Jodohku Bujang Lapuk

Diana merasakan anyir pada lidah nya dan ia buru buru meminum minuman nya, sedangkan kedua orang yang melihat nya pun merasa heran dengan kelakuan nya.

Karena penasaran dengan sang ibu ia pun mencoba makanan yang ia buat, namun setelah ia memasukkan makanan tersebut kedalam mulut nya Kamelia kembali mengeluarkan makanan tersebut.

Huekk

Huekk

Edward bergegas memberikan air minum untuk istri nya, sebenar nya ia juga penasaran dengan rasa dari masakan sang istri, namun saat ia akan menyentuh piring milik nya, tiba tiba tangan sang istri menyentuh tangan nya lalu pria itu menatap sang istri yang saat ini sedang menatap nya lalu ia menggeleng kepada.

"jangan makan, aku takut kita semua akan keracunan" cegah Kamelia pada suami nya

Diana menatap menantu nya lalu wanita itu mengangguk, karena ia sependapat dengan anak nya kalau tau begini tadi pagi ia tak membiarkan anak nya untuk memasak, ia kira dengan sudah punya suami anak nya sudah terbiasa memasak namun ia salah besar.

Kamelia menatap suami nya sambil tersenyum, lalu ia tangan suami nya kembali sedangkan Edward justru merasa tidak enak dengan perasaan nya

"kau lihat kan, aku tidak bisa ku harap kau tidak menyesal karena telah memilih ku jadi istrimu" ucap Kamelia

Edward tersenyum mendengar ucapan istri nya lalu ia mengecup tangan istri nya berulang ulang

"bisa memasak itu bonus sayang, yang penting kau bisa memuaskan ku di atas ranjang" jawab Edward dengan mesum

Pipi Kamelia bersemu merah, ia sungguh merasa malu karena bisa bisa nya suami nya ini berbicara seperti itu, sedangkan Diana malah merasa malu sendiri dengan tingkah mereka berdua kemudian ia memilih berdiri dan meninggalkan anak menantunya yang sedang di landa virus bucin tersebut.

"dasar anak muda jaman sekarang, mau bermesraan tidak tau tempat" gerutu nya sambil berjalan menuju ke dapur

.

Kamelia dan Edward memilih untuk sarapan di perusahaan karena mereka sudah sangat telat, Edward menggandeng tangan istri nya dengan erat sedangkan Kamelia justru merasa risih karena saat ini mereka sedang berada di kantor dan para karyawan lain tidak tau mengetahui hubungan mereka berdua.

"pak tua jangan seperti ini, aku malu dilihat banyak orang" ucap Kamelia

"aku tak peduli" jawab Edward dengan singkat

Rahang Kamelia menganga saat mendengar ucapan suami nya, tak tau kah dia jika seluruh pegawai kantor sudah tahu jika mereka adalah pasangan suami istri.

Edward sengaja tak memberi tahu pada sang istri bahwa ia sudah mengumumkan pernikahan mereka, karena ia ingin membuat istri nya kaget saat mengetahui nya.

Eza menyambut kedatangan bos nya di depan ruangan, ia membungkuk kan badan nya kepada bos serta istri nya, sedangkan Kamelia justru merasa kikuk dengan perlakuan asisten suami nya.

"kau jangan seperti itu asisten Eza, kita sekarang berada di kantor jadi bersikap seperti biasa seperti sebelum aku menikah dengan bos mu" pinta Kamelia

"tidak bisa, mau bagaimana pun kau adalah istri ku jadi dia harus hormat padamu"

Bukan Eza yang menjawab melainkan suami nya lah yang menjawab nya sedangkan Kamelia hanya memutar bola mata nya malas.

"baiklah nyonya saya permisi dulu, karena saya masih ada urusan" jawab Eza singkat kemudian lelaki itu pergi meninggalkan Edward dan Kamelia

"baiklah pak tua, aku juga harus bekerja jadi lepaskan tangan ku" pinta Kamelia

Edward langsung melepas tangan nya dari sang istri namun lelaki itu justru mencium istri nya di depan ruangan nya, Kamelia mendelik tak percaya dengan apa yang dilakukan suami nya, karena ini masih di kantor dan ia takut jika ada orang yang lewat dan melihat nya sedang berciuman, pikir nya.

Begitu ciuman terlepas, Kamelia langsung melayangkan protes nya pada sang suami meskipun suami nya tampak acuh saja

"aish pak tua ini, bagaimana jika ada yang melihat nya" protes nya

"biarkan saja, lagipula siapa yang berani melarang ku" jawab Edward dengan santai

Mereka tak menyadari jika di saat mereka sedang berciuman seorang pegawai melihat adegan romantis mereka, namun orang itu keburu pergi meninggalkan tempat kejadian perkara.

.

.

Seorang lelaki saat ini sedang berdiri sambil bertelanjang dada menatap padatnya jalanan ibukota, ia menyunggingkan senyum nya bahagia nya setelah ia puas melampiaskan hasrat nya pada wanita yang masih bergelung di dalam selimut.

Kemudian lelaki itu berbalik dan menatap wanita tersebut, ia mendekat ke arah wanita itu dan mengelus elus rambut panjang tersebut lalu berjongkok di depan wajah wanita itu

"aku tak menyangka tubuh mu terasa sangat nikmat" ucap lelaki itu yang tak lain adalah Emilio

Ya, semalam ia menghubungi Keisha dan meminta wanita tersebut untuk datang ke apartemen nya, ia butuh pelampiasan hasrat nya dan entah kenapa hanya wanita ini yang bisa memuaskan nya, ia terbiasa berhubungan dengan jal*ng ataupun teman kencan nya, namun entah mengapa rasa nya sangat berbeda.

Padahal ia bukan lelaki pertama yang menyentuh nya namun wanita ini membuat ia begitu candu pada wanita berusia dua puluh tahun tersebut.

Keisha menggeliat dan Emil buru buru menyingkir dari hadapan wanita tersebut karena akan sangat malu jika ia ketahuan sedang mengagumi wanita ini

"apa kau terbiasa bangun begitu siang" ucap Emil dengan nada datar

Sebenarnya Keisha belum sepenuh nya sadar namun begitu ia mendengar suara lelaki tersebut ia buru buru menyadarkan diri nya.

Keisha menyandarkan tubuh nya dan juga mengeratkan selimut nya, jujur saja ia merasa sakit hati dengan lelaki tersebut karena ia sudah seperti jal*ng pemuas nafsu, namun ia terpaksa melakukan nya mau lari pun ia tak bisa karena lelaki itu selalu mengancam nya.

Emilio mendekat ke arah Keisha kemudian ia duduk tepat di depan wanita tersebut, ketika ia hendak menciumnya Keisha buru buru memalingkan wajah nya ke arah lain, dan itu membuat Emilio marah terhadap nya.

"kau berani menentang ku" ucap nya dengan dingin

Keisha pria tersebut dengan pandangan nanar bahkan saat ini mata nya sudah berkaca kaca karena ia merasa sangat rendah dan murahan jika di hadapan lelaki ini

'kenapa nasib ku sial sekali harus berhubungan dengan lelaki ini" batin Keisha

"tidak aku hanya merasa risih karena belum sikat gigi" kilah Keisha

Namun Emil tidak peduli dengan alasan itu, dia tetap memaksakan keinginan nya dan mencium Keisha dengan sangat kasar hingga ciuman itu kini berlanjut ke penyatuan yang begitu bergair*h.

Keisha mengumpat dalam hati karena lelaki yang ada di atas nya seperti tidak punya lelah sama sekali jika seperti ini terus dia bisa hamil dan ia tak mau itu terjadi

"setelah ini aku harus membeli pil kontrasepsi" batin Keisha

Mariana yang sedang merangkai bunga mawar tiba tiba tertusuk duri tersebut dan ia melihat jika jari nya mengeluarkan darah, namun entah mengapa hati nya merasa gelisah sejak tadi malam bahkan perasaan nya tidak karuan, apalagi sejak semalam anak nya belum pulang sama sekali.

"semoga Keisha baik baik saja" batin Mariana

...----------------...