NovelToon NovelToon
"My Love...." LILY

"My Love...." LILY

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Aku membacanya di sebuah buku, bunga Lily memiliki pesona yang manis dan lugu, mungkin itulah yang membuat dia jatuh cinta padaku.
Lily biru memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan, mungkin inilah yang menginspirasinya untuk selalu menungguku.

Takdir mempertemukannya dengan Reiner.
Lily dan Reiner saling mencintai, namun takdir juga yang memisahkan mereka.
"Apa salah kita Li, kita hanya jatuh cinta".
"Kamu dan aku tidak salah, yang salah adalah waktu, karena kita bertemu diwaktu yang salah".

Disaat itulah Leo datang mengobati Lily.
"Dulu kamu menungguku bertahun tahun untuk aku datang padamu, kali ini maafkan aku membuatmu menunggu lagi...."

Tiger Lily memberi makna kepercayaan diri.
Lily, I dare you to fall in love.
And, I dare you to love me.

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Leonard

Malam itu aku sedang melayani pengunjung yang datang ke cafe, kulihat ada pasangan duduk di salah sudut, mereka terlihat seperti sedang berkelahi.

Kulihat si pria memanggilku memberi tanda untuk memesan minuman lagi.

Aku menghampiri meja mereka dengan 2 pesanan minuman diatas nampanku.

Aku baru akan meletakkan minuman ke hadapan si wanita itu, tapi ia merebut minumannya dari tanganku, karena kaget aku kehilangan keseimbangan pada tangan kiriku yang masih memegang 1 gelas minuman penuh, minuman itu tumpah membasahi kemeja ku. Saat wanita itu telah memegang gelas minumannya, ia menyiram gelas itu kearah si pria, cipratan siraman itu mengenai bagian tangan kanan kemeja lengan panjangku. Lalu si wanita pergi meninggalkan cafe itu.

Kuberikan tissue pada si pria, kudengar ia berkata,

"Akhh siall...!"

Tunggu dulu, ia orang Indonesia juga kataku dalam hati.

Lalu ia berkata padaku dalam bahasa Inggris kalau ia minta maaf dan akan mengganti biaya laundry kemejaku.

Aku membalasnya mengatakan tidak perlu.

Pria itu tetap memaksa, kupikir akan lebih mudah bagiku untuk menjelaskan dalam bahasa Indonesia, kucoba jelaskan kembali,

"Tidak apa apa Kak, aku menggunakan apron kerja, jadi minuman tadi hanya sedikit mengenai kemejaku".

Ia terlihat kaget mendengarku berbicara bahasa Indonesia, ia mengucapkan terima kasih, membayar bill dan memberiku tips yang lumayan besar.

Suatu hari, Mayra memohon padaku menemaninya ke mall untuk membeli baju baru untuk kencannya nanti malam, sepulang dari kelas kami nanti.

Disinilah kami sekarang, keluar masuk toko memilih baju juga beberapa alat make up. Setelah Mayra merasa puas dengan pilihannya kami makan siang di foodcourt mall itu.

Saat makan, Mayra menerima telepon dari kakaknya, lalu mengatakan padaku bahwa kakaknya akan ikut bergabung dengan kami.

Tidak kusangka kakak Mayra adalah pria yang disiram di cafeku minggu lalu. Bisa kulihat kalau kakak Mayra juga terkejut.

"Hai kita bertemu lagi, Leonard, tapi panggil saja Leo".

"Lily", jawabku sambil menjabat uluran tangannya.

"Ra, aku mau memesan makan dulu", Leo berkata pada Mayra.

Setelah kakaknya meninggalkan meja, Mayra berkata padaku,

"Ada apa dengan tampangmu, apa kamu mengenal kakakku?".

"Ga juga, hanya pernah melihatnya di cafe tempat aku bekerja", jawabku.

Kami melanjutkan makan siang kami sambil mengobrol ringan.

"Lily, Mayra sering bercerita tentang dirimu, apakah kamu sudah bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan disini?",tanya Leo.

"Ya, kurang lebih begitu", jawabku.

"Maaf soal peristiwa kemarin, semoga aku tidak memiliki kesan buruk dimatamu", kata Leo.

"Ada apa dengan kemarin?", tanya Mayra.

"Teman kencanku menyiram minuman padaku dan mengenai Lily".

"Kakak!", Mayra memberi tahapan galak pada kakaknya.

"Apa kamu tidak apa apa Li?", tanya Mayra.

"Ya, hanya sedikit cipratan kok Ra", jawabku.

"Kamu membuat ulah apa lagi kak?".

"Ga ada, hanya salah paham saja".

"Lily kamu harus berhati-hati dengan kakakku, selalu ada wanita di sekeliling kakakku".

Aku tersenyum menanggapi Mayra.

"Hai Lily, kita bertemu lagi", Leo sedang duduk di salah satu kursi cafeku dengan laptop di hadapannya.

"Kak Leo, mau pesan apa?".

"1 Ice Americano dan sandwich, thank you Li", katanya sambil tersenyum.

2 Jam berlalu, Leo meminta air mineral kepadaku.

"Berapa jam lagi sift mu akan berakhir Li?"

"Kak Leo ada perlu apa?", tanyaku dengan tidak menjawab pertanyaannya.

"Sudah malam aku akan mengantarmu pulang".

"Tidak perlu kak, jaraknya dekat aku bisa berjalan kaki".

"Hei aku tau kamu sekamar dengan Mayra, tentu saja aku tau jarak dari sini ke asrama", jawab Leo.

"Ya, tapi aku sudah terbiasa pulang sendiri".

"Baik aku akan menunggumu, sana kembali bekerja sebelum atasanmu menegur karena mengobrol dengan pengunjung", Leo berkata sambil tersenyum.

Malam itu aku terpaksa pulang diantar Leo.

"Li, aku minta nomormu ya, jujur aku tertarik padamu Li, dan aku tidak suka bermain dibelakang, aku lebih suka meminta langsung".

Aku tidak mengira Leo akan berani berterus terang seperti itu, padahal kami baru saja berkenalan seingatku.

"Aku tidak tertarik untuk berkencan kak".

"Kalau teman, biarkan aku menjadi temanmu", Leo tidak gampang menyerah rupanya.

"Bagaimana wanita disekeliling kakak, aku tidak mau disiram lagi", candaku sambil tersenyum.

"Sudah kukatakan itu salah paham Li, tidak akan ada yang menyirammu lagi", Leo tersenyum menanggapinya.

"Jadi bagaimana Li?".

"Aku sangat menyukai Mayra, aku tidak mau ada salah paham dengan Mayra karena kakak, jadi kalau kakak ada perlu denganku, kakak bisa menitipkan pesan pada Mayra".

"Baiklah Li".

"Aku akan terus mengunjungimu di cafe sampai aku mendapatkan nomormu".

Akhh ini akan sulit kataku dalam hati, lalu kami berpamitan di depan gerbang asrama.

Aku menceritakan kejadian tadi pada Mayra.

"Li, jangan khawatir, apapun yang terjadi kamu adalah teman dekatku".

"Maafkan sikap keras kepala kakakku, aku tau kamu belum melupakan Reiner, jadi jangan sungkan, aku tidak akan keberatan jika kamu menjauhi kakakku, aku juga tidak akan ikut campur Li, aku akan berpihak padamu ok".

Penjelasan Mayra membuatku merasa lebih baik.

"Sebenarnya kakak orang yang setia, bukan aku membelanya karena ia kakakku, kakak pernah ditinggal menikah oleh pacarnya begitu saja. Sejak saat itu kakak suka sedikit bertualang, ia sering berganti teman kencan, tetapi tidak ada yang berlanjut sampai serius lalu dijadikan pacar".

"Jadi aku sangat mengerti jika kamu menjauhi kakakku, selain karena alasan Reiner tentu saja".

"Jangan merasa canggung karena kakakku ya Li, aku sangat menyukaimu", Mayra memberi penjelasan panjang tentang Leo.

"Ya Ra, terima kasih", ucapku tulus.

Selama seminggu Leo selalu mampir di cafeku, bahkan beberapa kali dia mengantarku pulang ke asrama.

Malam ini aku akan benar-benar membuat batasan dengannya.

"Li ayo kuantar pulang", sapa Leo setelah melihatku bersiap untuk pulang.

"Ya kak, tapi sebelumnya ayo kita duduk di taman dulu", ajakku.

"Ada apa Li?".

"Kak, maaf sebelumnya tapi aku merasa terganggu dengan sikap kakak, aku sungguh tidak tertarik untuk berkencan".

"Kita bisa memulainya dengan berteman, mungkin seiring waktu perasaanmu akan berubah", kata Leo.

"Kak aku masih mencintai mantanku, aku belum melupakannya, hubungan kami berjalan 3 tahun lebih, bahkan kami memiliki mimpi masa depan bersama, jadi jangan buang-buang waktu kakak untuk aku".

"Apa itu salah satu alasanmu berada disini sekarang?", tanya Leo.

"Ya kak, karena kami putus baik-baik maka akan sulit untuk melanjutkan kehidupanku jika masih berada di kota yang sama, kami saling mencintai, tapi takdir berkata lain".

"Apa kamu masih sangat mencintainya?", Leo menatap mataku.

"Ya kak".

"Baiklah, aku menyerah", Leo menjawabnya dengan tersenyum.

"Li aku tau perasaan sulitnya melupakan cinta, entah kamu percaya atau tidak, aku pernah berada di posisimu".

"Ya kak, Mayra menceritakannya padaku".

"Dasar si mulut ember", kata Leo setengah tertawa.

"Jadi aku tetap tidak mendapatkan nomormu?", tanya Leo.

Aku memutar bola mataku menandakan enggan menjawabnya.

"Ayolah Li, aku berjanji tidak akan mengganggumu, aku hanya akan menganggapmu teman adikku, siapa tau aku sedang tidak bisa menghubungi Mayra".

"Baiklah kak".

Leo menepati janjinya, ia belum pernah menghubungiku meski sudah memiliki nomorku, ia juga tidak lagi datang ke cafe tempatku bekerja.

1
Whyro Sablenk
mkch thor...
crtnya bagus, ending-nya bikin nyesek, harusnya bikin ending mereka bs bersama lg thor...
fien: endingnya diambil dari kisah nyata ditambahkan bumbu2 menjadi karya fiksi kak 🥰
terima kasih kak untuk dukungannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!