Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26 Reuni?
Pagi ini Clea terbangun dengan hati berbunga sekaligus canggung. Ia berada di pelukan Renei saat ia membuka matanya. Clea bahkan bisa merasakan detak jantung pria itu. Clea menikmati irama jantung Renei yang teratur, sampai suara alarm menggangu keromantisan itu.
Renei menggeliat perlahan, Clea bergegas bangkit dari pelukan suaminya sembari menyambar kimono di atas meja di samping ranjang.
Clea buru-buru ke kamar mandi, ia malu jika Rene mendapati nya dalam keadaan bangun tidur, wajah polos tanpa riasan dan terkesan tidak segar.
Selesai mandi Clea mengenakan dress selutut berlengan pendek berwarna kuning gading membuat kulitnya semakin terlihat putih bersih. Ia menyapukan riasan tipis dan lipstik berwarna nude di bibirnya. Wajahnya terlihat natural dan segar.
Tepat pukul tujuh Renei terbangun, ia membuka matanya mencari keberadaan Clea.
"Pagi mas" sapa Clea.
Renei tertegun melihat sepagi ini istrinya sudah terlihat begitu cantik dan wangi.
"Stelan kerja sudah siap, sarapan juga sudah siap mas mau pilih roti atau salad semua ada" kata Clea sembari mengulurkan handuk pada Renei agar segera mandi karena sudah kesiangan.
"Hmmm thanks Clea" sahut Renei melangkah ke kamar mandi. Sebenarnya ia ingin berlama lama menikmati kecantikan istrinya tapi meeting penting di kantor sudah menunggunya.
Selesai mandi dan bersiap Renei bergegas menuju ruang makan. Clea sigap mengambilkan sedikit salad segar dan roti gandum dengan selai alpukat untuk Renei.
"Mas besok aku mau ada reuni, apa aku boleh datang?"
Renei terdiam, ia paling tidak suka acara kumpul tidak penting seperti itu karena tidak ada manfaatnya sama sekali bagi Renei. Reuni hanya ajang pamer dan menggosip tidak jelas. Ujung-ujungnya akan terjadi cinta lama terhubung kembali. Bagi pria sibuk seperti Renei ia jelas tidak mengerti reuni, tidak juga mau datang ke acara seperti itu karena ia tidak ada waktu.
"Apa kau punya pacar sewaktu sekolah?" Tanya Renei tanpa memandang Clea.
Clea terkejut menatap suaminya yang asyik menikmati salad.
"Ti..tidak mas"
"Apa acara itu penting untuk mu?"
Clea terdiam
"Jika kau merasa tidak penting maka kau tidak perlu pergi"
Renei dengaan tegas melarang, ia berdiri dari duduknya berjalan menuju halaman. Di sana Yudi sedang menunggu sembari menyiapkan mobil.
Clea menyusul membawakan tas kerja Renei.
"Yud ini tas bapak" Clea menyerahkan tas itu pada Yudi.
"Aku pergi" kata Renei sembari sibuk dengan ponselnya. Saat akan memasuki mobil Renei teringat sesuatu. Ia mengurungkan niatnya dan berjalan menghampiri Clea yang masih berdiri di tempatnya. Kecupan singkat mendarat di kening Clea. Wajah gadis itu memerah karena sedikit malu dan grogi saat Renei menciumnya.
Yudi hanya menggeleng kepala, ia memasuki mobil dan bersiap mengemudi.
Di perjalanan menuju kantor Renei sempat teringat soal Reuni.
"Apa Clea memiliki pacar saat sekolah menengah? Aku ingin tahu" kata Renei yang duduk di kursi belakang sembari menatap jalanan dari kaca mobil.
"Pacar? oh iya baik pak akan saya cari tahu" kata Yudi.
***
Siang itu di kampus Marisa sedang bersama Robert dan gengnya. mereka duduk di kantin kampus bercengkrama sambil sesekali teman-teman Robert menggoda gadis-gadis disana tanpa rasa malu.
"Bos lihat itu siapa yang datang!" kata teman Robert. Marisa ikut menoleh disana terlihat Gege yang memesan makanan lalu duduk seorang diri di salah satu meja kosong di kantin itu.
"Pecundang datang kemari rupanya! dasar gigolo!" umpat Robert.
Marisa teringat kejadian semalam saat Gege menolongnya. ia memandang pemuda itu yang diam, tenang, tidak peduli sekitar dan seperti memiliki dunia sendiri. Marisa jadi penasaran apa benar Gege simpanan tante-tante seperti gosip yang beredar di kampus.
Gege mengedarkan pandangannya sembari menyendok bakso yang ada di hadapannya. pandangannya menangkap wajah Marisa yang juga sedang melihat ke arahnya. gadis itu langsung memalingkan wajahnya dan kembali bercengkrama dengan Robert.
Gege tersenyum samar melihat tingkah Marisa. ia tahu gadis itu sudah salah paham padanya.