NovelToon NovelToon
Suami Absurd

Suami Absurd

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / dosen / spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Teti Kurniawati

"Entahlah...aku harus berbuat apa dengan pernikahanku? Katanya cinta setengah mati, tapi kenyataannya cinta kita seolah akan mati. Aku tidak merasakan kehangatan yang semestinya. Aku lelah mengemis suamiku. Aku lelah..."

"Bantu aku untuk meraih jawaban untuk masa depan yang mesti kita lakukan. Aku tidak meminta banyak. Hanya ingin dibelai sayang sebagaimana sewajarnya seorang suami pada istri. Aku hanya butuh kamu sebagai teman berbicara ketika aku berkeluh kesah. Dan satu hal lagi yang membuatku jatuh sebagai martabat seorang istri, aku jarang disentuh." Seorang perempuan dengan kulit bersih kini memerah karena sejak sujud dia tergugu menangis. Dia hanya mampu berkeluh kesah pada sang Khalik di setiap sujudnya atas kondisi pernikahan yang sedang dijalaninya sekarang. Ya... sebagai manusia biasa dia pun kini merasa di titik terlemahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teti Kurniawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penggemar gelap

"Kenapa tidak diangkat?" Baim bertanya dengan nada agak sedikit cemburu.

"Gak. Nanti aja." Jawab Zahira karena memang menurut Zahira tidak terlalu urgent.

"Dia laki-laki teman kampus?" Tanya Baim kembali.

"Mmm." Jawab Zahira mengangguk.

"Ada apa?" Tanya Baim ingin banyak tahu.

"Ya gak tau. Orang teleponnya gak aku angkat." Jawab Zahira merasa aneh dengan kekepoan Baim.

"Ya makanya angkat! Jadinya tau dia mau apa?" Ucap Baim ketus.

"Ih.. kamu...serah aku lah. Mau diangkat mau gak. Emang kamu kenapa? Kebiasaan deh!" Zahira balik ketus.

"Eh.. kok pada marahan gitu... " Dani yang selesai mencuci piring sempet mendengarkan pembicaraan antara Zahira dan Baim.

"Tau nih abang kamu kebiasaan. Pengen tau aja urusan mbak. Sampe telepon gak diangkat jadi maslaah." Ucap Zahira mengadu.

"Dari laki kan mbak? Itu.. artinya mbak gak peka." Dani menyeruput minumnya dibarengi dengan delikan mata Baim yang menyorot tajam.

"Apaan sih? Gak peka gimana?" Zahira melihat ke arah Dani.

"Masa sih mbak tiga taun bersama kagak ngarti juga." Ucap Dani langsung dipelototi Baim.

"Ih.. abang. Ngomong dong bang! Jangan dipendam gitu!" Dani malah mengompori kakaknya agar menyatakan cinta yang dipendamnya sejak lama pada Zahira.

"Apaan sih kamu Dan?" Baim berdiri lalu melengos ke ruang tamu memeriksa keadaan.

"Ih.. dasar.. abang. Apa susahnya." Dengus Dani melihat ke arah Zahira.

"Kalian napa sih?" Zahira tak mau menebak-nebak obrolan antara kakak adik itu.

"Dani... " Panggilan Baim begitu keras.

"Iya bang.. " Dani berdiri lalu meninggalkan Zahira hendak menghampiri kakaknya.

"Awas kamu! Jangan campuri urusan abang! Kamu bawel banget." Ucap Baim sambil merangkul adik kembarnya dan mencekiknya.

"Aw.. Aw.. ampun bang. Iya iya.. Dani gak bakal buka mulut. Lepasin! Dani susah nafas bang." Dani kehabisan nafas karena tenaga Baim begitu kuat mencengkram lehernya.

"Bagus! Itu baru adik abang yang baik." Baim melonggarkan cengkramannya tapi masih merangkul pundak adiknya yang sesak dan ketakutan.

"Abang! Sakit tau!" Dani mengeluh dengan sikap Baim yang melakukan kekerasan padanya.

"Habis.. kamunya sih, suka bawel aja!" Baim memajukan kepalanya dan mengheden kepala sang adik.

"Aduh abang sakit." Keluh Dani kembali merasakan kepalanya sakit setelah diadu dengan kepala Baim dengan sengaja.

"Segitu aja cengeng! Kita pulang yuk! Hujannya sudah agak kecil." Baim tidak mau berlama-lama di rumah Zahira selain takut fitnah, dia pun tak ingin adiknya membongkar rahasia perasaannya pada Zahira.

"Hayu. Keburu gede lagi." Dani tidak banyak menolak ajakan kakaknya.

"Hira.. aku pulang ya! Hujannya sudah lumayan reda." Ucap Baim sambil berteriak.

Zahira yang mendengarkan panggilan keras dari Baim langsung menghampiri.

"Kalian mau pulang sekarang?" Tanya Zahira sambil menengok ke arah luar. Volume hujannya memang sudah mengecil berbeda dengan tadi.

"Iya Hira. Takut gede lagi nanti gak pulang-pulang." Ucap Baim.

"Mau aku antar pakai mobil? Eh itu.. bayarannya gimana?" Zahira hampir saja lupa ongkos bekas kerusakan motornya belum diganti.

"Gak usah! Gak seberapa kok." Tolak Baim seperti biasa tak mau menerima pemberian Zahira.

"Eh.. gak. mau ah.. Pasti ada barang yang dibeli kan? Aku tak mau merepotkan. Baimmm!" Zahira menekankan nama Baim sebagai penolakan.

"Baiklah.. kalau kamu mau begitu. Bayarin ongkos aja lah! Aku mau naik mobil online. Soalnya bawa motornya cuman satu." Ucap Baim meski servis motor Zahira pastinya lebih mahal dari ongkos taxi online.

"Ya udah aku pesankan ya!" Zahira langsung memesan taxi online untuk Baim juga Dani.

"Hira.. kamu.. gak pa-pa tinggal sendiri?" Tanya Baim mengkhawatirkan Zahira yang tinggal sendirian karena ibu dan ayahnya sedang pergi.

"Gak.pa-pa." Jawab Zahira masih fokus ke layar handphonenya.

"Aku.. pinjam dulu baju abi kamu gak pa-pa? Besok aku antarkan ke kampus ya?" Baim sebenarnya sedang mencari-cari alasan agar dia tahu dengan siapa Zahira dekat di kampus. Ada rasa cemburu yang Baim rasakan setelah tadi melihat nama laki-laki di layar handphone Zahira.

"Mmm santai saja! Gak usah cepet-cepet diantar!" Zahira tidak curiga dengan sikap Baim.

"Wah modus mbak. Abang kayanya ingin ngeceng cewek di kampus." Dani yang tak bisa diam selalu saja mengomentari sikap abangnya itu.

"Apaan sih kamu. Mana ada yang mau sama abang yang kaya gini. Di kampus kan banyak cowok keren." Baim merendah dan sebenarnya sedang menyindir Zahira.

"Eh.. ini. sudah datang tuh mobilnya di depan." Zahira menunjukkan pada Baim dan Dani, bahwa mobil yang dipesankan sudah datang. Dia tidak mengindahkan ucapan Baim barusan yabg menyindirnya.

"Ya udah aku pulang dulu ya Hira. Hati-hati kamu di rumah!" Baim pun membuka pintu rumah Zahira diikuti Dani dan Zahira dibelakangnya.

"Iya. Ma kasih ya Baim.. Dani.. sudah mengantar motor mbak kesini." Ucap Zahira.

"Sama-sama kakak ipar. Dengan senang hati kami mengantarkannya." Lagi-lagi Dani menguji kesabaran Baim.

Pletak

Dani dijitak bagian dahinya oleh Baim karena sudah berani-beraninya memanggil Zahira dengan kakak ipar.

"Waduh abang.. seneng banget bikin Dani kesakitan." Dani mengusap-usap keningnya yang barusan disentil Baim.

"Mmm.mmmm.. kalian kaya anjing dan kucing saja. Ayo sana! Jangan bertengkar melulu! Akur abang!" Ucap Zahira sambil menggeleng kepala. Tak habis pikir dengan dua orang adik kakak ini yang selalu saja rame. Tak di kampus, lihat Rahma dengan Reymon. Eh disini Baim sama Dani. Kedua pasangan ini memang pasangan panas.

"He he.. iya mbak saya pulang dulu. Jangan lupa mbak kunci pintu takut kucing dan anjing datang lagi kesini." Dani terkekeh sambil naik ke dalam mobil yang sudah dipesan Zahira.

"Iya.. mpus... sana! Tuh ikan sudah menunggu di rumah." Zahira pun tersenyum senang. Melihat Dani yang suka bercanda.

"Assalamu'alaikum kakak ipar.. " Dani melambaikan tangannya begitu mobil melesat meninggalkan Zahira.

"Waalaikumsalam adik... " Zahira tak berani menyebut ipar. Sejak awal Zahira hanya menganggap Baim adalah sahabatnya. Padahal kedekatan dua orang beda kelamin biasanya suka melahirkan rasa hati. Itulah alam berbicara.

Zahira kembali masuk ke dalam rumahnya. Dan handphonenya kembali berdering. Sekarang ada nomor asing yang masuk di layar handphonenya.

Zahira sejenak mengerutkan kening.

"Nomor siapa ini?" Tanya Zahira. Dia jarang mengangkat nomor asing yang tak beridentitas. Khawatirnya orang iseng atau heker.

Zahira membiarkan nomor itu mati dengan sendirinya.

Di lain tempat dua orang laki-laki sedang memikirkan Zahira dengan isi pikiran yang sama.

"Kenapa dia tidak mengangkat handphonenya?" Suara itu seolah menggema dan tercatat di atas langit bersamaan.

"Ah.. kenapa juga aku memikirkan anak itu. Toh tadi juga dia langsung lupa keberadaanku disana." Ucap Arsel mengabaikan handphonenya.

1
Dody Arif
sdh mampir ya kakak..salam kenal kakak🙏
teti kurniawati: Terima kasih👍🙏
total 1 replies
budi artwork
semangat thor
budi artwork
lanjut thor...
budi artwork
jadi inget zaman kuli
budi artwork
seru
budi artwork
awal yang mengesankan
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
teti kurniawati: oke...
total 1 replies
teti kurniawati
topp markotop
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!