Karena permasalahan keluarganya membuat Ciara terpaksa harus bekerja di kantor milik Hassel, seorang CEO Arogant yang memiliki penyakit aneh yaitu dia akan merasa kesakitan apabila bersentuhan kulit dengan perempuan.
Ciara tak sengaja melihat informasi lowongan pekerjaan di internet yang berisikan tentang Hassel yang sedang membutuhkan seorang asisten pribadi. Namun sayangnya di perusahaan yang Hassel pimpin tidak menerima karyawan perempuan di bidang manapun.
Demi bisa membantu keluarganya terpaksa Ciara harus menyamar menjadi seorang laki-laki agar Ia bisa bekerja di kantor Hassel.
____
"Pak, lepasin Pak kita sama-sama cowok gak pantes kaya gini." Ciara meronta-ronta minta dilepaskan namun, Hassel malah memeluknya semakin erat.
"Saya Hassel William Nagasa menyatakan bahwa diri saya seorang gay karena menyukai Taraka Aidri Rivano."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naacha_Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara Parfum
Tung...
"Aduh." Ciara memegangi keningnya yang tak sengaja terbentur lampu hias besi saat Ia sedang melintasi lorong gedung dengan penerapan redup.
"Gak hati-hati banget si!" Hassel menatap Ciara dengan kesal.
"Ya maap Pak saya gak liat ada lampu di situ." Dumel Ciara.
Keduanya melangkah keluar gedung seraya melepas gandengan tangan mereka.
"Jadi cowok itu yang cool dikit bisa gak si? Kita itu sebagai laki-laki harus memiliki jiwa-jiwa mahal supaya enggak dipandang rendah sama orang." Nasehat Hassel tanpa intonasi.
Ciara hanya berdecak tanpa membalas apapun seraya memasuki mobil.
"Kita? Cowok?" Diam-diam seorang laki-laki berjas biru dongker memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Jadi Hassel gak bener-bener bawa cewek? Jadi cewek yang sama dia itu dalemnya berbatang?" Deren nampak shock mengetahui hal itu.
"Lo liat aja! Ada saatnya gue bakal jatuhin lo." Tekad Deren.
Hassel menutup pintu mobil seraya menyalakan mesin mobilnya. Hassel melirik ke arah asistennya yang nampak masih saja mengelus-elus jidatnya yang nampak memerah dan sedikit berdarah itu akibat benturan tadi.
Hassel mengambil kotak P3K mini dari dalam dasboard mobilnya dan memberikannya kepada Ciara.
"Makasih." Ujar Ciara datar sebelum akhirnya menggunakan alkohol di dalam kotak itu untuk meredakan rasa sakit.
Hassel membalas dengan dekheman seraya melajukan mobilnya.
"Tinggi kamu berapa?" Tanya Hassel membuat Ciara menoleh bingung.
"Mmm... 180 si Pak." Jawabnya tanpa bertanya kenapa.
"Oh, ideal buat cowok pantes kepentok." Ciara menggaruk tengkuknya sambil meringis.
Ideal buat cowok tapi terlalu sundul untuk perempuan.
"Kalo Bapak?"
"193." Ciara ber-oh dan mengangguk-angguk.
Sejujurnya Hassel adalah laki-laki yang Ia cari selama ini. Alasan Ia minder untuk berpacaran ya karena tinggi badannya yang terlalu menjulang. Di sekitarnya, jarang ada laki-laki yang tinggi badannya melebihi tinggi badan Ciara. Sedangkan tipe Ciara adalah laki-laki yang tinggi badannya di atasnya atau yang sama-sama 180 juga tidak papa asalkan jangan dibawahnya walaupun 1 centi!
Ciara tanpa sadar mulai memperhatikan wajah Hassel dari samping dengan tatapan kosongnya.
'Andai gue bisa punya cowok yang fisiknya kaya Pak Hassel. Tinggi, ganteng, putih Maknya ngidam moisturizer kali ya anaknya bisa seglowing ini.'
"Kenapa?" Hassel melirik ke arah Ciara dengan ekspresi datarnya saat menyadari tatapan gadis itu kepadanya.
Lamunan Ciara pun membuyar dan merasa kikuk seketika saat Ia ketahuan sedang memperhatikan laki-laki itu.
"Ah, enggak kok Pak gak papa." Ciara yang merasa salting langsung berpura-pura fokus mengobati lukanya.
Mobil Hassel terhenti saat lampu merah telah meyala. Ciara terkejut saat tiba-tiba Hassel merebut kapas dan alkohol di tangannya.
"Gak gitu caranya!" Geram Hassel seraya menuangkan setetes alkohol ke atas kapas.
Detik berikutnya Hassel pun mencondongkan tubuhnya dan mulai mengusap-usap pelan luka di dahi Ciara. Ciara hanya diam merasa tegang. Entah sudah berapa kali Ia mendapat perlakuan seperti ini dari Hassel. Ciara tidak tau apakah ini wajar atau tidak untuk seorang bos dan asisten yang sama-sama laki-laki.
Selanjutnya Hassel pun mengambil handsaplas dari kotak P3K yang terbuka itu dan memasangkannya juga. Ciara memejamkan matanya mengirup aroma parfum dari ceruk leher laki-laki itu. Ketenangan kembali Ia rasakan.
Ciara kembali membuka matanya, objek utama yang Ia lihat adalah rahang, leher, dan dada bidang Hassel yang nampak terlihat setengahnya karena laki-laki itu sengaja melepas 3 kancing kemejanya, sedangkan untuk jas hitam yang dia kenakan tadi telah terlempar ke jok belakang.
Ingin rasanya Ia menjamah bagian-bagian tubuh Hassel yang sangat menggiurkan itu. Karena terlalu terhanyut dengan aroma parfum laki-laki itu, tanpa sadar hidung mancungnya telah bersentuhan dengan leher bagian kanan laki-laki itu.
"Ngapain kamu?" Hassel langsung duduk tegak kembali.
Ciara melebarkan matanya menyadari kesalahan yang telah Ia buat. Bisa-bisanya Ia tidak sadar jika aksinya sudah seperti kelinci.
"A__anu Pak saya cuma... ah, cek parfum Bapak soalnya saya suka sama wanginya. Spill dong Pak."
"Saya beli di Paris mereknya maskulin varian warna black harganya 800 juta." Jelas Hassel membuat Ciara terdiam shock.
"Mau nitip? Siapa tau saya mau ke Paris lagi."
"Ah, enggak deh Pak saya gak segabut itu sama uang." Ciara tersenyum meringis.
Hassel menghela nafas sebelum akhirnya kembali melajukan mobilnya ketika menyadari lampu hijau telah menyala.
lain dari yang lain.... kelakar sangat...
semangat Cici...demi keluarga mu...
ini yg kemaren flashback di ingatan hassel
ternyata ibunya yg jahat
tpi kayanya udah gak kumpul sama hasel za
mungkinkah 🤔
semangat🤩🔥