Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Spesial
"Euuuugghhhhhhh!",.
Elea menggeliat sambil merentangkan tangannya keatas. Dia lalu mengusap kedua matanya yang baru saja terbuka.
"Selamat pagi",.
Elea menoleh kearah samping saat mendengar seseorang menyapanya. Keningnya mengernyit heran melihat keberadaan bosnya dan juga beberapa orang lain di kamar ini.
"Bos, kenapa kau bisa muncul di kamarku?" tanya Elea bingung.
Gabrielle tersenyum. Dia lalu duduk di sebelah Elea kemudian memberikan gelas berisi susu hangat yang dia buat khusus untuknya.
"Nanti saja bicaranya. Sekarang minum susu ini selagi hangat!".
Dengan wajah yang masih sedikit mengantuk Elea menerima gelas tersebut.
"Ahhhhhhh, susunya enak sekali!" ucap Elea setelah menghabiskan susu hangat itu.
Gabrielle tertawa lucu. Dia lalu membersihkan sisa susu yang menempel di sudut bibir Elea dengan ujung jarinya.
"Kau suka?" tanya Gabrielle lembut.
Elea langsung mengangguk.
"Ini pertama kalinya aku minum susu seenak ini bos. Biasanya susu yang aku minum rasanya sangat hambar. Berbeda dengan susu yang ada di rumah ini",.
'Tentu saja itu berbeda Elea. Susu ini sengaja aku pesan dari luar negeri khusus untukmu. Karena kau sekarang adalah gadis yang sangat spesial di hidupku',.
"Apa tidurmu nyenyak, Elea?" tanya Gabrielle sambil merapikan rambut gadis kecilnya yang acak-acakan.
"Iya bos. Tapi semalam aku seperti bermimpi tidur di bawah tumpukan gunung es. Dingin sekali!" jawab Elea sambil memperagakan seolah dia sedang kedinginan.
Semalam saat Gabrielle sedang berada di dalam kamar mandi, rupanya Elea terbangun lalu memainkan remot AC. Dia merubah suhu di dalam ruangan kamar ini hingga berada di suhu yang paling rendah. Paru-paru Gabrielle seperti membeku begitu dia keluar dari dalam kamar mandi. Dia tertawa seperti orang bodoh melihat Elea yang meringkuk kedinginan sambil menggenggam remot AC. Takut gadis kecilnya berubah jadi patung es, Gabrielle segera mengembalikan suhu ruangan seperti semula. Dia lalu menyelimuti tubuh kurus Elea kemudian memeluknya erat. Itu dia lakukan tanpa sepengetahuan Elea tentunya.
"Setelah itu apa yang terjadi?" tanya Gabrielle iseng.
Tiba-tiba saja dia ingin mendengar jawaban polos dari gadis kecilnya.
"Tidak tau bos. Aku kan sudah tidur" jawab Elea sambil menggerakkan bahunya keatas.
Hening.
Gabrielle terlonjak kaget saat Elea tiba-tiba melompat berdiri di atas kasur.
"Kamar siapa ini bos?" tanya Elea panik.
Gabrielle memijit tulang hidungnya.
'Astaga gadis ini. Jadi dari tadi dia tidak sadar kalau sedang berada di kamarku? Ya Tuhan, tolong beri aku kesabaran untuk menghadapinya',.
"Ini kamarku, Elea!",.
Mata Elea terbelalak lebar. Dia kembali duduk di kasur kemudian menatap curiga kearah bosnya.
"Apa bos akan meminta uang sewa kamar padaku?",.
Gabrielle rasanya sudah sangat ingin menangis sekarang. Bagaimana bisa hal semacam itu yang muncul di kepala Elea. Tidak bisakah dia mengatakan sesuatu yang bisa membuat hatinya berbunga-bunga?.
"Ya, aku akan memintanya!" jawab Gabrielle sedikit kesal.
Elea diam merenung. Dia baru akan menerima gaji tiga hari lagi. Jika gajinya itu harus di potong untuk membayar uang sewa di rumah ini yang dia yakin harganya pasti sangat mahal, bisa-bisa dia mati kelaparan karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Elea kemudian memutar otak untuk mencari jalan keluar dari masalah besar yang sedang membelitnya sekarang.
Gabrielle membiarkan Elea larut dalam pikirannya. Sudut bibirnya berkedut saat dia mendengar rencana seperti apa yang akan di lakukan oleh gadis kecil ini.
"Bos?" panggil Elea ragu-ragu.
'Aduh aku takut sekali. Kalau bos menolak untuk bekerjasama denganku bagaimana ya? Masa iya aku harus mati mengenaskan karena menahan lapar? Malaikat maut pasti akan menertawakan aku nanti',.
Gabrielle membuang muka kearah samping sambil menahan tawa. Perutnya seperti di aduk-aduk karena terus tergelitik mendengar pemikiran lucu Elea.
"Ada apa Elea?" tanya Gabrielle setelah berhasil mengendalikan diri.
"Emmmmm bos, bisa tidak kalau aku mencicil uang sewa kamarnya? Begini bos, jujur saja aku bisa mati kelaparan kalau sebagian gajiku aku berikan pada bos. Bos pasti tau kan berapa jumlah uang yang aku terima?" ucap Elea hati-hati.
Kening Gabrielle mengernyit. Bukan marah, tapi berusaha untuk tidak tertawa melihat betapa seriusnya gadis kecil ini melakukan negosiasi dengannya.
"Boleh saja. Tapi ada syaratnya!" jawab Gabrielle sambil memasang muka serius.
Wajah Elea langsung berbinar. Dia merasa lega karena berhasil menemukan jalan keluar untuk menunda kematiannya.
"Apa syaratnya bos?".
"Tetap tinggal di rumah ini seumur hidup".
Elea terdiam. Seperti ada yang mengganjal dari syarat yang di ajukan oleh bosnya barusan. Semalam tinggal di rumah ini saja sudah membuat Elea kesulitan memikirkan cara untuk membayarnya, lalu apa kabar dengan nyawanya jika dia harus tinggal di rumah ini seumur hidup? Bosnya ternyata sangat suka bercanda.
"Bos, aku tau hartamu itu selalu beranak pinak setiap harinya. Tapi tolong garis bawahi kalau aku ini hanyalah seorang pelayan restoran. Aku menyerah bos, aku tidak sanggup jika harus tinggal di rumah ini selamanya!" ucap Elea sambil mengangkat tangan keatas.
Ares,Nun dan juga beberapa pelayan yang berada di kamar itu tak kuasa untuk tidak tersenyum melihat kepolosan yang ada di diri calon nyonya mereka. Di saat semua orang berlomba-lomba agar bisa masuk ke rumah ini, di kamar ini malah ada seorang gadis yang menolak untuk tinggal hanya karena mempermasalahkan uang sewa. Sepertinya rumah ini akan sangat berwarna jika Tuan Muda mereka berhasil membujuknya untuk tetap tinggal.
"Aku tidak menerima penolakan Elea. Kau akan tetap tinggal bersamaku apapun yang terjadi!" ucap Gabrielle tak bisa di bantah.
Elea kemudian menempelkan jari telunjuknya di bawah bibir. Dia sedang berperang dengan pikirannya antara menolak atau menerima tawaran bosnya yang sangat menggiurkan ini.
"Tapi aku harus membayar uang sewanya dengan apa bos?" tanya Elea bingung.
Lagi-lagi uang sewa yang di bicarakan. Sungguh sangat luar biasa pemikiran gadis kecilnya ini.
'Dengan tubuh dan cintamu Elea',.
"Kita akan membahasnya lagi nanti. Sekarang bangun dan bersihkan tubuhmu di kamar mandi. Mereka akan membantumu untuk bersiap!" ucap Gabrielle sambil menunjuk kearah pelayan yang berdiri di belakangnya.
"Selamat pagi Nona Muda Elea!" sapa para pelayan.
Elea tercengang di panggil seperti itu oleh semua orang. Kenapa dia tiba-tiba di panggil Nona Muda setelah bangun tidur? Dia tidak sedang bermimpi kan?.
"Awwww" pekik Elea sambil mengusap pipinya yang baru saja dia cubit.
Gabrielle terkejut melihat Elea menjerit kesakitan. Dia segera memeriksa pipi Elea yang terlihat memerah.
"Kau ini bodoh atau bagaimana Elea. Kenapa kau menyakiti dirimu sendiri!" omel Gabrielle sambil meniup pipi gadis kecilnya.
Semua orang menundukkan kepala melihat romansa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Berbeda dengan Elea, dia malah mengerucutkan bibir setelah mendapat omelan dari bosnya. Elea benar-benar tidak menyadari kalau yang sedang di lakukan oleh bosnya sekarang adalah bentuk dari sebuah perasaan yang muncul dari seorang pria pada wanita. Dia tidak pernah tau tentang hal-hal semacam itu.
"Masih sakit tidak?" tanya Gabrielle khawatir.
Elea menggeleng. Dia kemudian melihat kearah jam dinding. Matanya melotot.
"Ya Tuhan, sudah jam tujuh. Aku bisa di pecat manager kalau datang terlambat ke restoran bos!" teriak Elea heboh kemudian meloncat turun dari ranjang.
Gabrielle memperhatikan Elea yang sedang berdiri kebingungan di sebelahnya. Dia mengulum senyum.
"Kenapa?" tanya Gabrielle usil.
Elea tersenyum aneh sembari menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Bos, dimana kamar mandinya? Aku tidak melihat ada tulisan toilet di dalam kamar ini!" jawab Elea polos.
Gabrielle dan semua orang terhenyak kaget. Mereka kemudian saling melirik sambil menahan tawa.
"Elea, kau lihat pintu itu?" tanya Gabrielle sambil menunjuk kearah pintu kamar mandi.
Sabar, sabar.
Elea menoleh kemudian mengangguk.
"Itu adalah pintu ajaib. Kau akan langsung berada di dalam kamar mandi setelah membukanya!" ucap Gabrielle membuat lelucon.
Pintu ajaib, astagaa..... Sejak kapan pikirannya berpetualang ke dunia fantasi doraemon.
"Benarkah? Waaahhh, rumahmu benar-benar sangat istimewa bos. Selain sulap, ternyata disini juga ada pintu ajaib. Sepertinya aku akan mempertimbangkan tawaran bos untuk tinggal di rumah ini!" sahut Elea kemudian berjalan mendekat kearah pintu ajaib yang di maksud oleh bosnya.
Teriakan heboh langsung terdengar begitu Elea masuk ke dalam kamar mandi. Gadis itu bahkan tidak ragu untuk menyatakan kekagumannya saat melihat baskom besar yang sudah di penuhi busa melimpah.
"Tuan Muda, sejak kapan di kamar mandi anda ada baskom?" tanya Ares bingung.
Gabrielle menekan tulang hidungnya sambil tertawa bodoh. Rupanya Ares juga merasakan hal yang sama saat Elea mengeluarkan kata-kata ajaibnya.
"Itu jazucci Ares, Elea menyebutnya sebagai baskom!" jawab Gabrielle.
Semua orang terdiam setelah tau apa yang di sebut baskom oleh calon nyonya mereka. Semiris itukah hidupnya sampai-sampai calon nyonya mereka tidak bisa membedakan mana baskom dan mana jazucci? Hanya Tuhan dan Elea yang tau.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA GENGSS..
LIKE,COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA
🌻IG: nini_rifani
🌻FB: Nini Lup'ss
🌻WA: 0857-5844-6308
ga tau diri