Yakuza System

...Murid Pindahan (1)...

Rei Yamazaki saat ini dia sedang menyamar menjadi Shinichi Pratama untuk bersekolah kembali.

Bell masuk sekolah pun berbunyi, Rei ditemani Bu guru Yu berjalan ke kelas 12D yang mana itu merupakan kelas yang akan Rei tempati.

Setibanya dikelas, Bu guru Yu disambut oleh keramaian murid yang sedang beraktivitas dan Bu guru Yu masuk terlebih dahulu.

"Selamat pagi para murid! Dan, duduk ditempat kalian masing-masing!" seru Bu guru Yu seraya masuk ke kelas.

Semua murid pun mendengarkan yang dikatakan oleh Bu guru Yu dan salah satu murid beranjak untuk mewakili para murid.

"Berikan salam!" seru wakil murid kelas.

"Selamat pagi, Bu!" jawab serentak para murid.

Bu Guru Yu pun tersenyum dan memulai pembicaraan nya.

"Perhatian semua nya! Hari ini kita akan kedatangan murid baru!"

Semua murid dikelas saling menatap dan berbisik.

Lalu, Bu guru Yu menoleh kearah pintu masuk.

"Ayo masuk dan Perkenalan dirimu!" seru Bu guru Yu.

Mendengar itu, Rei pun melangkah masuk ke kelas yang mana semua siswi disana terkejut dan terpesona dengan Rei bahkan di barisan belakang terlihat siswa yang sedang menatap gadis pujaan hati nya namun, siswi itu terpesona dengan Rei hingga membuat tatapan nya penuh kemarahan terhadap Rei.

Rei pun menyadari tatapan itu namun, dia masih bersikap biasa dan memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan, Aku Shinichi Pratama. Mohon kerjasama!"

Rei pun disambut hangat oleh para murid dikenal tersebut.

................

Jam istirahat pun tiba ...

Selama beberapa jam ini, Rei merasakan suasana yang tidak berbeda seperti sebelumnya.

Terkecuali penampilan yang lebih tampan membuat banyak siswi di kelas mencuri pandang kearahnya.

Rei yang melihat itu, dia hanya memberikan senyuman kecil.

Lalu, pagi itu juga Rei halusinasi bertemu Putri.

"Bagas, akhirnya kamu kembali ke sekolah. Bagaimana menurut mu?" tanya putri.

"Semoga saja sama seperti saat bersama mu," jawab batin Rei.

"Oh, begitu," jawab putri dengan senyuman kecil dan menutup mata dengan kepala yang sedikit dimiringkan.

Sesaat kemudian, sosok Putri menghilang seperti sebuah kabut dan berubah menjadi sosok gadis cantik dengan rambut panjang.

"Hei, aku Aoi Ayanami. Mau kah kamu menjadi pacar ku?" tanya Aoi dengan senyuman lebar dan memberikan tangan nya.

"Ehh?!" kaget serempak seluruh murid.

Selain ada yang kaget, beberapa murid yang cemburu sontak memberikan komentar pedas.

"Cihh ... Dia nyolong start lagi."

"Dia memang cantik. Tapi, apakah harus dia menyatakan rasa cinta nya dihari pertama murid pindahan?"

"Dasar gadis murahan!"

....

Semua komentar pedas itu tidak dipedulikan oleh Aoi dengan tetap tersenyum memandangi Rei.

Disisi lain, Rei juga memperhatikan raut wajah Aoi dengan mengunakan Nano dan menghasilkan penilaian bahwa ekpresi nya berbohong meski begitu, dia terlihat sedih bukanlah marah.

Memahami penilaian itu, Rei pun tersenyum kecil dan beranjak diri. Lalu, menerima tangan Aoi.

"Maaf, Ayanami -san. Bagaimana kalau kita berteman saja dahulu? Aku Shinichi Pratama. Senang bisa berkenalan!"

Aoi pun menghela nafas panjang dan tetap tersenyum, "Tidak masalah. Aku senang bisa berteman dengan Pratama -san."

"Jangan panggil seperti itu, panggil saja Shinichi!"

"Kalau begitu, panggil aku Aoi juga!"

Rei dan Aoi pun saling bertukar senyum.

"Sekarang, bagaimana kalau kita ke kantin bersama-sama sekalian berkeliling sekolah?" ajak Aoi.

Rei pun mengangguk kepalanya disertai senyuman kecil.

Setelah itu, Rei dan Aoi jalan bersama ke Kantin. Selama perjalanan itu, kedekatan Rei dan Aoi menjadi pusat perhatian untuk semua murid.

Beberapa siswa cemburu dengan Rei sedangkan para siswi mencibir Aoi. Meski begitu, Rei dan Aoi bersikap biasa.

"Aoi, seperti nya kamu cukup terkenal disini," ledek Rei.

"Biasa lah. Aku tidak ada apa-apa dibandingkan kamu, Shinichi. Di hari pertama masuk sekolah sudah membuat segaduh ini," timpal Aoi.

Setibanya di kantin, suasana semakin gaduh dari sebelumnya. Semua siswi yang sedang makan disana langsung tertuju kepada Rei.

"Uwaaa ... Tampan sekali!"

"Tampan dan tinggi!"

"Dia pria yang sempurna."

...

Mendengar komentar itu, Aoi dan Rei saling bertukar senyum kecil. Setelah itu, mereka pun makan bersama yang tentu saja membuat semua murid disana cemburu.

Beberapa saat kemudian, ada tiga siswa yang merupakan teman sekelas dari Rei yang menghampiri nya.

"Hei, anak pindahan!"

Rei menghentikan aktifitas makan nya dan menoleh kearah tiga siswa.

"Iya?" tanya Rei dengan tatapan tajam.

"Temui kami setelah makan!" ajak salah satu siswa.

Setelah itu, Rei mengikuti ketiga siswa itu ke belakang gedung sekolah. Dalam pemikiran nya, ketiga siswa itu akan mengajak Rei untuk berkelahi akan tetapi tiba-tiba salah satu siswa menyodorkan sebungkus rokok nya.

"Yo, kamu berasal darimana? Mau rokok?"

"Tinggi mu berapa? Wow! Lihat bahunya, apakah kamu seorang olahragawan?"

"Fufufu ... Habis makan bukan kah lebih nikmat ditutup dengan mengisap rokok?"

"Kamu pasti kenal banyak gadis? Kenalin ke kita dong!"

Rei menganalisa mereka dengan bantuan Nano dan fitur Profiler nya.

Dalam analisa nya, mereka terlihat seorang siswa perundung dan jika, Rei tidak mengikuti mereka. Diri nya akan dianggap mangsa.

Memahami itu, Rei tersenyum kecil yang membuat ketiga siswa perundung itu terheran.

"Kenapa kamu tersenyum?"

"Maaf. Aku sudah berhenti merokok juga Aku berasal dari Indonesia jadi, disini aku tidak punya kenalan," jawab Rei dengan tatapan tajam disertai senyuman.

Tatapan Rei itu membuat ketiga siswa perundung ketakutan.

"Hah, apa ini?" batin siswa perundung.

"Dia memiliki aura intimidasi yang luar biasa," batin takut siswa yang lain.

Rei tidak mempedulikannya tanggapan mereka dengan berbalik badan dan meninggalkan mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...