Reincarnated As An Extra

"Memangnya tidak boleh hah?!" Katanya dengan nada yang dingin seraya menatap sengit ke arahku. "Tidak, bukan itu maksudku. Aku hanya tidak mengira bahwa orang yang lahir dengan darah biru seperti mu, akan makan makanan seperti ini." Kataku lagi meralat maksud dari perkataan ku sebelumnya. Charlotte diam sejenak setelah mendengarnya, ia pun berkata, "orang yang kau maksud darah biru itu, pada dasarnya juga tidak ada bedanya dengan orang-orang biasa." Ucap Charlotte dan kembali sibuk dengan jam digitalnya.

>>>>>>______

[Magnum Research BFR Platinum] [Grade: AAA]

> Sebuah artefak jenis pistol revolver bersejarah yang telah lama berhenti produksi. Terbuat dari Baja Platinum kualitas tinggi dan didesain ulang oleh perancang ternama.

> (Thunderous Impact: Meningkatkan kekuatan hentakan tembakan dan menghasilkan guncangan yang dahsyat pada target) (Sebuah Efek khusus yang hanya dimiliki Magnum Research BFR Platinum)

"Selain desainnya yang mewah, efek khususnya juga luar biasa. Sesuai dengan ekspektasi dari pistol artefak, sangat berbeda dengan pistol biasa. Meskipun ada kekurangan, aku bisa memperbaikinya dengan AP yang telah terkumpul banyak." Batinku sambil memegang erat gagang pistol yang terasa dingin namun nyaman ditangan.

"Pistol ini memang sangat luar biasa, tapi yang lebih luar biasa adalah ini." Batinku seraya meletakkan kembali pistol baruku dan tersenyum pahit melihat jejeran peluru yang tertata rapih di sebelah tempat pistol. Namun peluru tersebut bukanlah peluru biasa, melainkan peluru kualitas tinggi. Peluru khusus yang bisa dialirkan lebih banyak mana, ketimbang peluru pistol biasa pada umumnya. Harganya pun sepuluh kali lipat lebih mahal ketimbang peluru biasa.

Tentu saja peluru tersebut tidak termasuk kedalam kesepakatan kami sebelumnya. Aku melirik ke arah Charlotte yang terlihat makan dengan anggun, walaupun makanan tersebut adalah makanan cepat saji. melihat dirinya yang makan seperti itu, entah aku harus merasa takjub atau terkejut.

"Selama dia merasa nyaman, memangnya apa peduliku." Batinku seraya mengedikan bahu, kemudian aku berkata padanya, "Menurutku, kesepakatan kita hanya sebatas pada pistol ini saja, bukan termasuk dengan amunisi berkualitas terbaik ini." Ucapku kepada Charlotte.

"Ya aku tahu, tapi sayangnya aku tidak terbiasa dengan timbal balik yang tidak setara." Ucap Charlotte dengan santainya seraya memotong roti isi daging menggunakan alat makan lalu melahapnya. Charlotte sepertinya menyadari bahwa informasi yang kuberikan sangatlah berharga. Oleh karena itu, dirinya pun menambah peluru-peluru tersebut sebagai tambahan mengingat sifat yang ia miliki.

Aku tersenyum tipis ketika mendengar itu. Karakter dari sifat Charlotte tidak berbeda jauh dengan yang kubaca di novel. Ia adalah tipe orang yang adil dan membalas perlakuan yang ia terima setimpal.

"Kalau begitu aku akan menerimanya." Ucapku menutup koper hitam tersebut lalu menyingkirkannya dari meja. Aku yang sudah tidak memiliki urusan lagi pun beranjak pergi dari mejaku.

"Aku akan pergi sekarang. Bagaimana denganmu?" Ucapku pada Charlotte seraya beranjak dari tempat dudukku. "Pergilah. Aku masih ada urusan." Ucap Charlotte tanpa menoleh ke arahku dan masih tetap fokus menyantap makanannya.

"Sungguh tidak terduga. Ia hampir menghabiskan makanan sebanyak itu?!" Batinku yang takjub ketika melihat makanan yang ia pesan hampir seluruhnya habis tak tersisa. Walaupun cara makannya terlihat anggun, namun porsi yang ia pesan jauh dari kata anggun.

"Kalau begitu aku pergi." Ucapku seraya menenteng koper melangkah pergi keluar kafe. Tepat ketika keluar dari kafe, terik matahari tidak sepanas sebelumnya. Aku pun langsung bergegas ke sisi jalan dan memanggil taksi.

>>>>>>______

Tepat sosok Fazel masuk ke dalam taksi yang ia panggil, munculah pria berpakaian rapih serta kacamata hitam entah dari mana. Pria berkacamata itu menatap taksi yang digunakan oleh Fazel selama beberapa saat.

Setelah itu, ia pun langsung masuk ke dalam kafe yang sebelumnya Fazel masuki. "Selamat da-" Ucap pelayan kafe yang hendak menyapa pria berkacamata itu, namun tersentak ketika melihat perawakannya yang tinggi dan besar.

Dengan langkahnya yang lebar, pria berkacamata itu pun melangkah kebagian meja dimana masih ada Charlotte yang masih duduk disana. Pria berkacamata itu berhenti tepat dibelakang Charlotte dan berdiri diam saja disana membuat suasana kafe tersebut menjadi tegang.

"Paman duduklah. Kamu terlalu menarik perhatian jika bersikap seperti itu." Ucap Charlotte yang telah menyelesaikan ritual makannya. Pria berkacamata itu pun mengikuti apa yang dikatakan oleh Charlotte lalu duduk ditempat Fazel sebelumnya.

"Jadi bagaimana hasilnya?" Tanya Charlotte dengan raut wajah serius setelah meminum habis cola nya.

"Tidak ada yang istimewa darinya nona. Semua latar belakangnya biasa saja. Kalaupun ada yang aneh yaitu tentang dirinya yang tiba-tiba bersikap jauh lebih dewasa dan tiba-tiba mengganti classnya." Ucap pria tersebut yang ternyata adalah orang suruhan Charlotte.

"Begitu, kah... Terima kasih sudah meluangkan waktu mu untuk menerima permintaan ku paman." Ucap Charlotte kepada pria berkacamata itu.

"Tidak perlu sungkan nona. Jika ada sesuatu lagi, jangan sungkan untuk menghubungi saya." Ucap pria berkacamata itu dengan sopan kepada Charlotte.

"Senang mendengarnya paman. Kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Charlotte seraya tersenyum formal lalu beranjak pergi dari meja meninggalkan pria berkacamata itu sendirian. Ia menghela nafas sejenak lalu bergumam pelan, "Fazel Raymond kau benar-benar orang yang tidak bisa ditebak." Gumam pria berkacamata.

Memang benar tidak ada sesuatu yang istimewa ketika dirinya menyelidiki murid Fazel Raymond, hanya saja ia tetap merasa aneh setelah beberapa hari terakhir mengikutinya. Perubahan sifat yang ditunjukkan olehnya berbeda jauh dengan data yang ia baca.

>>>>>>______

Seminggu Kemudian

"Tidak ada perubahan sama sekali." Ucapku seraya memasang raut wajah masam melihat statistik tubuhku yang tidak banyak mengalami peningkatan yang signifikan. Kecuali stamina, status yang lainnya benar-benar tidak banyak mengalami peningkatan. "Magic Powernya bahkan tidak bertambah sama sekali." Batinku tersenyum pahit melihat status Magic power yang tidak meningkat.

...----------------...

...[JENDELA STATUS]...

Nama: Fazel Raymond

Umur: 18 Tahun

Status: Murid Tahun Pertama Akademi Elysium, Kebangkitan Ganda

> Statistik Tubuh

Strength: 17/95 >>> 18/95

Dexterity: 22/98 >>> 23/98

Stamina: 19/89 >>> 24/89

Vitality: 29/99 >>> 30/99

Perception: 30/78 >>> 32/78

Magic Power: 26/99

> Statistik Permanen

Intellectual: 7,5/10

Mental Resilience: 6/10

Charm: 4,1/10

Luck: 9,9/10

Poin yang bisa digunakan: 0

AP: 520

...----------------...

"Sepertinya tidak ada pilihan lain selain hunting jika ingin meningkatkan Statistik Tubuhku." Gumamku seraya bangkit dari posisi terduduk, lalu merapihkan barang-barangku dan memutuskan untuk kembali ke kamar, bersiap-siap dan beristirahat lebih awal untuk pergi hunting monster keesokan harinya.

>>>>>> Bersambung

~ Salam hangat dari author jangan lupa tinggalkan jejak ya. semoga sehat selalu untuk saudara-saudara se rasku.