NovelToon NovelToon
RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: LennyMarlina

“Apakah kau sedang berusaha untuk mengakhiri hidupmu?”

Celphius menemukan seorang gadis yang di buang seseorang di dalam hutan dalam kondisi tubuh yang sudah memprihatinkan. Suatu ketika saat Celphius membawanya pulang ke rumah, terjadi keanehan misterius pada gadis itu di mana setiap pulang dari luar, tubuh gadis itu sudah di penuhi dengan darah dan kamar yang berantakan. Ingin mencari tahu sumber masalah itu, Celphius pun memasang kamera tersembunyi di kamar gadis itu dan hasilnya membuat bibirnya menganga!

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LennyMarlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berada Diujung Kehidupan

[BEBERAPA MALAM YANG LALU]

Daniar yang merasa marah, tidak nyaman jika harus dijodohkan dengan melibatkan bisnis, meninggalkan perumahan Blair setelah mempermalukan ayahnya sendiri di hadapan orang-orang. Karena itulah kemarahannya.

Wanita itu berpikir bahwa setiap manusia memiliki kesempatan untuk memilih sendiri pasangan mereka tanpa harus melakukan suatu perjodohan apalagi sampai melibatkan bisnis yang dirinya sendiri saja tidak tahu.

Ia bingung harus menjelaskannya seperti apa untuk membuat ayahnya mengerti bahwa pasangannya saat ini adalah sosok pria yang sangat dicintai dan mampu memenuhi kriteria menantu idaman ayahnya.

Bukan Celphius, menyukainya bahkan tidak pernah sama sekali. Bukankah tanda-tanda seperti itu sudah sangat jelas wujudnya dan bisa diartikan pernikahan mereka nanti tidak akan bertahan lama di kemudian hari?

Sudahlah. Daniar menyerah dan tidak mau dipaksa harus meninggalkan pacarnya hanya demi keuntungan bisnis ayahnya sendiri. Kedua belah pihak saling tidak menyetujui dan Daniar sangat mencintai pacarnya.

“Daniar, tunggu!”

Tuan Rowland terus mengejar putrinya yang meninggalkan rumah Blair dengan keadaan marah-marah. Tanpa memakai kendaraan apa pun, kaki yang saat ini menapak langsung di aspal jalanan, Daniar tak memedulikannya.

Baginya, berada jauh dari perbincangan itu adalah sesuatu yang sangat diharuskan. Lama-lama kepalanya akan pecah jika terus mendengar orang tua membicarakan bisnis dan berencana menjodohkan anak-anak muda mereka.

Ah, itu membuat Daniar merasa sesak. Napasnya terengah dan tidak tahu harus berlari ke arah mana. Keberadaannya sudah ada di jalan raya dan jam segini taksi sudah tidak beroperasi. Keringat memenuhi wajah Daniar yang cantik.

“Daniar! Kamu mau berlari sejauh mana lagi? Kenapa kamu meninggalkan Ayah setelah berani mempermalukan ayahmu di sana?! Cepatlah kemari dan pulang! Kamu tidak punya tujuan selain pulang bersama Ayah!” pekiknya.

“Sekarang aku sudah dewasa! Kedewasaanku tidak perlu Ayah urusi lagi! Aku bisa merawat diriku sendiri dan mencari seseorang yang kucintai dengan caraku sendiri! Kenapa Ayah malah menjodohkan aku?!” balas Daniar.

“Berhentilah merengek dan kita pulang! Ini sudah sangat larut malam, memangnya kau mau pergi ke mana malam-malam begini, huh?!” Tuan Rowland menarik tangan Daniar memintanya untuk segera pulang.

Daniar pun terus memberontak agar ayahnya melepaskan tangannya. “Cukup, Ayah! Tolong jangan paksa aku seperti ini! Aku punya kehidupan dan Ayah seharusnya tidak memaksaku melakukan apa yang Ayah mau!”

“Aku tidak mau menikah dengan Celphius! Aku punya pacarku yang sangat ingin aku nikahi! Ayah hanya mau menjadikanku sebagai alat bisnis Ayah dan melancarkan perusahaan Ayah karena kita kurang beruntung!”

PLAK!

Mulut yang tidak tahu arti kata 'berhenti' harus dibalas dengan sebuah tamparan keras yang bahkan sempat membuat tubuh Daniar tak seimbang. Untuk pertama kalinya sang ayah menamparnya leluasa tanpa tahu malu.

Wanita itu pun akhirnya terdiam sambil menatap tajam tak percaya pada ayahnya yang tega melakukan itu semua. Air mata Daniar kemudian menetes, terasa sakit di wajahnya yang menimbulkan rasa panas membara.

Tuan Rowland tampak terkejut dengan apa yang dirinya lakukan pada putrinya yang sangat dicintai itu. Seperti orang yang tidak sadar dan membuat kesalahan besar yang mungkin bisa menjauhkan kedekatan keduanya.

“Daniar, maafkan Ayah. A, Ayah tidak sengaja melakukannya. Putriku ... apa kamu terluka, Sayang? Ayah minta maaf ..., ” lirih Tuan Rowland mencoba mendekati putrinya yang masih diam mematung di sana.

PLAK!

Lalu, sang putri yang sudah ditampar itu menepis paksa tangan ayahnya karena telanjur sakit hati dan kecewa. Hanya karena dia memaksa menolak perjodohan itu dengan keras ayahnya justru melayangkan tangannya.

“Ayah menamparku dan malah ingin menyakitiku lagi?! Apa Ayah puas sudah menamparku dan membuatku sakit hati pada Ayah?! Kalau Ibu masih ada, Ibu pasti akan memelukku bukan malah menamparku!”

“Tidak seperti Ayah yang dengan senang hati menyakiti anaknya sendiri! Aku benci sikap Ayah yang keras seperti ini! Sikapku yang begitu keras kepala ini juga turunan dari Ayah!! Atau apa aku bukan anak kandung Ayah?”

Ucapan Daniar membuat Tuan Rowland merasa tidak nyaman. “Apa maksudmu? Jangan bicara seperti itu. Kamu anak kandung Ayah, mana mungkin Ayah punya orang lain selain kamu yang sangat Ayah sayang dan cintai?”

“LALU KENAPA AYAH MENAMPARKU!!?” teriak Daniar seperti memenuhi tempat itu dengan suaranya. “Aku ingat saat Ibu memohon kepada Ayah untuk menjagaku dengan baik. Apa ini 'menjaga' yang Ayah maksud?”

Bagaimana seorang Ayah bisa tahan dengan sikap kurang ajar anaknya yang sama sekali tidak mau diatur? Padahal Tuan Rowland hanya menginginkan yang terbaik untuk putrinya dengan memperkenalkan menantu pilihannya.

Sebelum ajal menjemput, Tuan Rowland ingin melihat anaknya menikah dan mengantarkan sendiri sang buah hati menyerahkannya pada lelaki bertanggung jawab yang akan menjadi suaminya dan menggantikan posisinya.

Beliau pikir bahwa Celphius Allen Blair adalah sosok bertanggung jawab yang dapat membimbing anaknya menuju kebahagiaan. Bukan hanya karena paras tampan dan kekayaan yang melimpah untuk menarik perhatian.

Tetapi, ketika beliau melihat cara pandang anak itu dan tata bicaranya yang terdengar sangat sopan, meyakinkan dirinya untuk menjodohkan putrinya dengan Celphius karena pada dasarnya lelaki itu juga sedang lajang.

Yang terpenting adalah ada sesuatu yang dilewatkan oleh Tuan Rowland bahwa kebahagiaan putrinya tidak didasari dengan ketampanan atau kekayaan, melainkan sebuah rasa cinta pada dirinya dan rasa sayang yang besar.

Memang benar jika manusia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baik yang bertanggung jawab seperti yang diharapkan olehnya. Tetapi, entah mengapa, rasanya ingin saja melihat Daniar dan Celphius bersama.

SRUK!

“Ayah!”

Tuan Rowland mendadak bertekuk lutut di hadapan Daniar yang masih muda. “Ayah mengaku salah. Selama ini, Ayah terus memohon dan memaksamu untuk bersama Celphius sampai Ayah lupa kalau kamu merasa tersiksa.”

“Semua keinginan Ayah selalu kamu penuhi begitu pun permintaanmu yang selalu Ayah turuti. Ayah hanya ingin kamu menemukan lelaki yang bisa menjagamu setelah Ayah tidak ada di dunia dan meninggalkanmu sendiri.”

“Bahkan sebelum hal itu terjadi pada kita berdua, Ayah ingin kamu bisa secepatnya menikah dengan orang yang sangat mencintaimu. Ayah pikir dengan menjodohkanmu kamu akan merasa sangat senang dan kembali tersenyum.”

“Tapi, Ayah malah kehilangan semuanya setelah mempertemukan kalian berdua dan bermaksud menjodohkanmu dengannya. Ayah kehilangan semangatmu, senyumanmu saat pagi hari yang segar.”

“Saat-saat di mana kamu menyapa Ayah dengan mengatakan, 'selamat pagi' disertai dengan senyuman hangatmu. Ayah benar-benar telah kehilangan semuanya dan sekarang Ayah bahkan membuatmu kecewa.”

“Ayah minta maaf. Ayah benar-benar tulus mengatakan ini dan mengakui semua kesalahan Ayah. Ayah berjanji tidak akan memaksamu lagi dan menuruti apa yang kamu inginkan, termasuk merestui hubunganmu dengannya.”

Sebenci apa pun perasaan Daniar terhadap ayahnya tetap saja orang yang sedang bertekuk lutut di hadapannya itu adalah orang tuanya sendiri. Mana mungkin Daniar dengan tega membiarkannya terus melakukan itu?

Terlebih lagi beliau adalah orang tua satu-satunya setelah ibunya meninggal dan membuatnya merasa kesepian. Hanya ayahnya yang selalu berada di sisinya menggantikan sosok seorang Ibu dengan cinta penuh hangat.

Dan mungkin tidak apa-apa untuk memaafkannya sesekali asalkan ayahnya tidak selalu mementingkan diri sendiri. Kebahagiaan seseorang itu juga ada batasnya. Tidak semua hidup perlu dijalani dengan perasaan bahagia.

“Ayah ... ”

Daniar memeluk ayahnya sebagai permintaan maaf dirinya jika telah melakukan kesalahan yang mengharuskan ayahnya berlutut seperti itu. Sungguh, Daniar tidak pernah berharap atau mengira beliau akan begitu.

Ia hanya mengikuti suasana hatinya yang menginginkan kebahagiaannya sendiri tanpa campur tangan orang lain. Tetapi, yang membuat Daniar bertanya-tanya adalah siapa orang yang Ayah restui di akhir kalimatnya barusan?

“Ayah?” Daniar merasakan tubuh ayahnya yang semakin lama semakin berat ketika berada di pelukannya. Hingga beberapa detik setelah merasakan adanya hal aneh, tubuh Tuan Rowland tiba-tiba tumbang. “AYAH!”

Tentu saja Daniar merasa panik dan khawatir karena ayahnya tiba-tiba tidak sadarkan diri dalam pelukannya. Daniar meminta tolong pada seseorang yang lewat di sana untuk menjaga ayahnya sebentar untuk membawa mobil.

.

.

.

Tuan Rowland langsung dilarikan ke rumah sakit dan saat ini sedang berada di ruang pemeriksaan. Daniar panik sepanik-paniknya melihat keadaan ayahnya yang tidak pernah sekalipun menunjukkan sisi lemahnya padanya.

Wanita itu menangis karena sangat khawatir. Apa yang terjadi kepada ayahnya? Apakah ini adalah salahnya karena sudah terlalu membuat ayahnya lelah menghadapi sikapnya? Ini seharusnya tidak pernah terjadi.

Hanya dirinya sendirian yang harus meratapi nasibnya di dalam rumah sakit itu. Tadinya dia ingin menghubungi pacarnya untuk menemaninya di rumah sakit sampai saat ayahnya bangun. Tetapi, jam malam tidak mendukung.

‘Dia pasti sudah tidur.’

Ia tidak bisa mengganggu waktu tidur pacarnya dan akan sangat disayangkan jika lelaki itu harus datang hanya untuk menemaninya sebentar. Besok harinya pacarnya akan bekerja jadi Daniar tidak bisa mengganggunya.

CEKLEK!

Pintu ruang pemeriksaan dibuka dan keluarlah seorang Dokter yang tadi memeriksa ayahnya. Daniar bergegas bangkit dan mendekati Dokter tersebut. Dia ingin tahu apa yang terjadi kepada ayahnya sampai bisa seperti itu.

“Dokter! Apa yang terjadi kepada Ayah saya? Kenapa Ayah saya tiba-tiba tidak sadarkan diri seperti itu? Apa penyebabnya?” tanya Daniar. Sudah tidak tahan dan ingin segera mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya.

“Anda keluarga Tuan Rowland?“

“Iya, saya anaknya!”

“Mm ... begini, mungkin lebih nyaman bagaimana kalau kita berbicara di ruangan saya saja? Perawat akan menyiapkan ruang rawat inap untuk Tuan Rowland. Mari, silakan lewat sini,” ucap Dokter mengarahkan jalannya.

Daniar pun semakin bingung apa yang terjadi sampai harus menyiapkan ruang rawat inap. “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ayah saya harus dirawat di sini? Ayah saya sakit apa, Dokter?” Dia bertanya dalam perjalanan.

“Saya akan jelaskan ketika sudah sampai di ruangan saya. Untuk saat ini Anda tenang dulu saja. Anda doakan saja agar Ayah Anda bisa sembuh dan sehat kembali.” Itulah yang Dokter katakan kepada Daniar yang bingung.

Keduanya berjalan ke sebuah ruangan Dokter yang tidak cukup jauh dari di mana Tuan Rowland di periksa tadi. Jantung Daniar sudah berdebar-debar sejak tadi menunggu penjelasan dari Dokter terkait ayahnya.

Rasa khawatir Daniar benar-benar tidak bisa ditahan lagi. Rasanya ingin menangis sekencang-kencangnya meskipun masih belum tahu ayahnya sakit apa. Ketika dirinya duduk di kursi itu, ketegangan pun mulai membara.

“Jadi, Ayah saya sakit apa?”

“Apakah Anda belum tahu penyakit yang diidap oleh Ayah Anda?” tanya Dokter. Ekspresi yang Daniar rasakan saat itu seperti menunjukkan ketidaktahuannya terkait penyakit ayahnya. “Padahal kalian berkeluarga.”

“Walaupun kami memang berkeluarga tetapi Ayah saya tidak pernah mengatakan apa pun, apalagi mengenai penyakit. Memangnya Ayah saya mengidap penyakit apa sampai harus dirawat di sini?” Daniar tak henti bertanya.

“Saya minta maaf mengatakan ini tapi Ayah Anda mengidap penyakit gagal ginjal kronis stadium akhir.” Mau tidak mau sang anak harus mengetahui penyakit yang diderita oleh ayahnya selama bertahun-tahun.

Daniar membeku terkejut mendengar pernyataan bahwa ayahnya mengidap penyakit seperti itu tanpa dirinya sendiri ketahui. Kenapa ayahnya justru merahasiakan semua ini darinya? Sebenarnya apa yang dipikirkannya?

“Jadi ... ini adalah rumah sakit yang selalu Ayah datangi untuk ... ” Daniar tidak bisa melanjutkan ucapannya.

“Benar. Ini adalah rumah sakit tempat Tuan Rowland menjalani pemeriksaan. Beliau selalu datang ke sini karena merasa lebih nyaman dan jauh dari rumahnya. Tapi, belakangan ini Tuan Rowland jarang datang ke sini.”

“Untuk menjalani pemeriksaan harus banyak ditunda karena Tuan Rowland selalu menundanya dengan alasan banyak pekerjaan. Beliau sampai melupakan bahwa harus cuci darah dan sekarang risikonya jadi pendek.”

“Pasien terus berkata ingin merasakan hidup lama dan melihat putrinya menikah dengan orang pilihannya walau hanya sebentar. Tetapi, jika tidak cuci darah, semua keinginan pasien kemungkinan akan cepat gugur.”

Ini membuat Daniar sesak napas. Kehidupan ayahnya yang tidak bisa diprediksi benar-benar sangat mengejutkan baginya. Rasanya masih tidak percaya ayahnya mengidap penyakit itu dan punya harapan tinggi.

Daniar memilih keluar dari ruangan Dokter untuk menangis sederas-derasnya tanpa ada yang melihat. Harapan untuk hidup menjadi pendek karena ayahnya tak pernah melakukan cuci darah sesuai dengan syarat Dokter.

Kenapa ayahnya melakukan itu? Bukankah beliau ingin melihat anaknya menikah dengan orang pilihannya? Tetapi kenapa malah meninggalkan pemeriksaan dan membuat risiko hidup menjadi semakin pendek?

Entahlah, Daniar tidak tahu apa yang harus dilakukan. Yang bisa dilakukan olehnya saat ini adalah menangis, menangis, dan menangis terus. Dia tidak akan berhenti menangis sampai semuanya kembali seperti semula.

BERSAMBUNG

1
Glamours Style
mana lanjutannya ka?
Abi Zar
keren kak
Abi Zar: trimaksih kak
total 1 replies
Sunraku
Recommend
Sunraku
Lanjut Mba/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!