Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
"Gue sendirian kak.... lo tega sama gue". ucapnya lagi mempererat pelukannya pada El.
El melepaskan pelukan itu dan mendongak menatap Netra sang adik yang memerah karena air mata terus membasahinya.
"Jaga mama, gue pergi". ucapnya kembali mengulang kata-kata nya.
"Gak kak, lo harus jaga mama sendiri, gue gak mau". teriak Dikta di depan El tapi El tak perduli dan melanjutkan lakunya untuk pergi dari rumah masa kecilnya, rumah yang dulu adalah sumber kebahagiannya.
Ceklek
Tanpa menghiraukan sang adik, El terus berjalan keluar rumah dengan wajah yang sendu. Dia tak ingin menoleh lagi untuk sementara, biarlah seperti ini dulu agar sang mama tenang, suatu hari nanti dia akan datang dan meminta maaf, dia tau kondisi sang mama belum baik-baik saja karena perginya sang papa yang begitu tiba-tiba meninggalkan luka teramat dalam untuk mereka bertiga.
"Huuft, Bismillah .......semoga mama bisa menenangkan diri dengan tidak adanya aku di setiap sudut rumah". gumamnya pelan.
"Maaf pa, aku gak mampu menyembuhkan luka ini tanpa dukungan tetapi dengan cercaan dan hinaan di tiap harinya, mentalku sedang di uji saat ini, kuatlah kau wahai mentalku ". ucap El lirih yng sekarang sudah mulai membuka pintu gerbang dengan menunduk melihat ke arah kakinya.
Berat, rasanya begitu berat harus melakukan ini, tapi dia harus mengambil langkah itu, ia ingin melihat apakah sang mama akan lebih tenang ketika tidak melihatnya? dia akn terus memantau itu.
Dia berjalan menyusuri sepanjang jalan di dinginnya malam kemudian ia berhenti dan memesan taksi, ia harus berpikir cepat jangan sampai ia bermalam di jalanan yang tidak ia kenali dunianya ini.
Ckiiit
El menoleh ke samping terlihatlah motor sport hitam berhenti di sampingnya, Netra coklatnya melihat seorang pemuda berhelm teropong yang sangat ia kenali dari motor dan perawakannya, ya... dia adalah Alrescha Nero Ardiaz.
"Naik, aku antar". ucapnya memandang El tanpa melepas helmnya.
Bagaimana Al bisa tau kalau El akan keluar rumah? saat dia mencuri dengar suara menggelegar dari seorang wanita yang ia yakini adalah ibu dari gadisnya, ia juga melihat tamparan begitu keras di layangkan pada gadisnya tanpa bisa ia cegah dari arah luar,tak ada yang muncul padahal keributan itu terdengar begitu keras, warganya sudah di dalam rumah masing-masing.
"Sweety... ". ucapnya kembali karena tak mendapatkan respon dari gadisnya yng malah sibuk menatapnya dengan tatapan yang tak bisa ia artikan.
"Tidak usah, akan merepotkanmu, aku sudah memanggil taksi". jawabnya lalu berbalik dan kembali berjalan pelan dengan menggeret kopernya.
"Ck". decak Al tak suka melihat keras kepala yang di miliki El, ia beranjak turun dan mengeluarkan gawainya menelpon seseorang untuk datang sekarang juga.
Setelahnya ia berjalan cepat untuk segera menggendong El di depannya ala koala begitu saja, membiarkan El berteriak.
"Jangan berteriak sweety, kalau gak mau di gebukin orang kita nanti". ucapnya mendesis.
Buh bug
"Turunin gue Al, apa-apaan sih lo". geramnya sambil memukuli punggung Al.
"Diem, atau gue cium sekarang juga ". ancamnya dan sukses membuat El terdiam seketika dengan bibir manyun 5cm😂.
Al menaruh El di boncengan motornya dengan tenang tanpa perlawanan tidak seperti tadi.
"Kamu mau pergi kemana sekarang? hm? ". tanya Al yang sudah melepas helm nya saat ia menelpon bantuan tadi, tanpa sadar bahasa yang ia pake bukan lo gue lagi tapi kamu.
Jaraknya sangat dekat dengan El, menatapnya intens, melihat betapa banyak rasa di mata coklat itu yang tak bisa di jelaskan, tangannya siaga di sekitar tubuh si gadis agar tak terjatuh dari motornya yang terparkir.
"Gue belum tau, mungkin ke tempat Fenya untuk sementara sebelum gue nemu kos". ucapnya menatap ke arah lain, dia tak sanggup jika harus menatap mata hijau zamrud yang begitu sangat menenangkan dan mampu membuatnya terperosok begitu dalam di sana.
"Mau ke mansion Ardiaz saja hm? Mommy pasti akan sangat senang ada kamu di sana". tawar Al dengan sangat lembut.
"Gak usah, gue bisa pergi ke tempat para sahabat gue sebelum dapat kos". ucapnya kekeh, dia merasa sungkan dan enggan, mereka baru bertemu sekali tadi bagaimana bisa ia akan tinggal di sana? pikir El.
"Kalau gitu tinggal di apartemen aku, dan tidak terima penolakan". ucapnya final, dia merasa khawatir apabila tidak bisa memantau gadisnya, paling tidak kalau di apartemennya ada cctv di beberapa tempat yang membuatnya bisa memantau keadaannya.
"Ck, pemaksa! ". ujarnya dengan ketus menatap Al yang juga menatapnya sambil tersenyum lembut.
"Yes i'm ". jawabnya bangga dan mencium kening gadisnya tanpa izin.
El terbengong merasakan benda kenyal mendarat di keningnya tanpa permisi, entah kenapa perlakuan kecil itu tidak membuatnya marah tapi malah meneteskan airmata, lagi-lagi ia teringat akan papanya yang selalu mencium keningnya saat berpamitan ke sekolah atau saat dirinya berpamitan untuk tidur malam.
Al panik.... "Kenapa menangis hm? ". tanyanya "Apa aku menyakitimu? ". lanjutnya lagi.
Sebelum El menjawab ada sorot lampu yang datang menghampiri mereka.
"Bos". ucapnya sopan sedikit membungkukkan badannya.
"Ck, lama". kesalnya menatap tajam pemuda itu.
"Bawa koper itu dan ikutin gue". ucapnya lagi tanpa basa basi lalu mengambil helmnya untuk di pakaikan ke gadisnya.
"Kenapa helmnya gue yang pakai,kan lo yang di depan? ". tanyanya merasa aneh dengn sikap pemuda yang mengaku kekasihnya itu.
"Aku gak perlu sweety, bagiku keselamatanmu yang terpenting ". jelasnya mengelus tangan El lembut, lantas menaiki motornya dan mulai melakukan nya mendahului pemuda yang bari datang tadi.
Pemuda itu pun segera menaiki motornya mengejar sang bos setelah kopernya ia taruh di belakang dengan benar.
Broom broom
Tin
Muncullah seorang security dari balik gerbang kokoh itu, ya apartemen elit yang di jaga cukup ketat untuk menjaga kemanan penghuninya.
"Tuan muda Al". salamnya pada anak muda yang masih menaiki motor besarnya ini lalu membukakan pintu gerbang besar dengan remot agar motoe bisa masuk.
Setelahnya ia turun terlebih dulu, lalu membukakan helm yang di pakai El dan menaruhnya di stang motor, lalu menurunkan El dengan kedua tangannya di taruh di pinggang gadisnya dan itu membuat pipi El merona karena di lihat oleh security dan pemuda yang membantunya membawakan kopernya.
Al yang menyadari itu tersenyum tipis, rasanya ingin ia kecup pipi merona itu tanpa ampun.
"😑😑😑dasar mesum!!! ".
"Apa sih lo thor, lo gak di ajak ya". ejek Al memasang wajah songong.
"👿👿👿👊".
"Pak, kenalkan ini pacar saya, namanya El, mulai sekarang dia yang akan menempati apartemen saya". ucapnya tegas pada Bapak security yang bernama Ari.
"Jadi saya harap, Bapak memberi tau penjaga yang lain tentang ini". lanjutnya.
"Baik tuan muda, saya mengerti". jawabnya tersenyum sopan.
"Sweety, dia Pak Ari". ucapnya memperkenalkan security itu ada El yang tersenyum manis.
"Ekhem".
"aku, kamu dan toleransi