NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam 3

Warisan Mutiara Hitam 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:58.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

(Warisan Mutiara Hitam Season 3)

Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.

Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.

Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.

Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tarian Naga dan Teratai

Alun-alun Kota Awan Putih hari ini sunyi, meskipun dipadati oleh ratusan ribu penonton. Suasana begitu tegang hingga jarum jatuh pun akan terdengar.

Di tengah arena, hanya tersisa sepuluh tungku.

Ini adalah Babak Final.

Sembilan ratus sembilan puluh peserta telah gugur. Hanya yang terbaik dari yang terbaik yang berdiri di sini. Di antara mereka, dua sosok menjadi pusat perhatian: Putri Lan dengan jubah putihnya yang anggun, dan Ye Chen (Chen Kai) dengan jubah birunya yang tenang.

Namun, kejutan terbesar hari ini bukanlah para peserta, melainkan kehadiran sosok di podium utama.

Seorang pria tua dengan rambut putih panjang yang menyentuh lantai, duduk di atas takhta awan yang melayang. Matanya tertutup, namun auranya menyelimuti seluruh kota seperti langit yang hangat namun menekan.

Patriark Awan Putih, Ketua Sekte Alkemis Dewa. Setengah Langkah Transformasi Dewa.

"Ketua Sekte turun gunung..." bisik Gui di tribun penonton, menyamarkan dirinya di antara kerumunan. "Tuan Ye benar-benar memancing ikan paus."

Di arena, Tetua Besi berdiri di samping takhta Patriark, wajahnya terlihat tenang namun matanya memancarkan racun saat menatap Chen Kai.

"Aturan Babak Final," suara Patriark Awan Putih terdengar lembut, namun bergema langsung di jiwa setiap orang. "Tidak ada batasan bahan. Tidak ada batasan resep. Buatlah pil terbaik yang mampu kalian ciptakan. Waktu kalian... sampai matahari terbenam."

"Mulai."

BOOM!

Sembilan peserta langsung bergerak. Putri Lan mengeluarkan kuali giok putihnya sendiri—Kuali Teratai Salju. Dia melambaikan tangannya, dan puluhan kotak bahan langka melayang keluar.

"Aku akan memurnikan Pil Kebangkitan Phoenix Tingkat 5," gumam Putri Lan.

Api berwarna pelangi meledak dari tangannya. Api Sembilan Awan. Suhu di arena naik drastis, namun terkendali dengan indah.

Penonton bersorak kagum. Pil Tingkat 5! Itu adalah ranah Grandmaster sejati.

Sementara itu, Chen Kai berdiri diam. Dia tidak mengeluarkan bahan. Dia menatap tungku standar yang disediakan panitia.

"Tingkat 5..." gumam Chen Kai. "Jika aku ingin menang mutlak dan mendapatkan akses ke Lembah Kabut Abadi, aku harus membuat sesuatu yang tidak mungkin."

Dia meraba cincin penyimpanannya. Dia mengambil sepotong kecil Akar Rumput Waktu (yang tumbuh di pinggir Sungai Waktu di makamnya) dan setetes Darah Naga.

"Aku akan membuat Pil Pembalik Takdir."

Chen Kai mulai bergerak. Gerakannya sangat efisien saat memasukkan bahan satu per satu dengan presisi.

Namun, di podium, Tetua Besi menyeringai.

"Kau pikir kau bisa menang setelah mempermalukan muridku?" batin Tetua Besi.

Di balik lengan jubahnya yang lebar, jari Tetua Besi menjentik pelan. Sebuah jarum hitam super tipis—Jarum Pemutus Nadi—melesat keluar. Jarum ini terbuat dari Logam Hantu yang tidak terdeteksi oleh indra spiritual biasa.

Targetnya bukan Chen Kai. Targetnya adalah Tungku Chen Kai.

Jika tungku itu retak sedikit saja saat proses pemadatan pil, ledakan energi akan terjadi, menghancurkan pil dan mungkin membunuh Chen Kai.

Wuuus...

Jarum itu melesat membelah udara, mengarah tepat ke dasar tungku Chen Kai.

Chen Kai, yang sedang fokus mengatur suhu, tiba-tiba merasakan sedikit distorsi di udara.

"Serangan gelap?" batin Chen Kai. "Tetua Besi... kau benar-benar tidak punya harga diri."

Chen Kai tidak menghindar. Dia juga tidak menangkisnya secara terbuka. Itu akan menimbulkan keributan dan mungkin membatalkan turnamen.

Dia tersenyum tipis.

"Kau memberiku hadiah logam?"

Tepat saat jarum itu menyentuh dinding tungku, Chen Kai mengaktifkan Fragmen Gravitasi.

"Gravitasi: Telan."

Dinding tungku itu seolah menjadi lunak. Jarum hitam itu tidak menembus atau memecahkan tungku. Jarum itu disedot masuk ke dalam tungku, menembus dinding logam tanpa merusaknya, dan langsung masuk ke dalam adonan obat yang sedang mendidih.

Tetua Besi terbelalak. "Apa?! Jarumku... hilang?"

Di dalam tungku, jarum Logam Hantu itu meleleh seketika oleh panas ekstrem yang dihasilkan Chen Kai. Logam hantu itu—yang bersifat Yin dingin—justru menjadi katalis yang sempurna untuk menyeimbangkan Darah Naga yang bersifat Yang panas.

"Terima kasih atas tambahannya, Tetua," gumam Chen Kai. "Pil ini tadinya kurang elemen Yin. Sekarang... sempurna."

Waktu berlalu. Matahari mulai terbenam.

Langit di atas arena tiba-tiba berubah warna.

Di atas tungku Putri Lan, awan berbentuk burung Phoenix api muncul, memancarkan cahaya merah yang indah.

"Fenomena Pil!" seru penonton. "Pil Tingkat 5 Sempurna!"

Putri Lan membuka matanya, tersenyum puas. "Selesai."

Pil merah menyala melayang keluar dari kualinya.

Tetua Besi tersenyum lebar. "Pemenangnya sudah jel—"

ROAAARRR!

Tiba-tiba, suara auman naga yang memekakkan telinga terdengar. Bukan dari langit, tapi dari tungku Chen Kai.

Tungku standar itu bergetar hebat, retak di sana-sini karena tidak kuat menahan energi di dalamnya.

"Keluar," perintah Chen Kai.

BLARR!

Tungku itu meledak.

Namun, yang keluar bukan asap kegagalan.

Yang keluar adalah Seekor Naga Emas Kecil yang terbuat dari asap obat. Naga itu melesat ke langit, berputar mengelilingi Phoenix milik Putri Lan, lalu menelannya dalam satu gigitan.

Fenomena Phoenix itu hancur. Langit dikuasai oleh Naga Emas.

Seluruh kota terguncang. Patriark Awan Putih membuka matanya lebar-lebar untuk pertama kalinya.

"Fenomena Penelan Fenomena..." bisik sang Patriark. "Itu... Pil Tingkat 6?"

Pil emas seukuran kelereng melayang turun ke tangan Chen Kai. Pil itu memiliki enam garis Pola Naga yang berdenyut hidup.

Chen Kai mengangkat pil itu.

"Pil Pembalik Takdir," kata Chen Kai. "Terbuat dari Darah Naga, Rumput Waktu... dan sedikit Logam Hantu sumbangan seseorang."

Dia melirik tajam ke arah Tetua Besi.

Wajah Tetua Besi berubah menjadi abu-abu. Dia tahu Chen Kai menyindirnya. Jarum pembunuhnya justru membantu musuhnya menciptakan mahakarya.

Putri Lan menatap pil di tangan Chen Kai, lalu menatap pilnya sendiri. Dia menghela napas, lalu tersenyum—senyum yang tulus kali ini.

"Saya kalah," kata Putri Lan, membungkuk hormat pada Chen Kai. "Tuan Ye... tidak, Grandmaster Ye. Alkimia Anda melampaui pemahaman saya."

Patriark Awan Putih berdiri dari takhtanya. Dia melayang turun ke arena.

"Anak muda," kata Patriark, menatap Chen Kai dengan mata yang seolah bisa melihat menembus jiwa. "Siapa gurumu?"

"Seorang pertapa tua yang sudah lama mati," jawab Chen Kai tenang.

"Begitu," Patriark tersenyum misterius. "Kau memenangkan turnamen ini. Sesuai janji, kau boleh meminta satu hal."

"Saya ingin akses ke Lembah Kabut Abadi," kata Chen Kai tegas. "Dan saya ingin Peta Jalur Aman untuk mengambil Bunga Teratai Sembilan Jiwa."

Kerumunan tersentak. Lembah kematian itu?

"Permintaan yang berbahaya," kata Patriark. "Tapi, dikabulkan. Namun, ada satu syarat."

"Syarat?"

"Kau harus membawa Putri Lan bersamamu," kata Patriark. "Dia juga membutuhkan pengalaman hidup mati untuk menembus kemacetan kultivasinya. Lindungi dia, dan peta itu milikmu."

Chen Kai mengerutkan kening. Membawa beban tambahan?

Tapi dia melihat mata Putri Lan yang penuh tekad. Dan dia melihat Tetua Besi yang tampak sangat tidak senang dengan ide itu.

"Baik," kata Chen Kai. "Tapi jika dia lambat, saya tinggal."

"Sepakat."

Turnamen berakhir dengan kemenangan mutlak Ye Chen. Namun, perjalanan sesungguhnya menuju lembah kematian baru saja dimulai.

1
Nanik S
Ternyata Loisha bisa swlamat
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Putri Lan... jangan biarkan Tetua Besi hidup
Evi Sirajuddin
Mana adikmu KAI 🤭
Chen Ling
Nanik S
Kalau penjaga Gerbang srigala Mutan lalu Tuan Rumahnya sekuat apa
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Lembah kematian
Hendra Yana
makin seruu
BankToso
sehat selalu thor, semangat update ya thor 👍🙏
Nanik S
Kemana Gadis kecil itu
Nanik S
Blaaaaar.... ambil apimu... Hangus dan Gosong 🤣🤣🤣🤣
Nanik S
Nah begitu Kai... gadis kecil perlu ditolong agar tidak patah semangat
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kai🌺⚔️🌼
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sriiiinkz 🌼⚔️🌺
Nanik S
Prang.... buang saja resep Sampah
Inulsyila
gaspollll
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu 🌼⚔️🌺
Nanik S
Harusnya gadis itu diajak sekalian Kai
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
🌺⚔️🌼Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah 🌼⚔️🌺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!