NovelToon NovelToon
11:12 - Rooks Stand Sentinel

11:12 - Rooks Stand Sentinel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Suryavajra

Trust-issue bukanlah kelainan jiwa. Semua orang dapat mengalaminya.

Di saat ekspektasi kita terlalu tinggi dan ternyata tidak tercapai, maka kekecewaan bisa saja terjadi.

Cerita fiksi dengan latar belakang kota London, Inggris di tahun 2019. Semua karakter, nama, tempat, maupun organisasi adalah bagian dari cerita, bukan mewakili kondisi sebenarnya di dunia nyata.

Disarankan berusia di atas 18 tahun untuk membaca cerita fiksi ini karena mengandung adegan kekerasan, pembunuhan, perkataan kasar, penyalahgunaan obat, dan aktivitas merokok.

Cerita mengandung beberapa ungkapan yang ditulis dalam bahasa asing dan istilah keuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryavajra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 - London, St. Pancras International Station - 11/12/2019 1112 HRS

The Mystery Of The Gun.

Tiba-tiba muncul bayangan pria dengan sarung tangan berbahan nomex menangkap pistol Glock 19 milik gadis dengan nama sandi Catherine of Alexandria tersebut. 

Catherine terkejut dan segera menarik pistolnya kembali. Namun kecepatan tangan tersebut tanpa disangka berhasil membongkar slide Glock 19 dengan sangat cepat walau chamber pistol masih panas akibat pembakaran dua peluru yang baru saja meletus. 

Slide, guide rod, firing pin, pegas, silencer, dan barrel Glock 19 tersebut berantakan di lantai. Satu peluru 9mm yang tersisa di chamber sempat diambil orang itu sebelum ia memukul wajah Catherine.

“Erasmus to Vitus! Extract Catherine! Dia diserang!”

Vitus segera menghampiri lokasi Catherine.

“Echo-Drei to Erasmus.” panggil Gunther di radio komunikasi, “Tinggalkan lokasi segera! Zurück zur Basis! Over and out!”

Sementara itu, Catherine kewalahan menangkis serangan tidak terduga di depan matanya. Ia bertarung dengan pria penyerang gelapnya tak jauh dari lokasi locker.

Penyerang itu memukul Catherine dengan keras di kepala, membuat Catherine tersungkur ke lantai. Kacamatanya jatuh. Catherine dengan cepat bangkit dan membalas serangan penyerang itu dengan tendangan sapuan ke kaki lawan.

Catherine of Alexandria bukan sosok yang lemah, walau masih muda - ia seorang wanita yang tangguh dan terampil dalam bertarung. Ketika ia dijatuhkan, Catherine akan langsung bangkit berdiri untuk membalas serangan berikutnya atau malah balik menyerang.

Vitus pindah posisi untuk mendapatkan bidikan yang tepat untuk melumpuhkan penyerang Catherine. Sayang sekali kerumunan orang-orang yang panik di stasiun tersebut membuat ia tidak leluasa, terutama ketika British Transport Police dan AFO sudah mulai bergerak menuju lokasi.

​​Pria misterius itu ternyata juga seorang petarung yang terampil. Dia berhasil menghindari beberapa serangan Catherine dan membalasnya dengan pukulan yang kuat.

Catherine terhuyung-huyung, tetapi dia segera bangkit kembali. Dia membalas dengan menendang pria misterius itu di perut. Pria itu tersentak kesakitan, tetapi dia tidak menyerah. Dia beranjak hendak menyerang Catherine lagi dengan pukulan dan tendangan.

“ZAP!” sebuah peluru menancap di dinding di dekat mereka bertarung.

Penyerang gelap itu segera menyingkir, karena ia tahu bahwa serangan datang dari atas, di mana ia tidak bisa menyerang balik. Pria itu langsung bersembunyi dari kemungkinan bidikan penembak dari posisi yang lebih tinggi.

Ia kemudian bergerak sambil melihat ke atas supaya tidak terbidik, namun sebuah tembakan lain dari MP7 berperedam Erasmus tersebut datang lagi. 

Catherine mulai bangkit siuman dari tendangan telak yang sempat membuatnya pingsan beberapa detik. Pria misterius itu melihat kesempatan untuk segera menangkap Catherine.

Belum sempat ia kembali ke lokasi Catherine, tiba-tiba ada suara tembakan berperedam datang beruntun ke arah pria misterius itu yang membuat ia terpaksa menyingkir, tidak bisa lagi menyerang Catherine of Alexandria. 

Ia terpaksa mundur kembali ke persembunyiannya, tapi penembak dari atas juga menyerangnya dengan beberapa tembakan beruntun.

Akhirnya ia menyerah dan berlari ke tempat yang lebih aman, mengurungkan rencananya untuk  menangkap Catherine of Alexandria.

Seorang pria tiba-tiba datang menyelamatkan Catherine of Alexandria dan membaur dengan orang-orang di sekitar stasiun itu bahkan sempat pura2 terlihat kaget.

“Hei, jangan lari!” ia berteriak ke arah kedua orang itu yang luput dari tangkapannya.

“POLISI BERSENJATA!” teriak dua orang anggota AFO atau Authorized Firearm Officer dari MPS (Metropolitan Police Service) menodong pria misterius tersebut.

Pria itu pelan-pelan berdiri dengan kedua tangan diangkat ke atas.

“Police Sergeant Davis! SPC, SO15,” Kata Harold Davis mengangkat tangannya sambil memperlihatkan tanda pengenal Met Police-nya sambil masih mengangkat tangan, “Lihat! Tersangka melarikan diri!”

“Tetap di tempat, PS Davis! Kami harus konfirmasi lebih dulu!”

Salah seorang AFO kemudian melakukan konfirmasi dengan SO15 atau Metropolitan Police Service bagian Penanggulangan Teror. 

“Control, ini AFO Unit 6. Kami menghadapi situasi khusus di sini. Mohon konfirmasi PS Harold Davis dari SO15. Over!”

“Standby, AFO Unit 6. Confirming now,” terdengar suara dari komunikasi radio.

Duchess Harrington adalah anggota parlemen, sekaligus istri mendiang Sir Axton Harrington yang tewas dalam insiden kecelakaan mobil 3 bulan yang lalu. Sir Axton Harrington adalah ketua partai UEP (United Egalitarian Party) yang seharusnya berpartisipasi dalam pemilihan umum besok. 

Metropolitan Police Service meyakini bahwa kecelakaan itu adalah serangan teror terhadap Sir Axton Harrington dan keluarganya, namun sayangnya hingga kini bukti keterlibatan teror dan pelaku belum membuahkan hasil. 

Dengan demikian, keamanan Duchess Harrington diambil alih oleh Unit Kontra Terorisme SO15 Metropolitan Police Service dengan menugaskan seorang Specialist Protection Command (SPC) untuk menjamin keamanan Duchess Harrington, yaitu PS (Police Sergeant) Harold Davis.

Kehadiran SPC ini bukan hanya sebagai langkah preventif, tetapi juga menandai komitmen penuh Metropolitan Police Service untuk melindungi tokoh publik yang terlibat dalam proses demokrasi yang krusial ini dari ancaman teror. 

“PS Davis! Maafkan kami. Sebelumnya tidak ada informasi bahwa SO15 di sini.” kata salah seorang AFO yang ikut menodong tadi sambil mengisyaratkan rekannya untuk menurunkan submachine gun H&K MP5A5 nya.

“Tidak masalah officer,” sahut PS Davis menurunkan tangannya, “Aku juga sebetulnya hanya kebetulan lewat, tidak secara resmi terlibat dalam insiden ini. Hanya sayangnya, aku kuatir gadis pembunuh itu  sudah lari jauh.”

“Prosedur sudah dilakukan, PS Davis. Perimeter sudah dipasang dan akses keluar masuk sudah ditutup.”

“Sebaiknya begitu,” sahut Harold Davis.

“Aku PC Foster, Ethan Foster.” AFO itu menjabat tangan Harold Davis sambil memperkenalkan diri, lalu ia mengenalkan rekannya yang lebih dulu menodong Harold, “Dan ini Police Constable Serena Mitchell.”

“Cheers!” kata Harold, “Er, kalian masih pakai MP5? Setahuku, AFO sudah menggunakan MP7 dan MPX.”

“Mungkin itu masalah budget, sersan..” kata PC Serena Mitchell, “Lagipula aku dan PC Foster termasuk old school. Jari kami sudah menyatu dengan MP5 ini. Perlu persahabatan lebih lanjut jika bertemu trigger MPX.”

“MP7 jauh lebih menyenangkan, mate!” kata PS Davis dijawab dengan senyuman PC Mitchell.

Beberapa petugas medis dari NHS (National Health Service) tiba di lokasi kejadian. Satu tim NHS menuju area locker di lower level, satu tim lagi menuju platform 12 di upper level.

Di platform 12, beberapa petugas medis NHS mendatangi Charlotte dan Amisha. Seorang anggota BTP yang bertugas di kereta Southeastern membantu anggota NHS untuk mengangkut Scarlett ke gurney (stretcher beroda) supaya Scarlett bisa terbaring rata.

"Apa yang terjadi?" tanya salah satu petugas medis.

"Tadi dia di kereta tiba-tiba pusing dan tidak sadarkan diri!" jawab Amisha.

“Dan dia pingsan sampai sekarang,” tambah Charlotte.

Petugas medis segera memeriksa Scarlett. Mereka menemukan bahwa Scarlett tidak bernapas dan tidak ada denyut nadinya.

"Hanson, dia mengalami cardiac arrest," kata petugas medis kepada rekannya.

Petugas medis itu segera melakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) terhadap Scarlett, dan rekannya yang bernama Hanson mengeluarkan alat dari tasnya. Amisha dan Charlotte menyaksikan dengan panik.

"Tolong selamatkan dia!" kata Amisha dengan terisak.

Petugas medis terus melakukan CPR selama 2 menit. 

“Ada tanda napas!”

Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa Scarlett akan sadar kembali.

"Kita perlu menggunakan AED, Hanson! Ayo cepat!" kata petugas medis itu kepada Hanson.

“Ini, Patrick!” Hanson memberikan alat yang dikeluarkannya tadi, lalu petugas medis yang dipanggil Patrick tersebut memasang AED (Automated External Defibrillator) di dada Scarlett. Mereka menempelkan elektroda ke dada Scarlett dan menyalakan AED.

Hanson menekan tombol "analyze".

AED mengeluarkan suara yang menandakan bahwa Scarlett mengalami defibrilasi. Patrick mengikuti instruksi suara dari AED.

"Berikan kejutan!" kata Patrick. Hanson menekan tombol “shock”.

Amisha dan Charlotte menutup telinga mereka karena suara kejutan dari AED sangat keras.

Patrick memberikan kejutan listrik pertama kepada Scarlett. Namun, tidak ada perubahan pada kondisi Scarlett. 

“CPR!”

Setelah CPR kedua tidak berhasil, Patrick kemudian memberikan kejutan listrik kedua.

"Ayo Scarlett! Bangun!" kata Charlotte memohon.

Walau Patrick dan Hanson memberikan kejutan listrik kedua, namun masih tidak ada perubahan pada kondisi Scarlett.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit, cepat! Cepat!" kata Patrick. Hanson segera membereskan peralatannya dan memasukkan kembali ke dalam tas.

Patrick dan anggota BTP yang bertugas di kereta Southeastern membungkus Scarlett dengan selimut, lalu mengencangkan tali pengaman gurney supaya Scarlett tidak jatuh ketika dibawa ke ambulan.

Kemudian Hanson minta tolong kepada petugas British Transport Police tersebut untuk bantu membawa tabung oksigen kecil setelah ia mengenakan masker oksigen untuk Scarlett.

Charlotte tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa membawa ransel Scarlett dan merangkul Amisha yang sejak tadi menangis.

Dua orang AFO datang berlari menghampiri mereka, “Ada apa di sini?”

“Cardiac Arrest! Serangan jantung, officer!” jawab Hanson sambil mulai berlari mengangkat stretcher bersama Patrick dan petugas kereta yang membawa tabung oksigen, “Minta tolong bantuan evakuasi, officer!”

“Unit Foxtrot 14. Confirming cardiac arrest. Tolong sediakan jalan untuk evakuasi dari platform 12, over!” seorang AFO berbicara di radio komunikasi sambil ikut berlari.

“10-4, Foxtrot 14! Over and out!” terdengar balasan dari radio chatter.

“Blimey, Peterson!” kata seorang AFO kepada temannya ketika melihat Scarlett, “Gadis di gurney itu mirip sekali dengan gadis yang tertembak di lower level!”

“Apakah mereka orang yang sama?”

“Nonsense! Bagaimana bisa orang yang sama di dua tempat berbeda? Tidak mungkin! Ayo kita bantu mereka!” 

Kedua AFO itu mengikuti Hanson dan Patrick yang didampingi petugas medis London St. Pancras International bersama Charlotte dan Amisha yang panik.

Jorg, Scott, dan Boris saat itu terjebak di lower level tidak dibolehkan bergerak oleh British Transport Police. Mereka tidak tahu bahwa Amisha, Charlotte, dan Scarlett sedang melewati mereka di upper level.

Sementara itu di Mayfair, Asher panik melihat layar monitor dan menjawab telepon pertanyaan atasannya mengenai kejadian di siaran langsung yang menggemparkan itu. Di tambah bising suara sirine ambulan berdatangan di depan The Velvet Palate.

Roger Kirchmann yang tersungkur karena didorong dan tertimpa Seraphina langsung dibekuk oleh Police Sergeant Sophia Harper. Beberapa AFO mengurung posisi Kirchmann dengan menodongkan submachine gun H&K MP7 dan mengamankan pistol Walther P99 milik Kirchmann.

Meskipun sudah digagalkan Seraphina, namun dua tembakan Kirchmann masih berhasil mengenai pelipis Lord McCloskey dan dada PS Falcon ketika berusaha memblokade tembakan ke arah Lord Glenn McCloskey.

Roger Kirchmann tidak berhenti tertawa. Ketika tangannya diborgol oleh Sophia Harper pun ia masih tertawa.

“Ollie! Ollie!” teriak Asher di radio komunikasi memanggil Oliver.

“Roger, Asher! Kenapa?”

“Nikolai minta kamera diarahkan kepada Roger Kirchmann!”

“Blimey, Asher! Aku membantu Seraphina dulu!”

“Aku tahu matey! Tapi boss menelepon terus minta visual Kirchmann supaya bisa jadi bahan berita psikopat, apalagi dia tertawa-tawa seperti itu!”

Seraphina memberi isyarat kepada Oliver untuk mengikuti perintah Nikolai.

“Dasar biadab!” Oliver bergumam, “Tidak tahu rasa empati!”

“Sori Ollie matey!”

“Bukan salahmu, Asher, kau hanya mengikuti perintah!”

Oliver bangkit, kembali menuju kameranya dan mengikuti perintah Nikolai atasannya.

Untung saja PS Falcon menggunakan rompi anti peluru di dalam kemejanya, sehingga ia hanya pingsan beberapa saat sebelum berusaha keras untuk sadar kembali.

Namun malang bagi Lord Glenn McCloskey, walau nyawanya ada kemungkinan selamat - ia harus dibawa ke rumah sakit untuk penanganan serius.

Roger Kirchmann, dipaksa berdiri oleh polisi AFO dengan tangan terborgol di belakang. Tiba-tiba ia berteriak ke arah kamera Oliver.

“Aku Roger Kirchmann!  Aku tidak menyesal membunuh Glenn R. McCloskey! Kalian manusia jangan terlalu terpaku dengan sosok karakter yang terlalu dipuja! It's dangerous to become too attached to the character!”

Kirchmann kemudian tertawa terbahak-bahak. Ia tertawa puas seakan habis menonton lawak.

Seorang polisi AFO menyuruhnya untuk diam, mengingatkan kembali Police Caution supaya kata-kata Kirchmann tidak memberatkannya di pengadilan kemudian. Tapi Roger Kirchmann tidak peduli, ia malah tertawa lebih keras seakan kejadian lucu baru saja terjadi.

Sophia Harper kemudian meminta Oliver untuk menghentikan siaran.

“CID! Met Police!” terdengar suara wanita masuk ke The Velvet Palate, “Aku Detective Chief Inspector Thornfield dan kawan saya Detective Inspector Nazari minta tempat ini segera ditutup, dan tidak ada yang keluar dan masuk ke tempat ini! Mohon kerja sama,”

“Sekali lagi, tidak ada yang boleh keluar sampai kita tahu mengapa P99 itu bisa masuk ke restoran ini!” DI Karim Nazari memberi instruksi tambahan.

Roger Kirchmann memandang sinis kepada DCI Isabella Thornfield, lalu menertawakannya. Isabella mengisyaratkan DI Karim Nazari untuk menangani Roger Kirchmann untuk dibawa ke mobil tahanan. Kemudian beberapa petugas CID (Criminal Investigation Department) bersama dua orang AFO menggiring Robert Kirchmann ke mobil tahanan CID yang diparkir di luar.

DCI Thornfield menahan semua orang di dalam restoran itu untuk mencari siapa penyusup yang menyediakan pistol untuk Roger Kirchmann.

Seorang pria berusia 50 tahunan tiba-tiba masuk ke dalam The Velvet Palate dan berusaha menghampiri Isabella walau sempat ditahan oleh beberapa petugas CID, “DCI Thornfield, aku Maxwell Dunn-Clarke.. Secret Service.”

1
Suryavajra
ini kelewatan ga riset dulu kak.. semoga ada.. pas ngetik episode ini, pas baru pulang dari Alfamart. Dekat kasir ada Chupa Chups hahahaha 🤣🤣🤣🤣
Suryavajra
wahahahahahahaha.. itu yang di profile picture namanya Bumbung kak.. tadinya mau dibikin cerita fabel tapi takutnya boring, karena kerjaan kucing cuma tidur, makan, kejar cicak, tangkap lalat, mengamati laba-laba.. ga ada plot twist 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa
ibaratnya angan film romantis kenyataan kocak kayak film domba... yah pertanda bertepuk sebelah tangan kalau begini 😂
Suryavajra: wkwkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: lah emang tanda-tandanya sejelas mendung mau hujan 😂😂😂
total 3 replies
Rona Risa
kayak fifty shades of grey gitu? 😂
Suryavajra: wkwowkwowkwowkwowkwowk
total 1 replies
Rona Risa
ditangkap lalu disiksa sampai amnesia?
Suryavajra: nyaris kirim 3 batang coklat almond hahahahahaha 🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: haha bagus saya masih manusia, bisa keliru 😆
total 3 replies
Rona Risa
bau ya? 🤣🤣🤣
Suryavajra: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Rona Risa
hai pus 🐱 apa itu kamu yang di profil picture author? 😂
Rona Risa
oh di london juga ada chupa chups ya? 😂
Rona Risa
sugar rush. awas lompat-lompat dalam mobil nanti 🤣
Rona Risa
jangan kebanyakan melamun ann 😂
Rona Risa
hmmm menarik
Rona Risa
true 😅😁
Rona Risa
interesting... kakek buyutku juga panjang umur walau perokok berat. tapi dulu dia merokok dengan rokok organik--tembakau yang dilinting pakai klobot (daun jagung kering kalau gak salah). sementara rokok buatan pabrik sekarang kan ada zat kimianya. bukankah benar jadi ada resiko membunuh? 🙃
Rona Risa
ini sudah setara mafia sih
Rona Risa
sekolahin dulu makanya biar pintar 🤣
Rona Risa
junior kalah sama senior 😂
Rona Risa
wah dapat istilah baru... 😯
Rona Risa
mix feelings ya ann 😅🥲
Rona Risa
😂😂😂😂😂😂😂
Rona Risa
olok-olok khas untuk polisi 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!