyak kak
total 1 replies
aries
🤣🤣🤣 makan tuh ikan cue
mama Ainun: 🤣🤣🤣 ikan cue juga enak kak
total 1 replies
aries
ati2 Karina, pelakor jaman sekarang ngeriw
mama Ainun: betul kak
total 1 replies
aries
aduh, mertua begini enaknya diapain ya.
aries
jadi Karina selalu salah 😌
mama Ainun: tidak pernah benar kak
total 1 replies
wong jowo
Terima saja Karina. kan lumayan 10 JT, aku juga mau.
mama Ainun: 10 juta, kapan lagi ya, kak.
total 1 replies
wong jowo
harusnya Andrew bisa lebih dewasa. kasihan Aldo.
wong jowo
ceritanya bagus.. menantu tidak bisa ditindas begitu saja 👍👍👍
mama Ainun: terimakasih banyak sudah mampir kak🙏🏻
total 1 replies
wong jowo
Double up thor
mama Ainun: ditunggu ya kak
total 1 replies
Sena Kobayakawa
Semangat terus penulisnya!
mama Ainun: terimakasih banyak kk semangatnya 🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!