Damned ... I Love You !!!

Amy duduk di depan meja riasnya , dari sana ia melihat pantulan dirinya sendiri . Masih segar di ingatannya bagaimana sorot mata suaminya ketika mencekik lehernya . Sorot kebencian yang haus untuk mengakhiri hidupnya .

Dia takut ... sangat takut , bagaimanapun dia adalah seorang perempuan yang butuh bersandar untuk mendapat perlindungan . Tapi Amy sadar sejak kematian ayahnya dia telah benar benar sendiri di dunia ini . Dan satu-satunya pilihan adalah membela dirinya sendiri . Dia harus kuat , tapi dia juga harus bisa berpikir jernih karena tak mungkin ia mengambil keputusan yang bisa menyakiti Philippe ataupun Emilia .

Walau sampai sekarang ia belum mengetahui hubungan seperti apa yang terjalin antara kedua orang tuanya dan kedua orang tua Lucas tapi ia tetap sangat menghormati Tuan dan Nyonya Besar Sergei itu . Mereka menyayangi dirinya bahkan sejak awal bertemu .

Pandangan Amy beralih pada setiap sudut kamarnya , sejak kejadian mengerikan tadi ia berpikir untuk tidak lagi tinggal ditempat ini . Lucas sangat membencinya dan tak sepantasnya ia tinggal ditempat milik pria itu . Ya , gedung apartemen mewah ini ternyata adalah salah satu aset keluarga Sergei . Pantas saja jika dari kemarin pria itu bisa dengan mudah masuk ke unit apartemen yang ia tinggali .

Berkali kali wanita itu mengembuskan nafasnya dalam dalam , keputusannya sudah bulat jika ia tak akan memakai semua fasilitas yang diberikan suaminya termasuk mobil dan kartu debit yang ia simpan . Awalnya pasti akan sangat sulit , mau tidak mau tabungan untuk mendirikan usaha sendiri pasti akan terpakai sedikit demi sedikit . Tapi ia yakin ia bisa !

Diraihnya ponsel yang tergeletak didepannya , disentuhnya lembut layar pipih itu dengan mata mulai berkabut . Disana ia melihat foto dirinya ketika masih berumur belasan dalam pelukan kedua orang tuanya . Mereka tersenyum bahagia ... dan jauh di lubuk hatinya ia ingin kembali merasakan kehangatan pelukan itu .

" Ayah ... lbu ... jangan terlalu khawatir , aku masih kuat menghadapinya "

Besok pagi ia harus bisa menemukan rumah kontrak ataupun apartemen sederhana . Tapi Amy masih bingung karena tak mungkin malam malam begini dia keluar mencarinya . Tak mungkin ia minta tolong pada Gwen karena tak ingin membuat wanita hamil itu panik . Sayangnya ia juga belum mempunyai nomor Letty , temannya saat masih berada di divisi pemasaran . Satu satunya nomor yang bisa menolongnya adalah Alan .

Tapi tak mungkin juga ia minta tolong pada atasannya itu kecuali karena tuduhan tuduhan Lucas , rasanya tidak etis jika ia harus membuat repot pria itu .

" Mess kantor ... Itu dia !! " tiba tiba saja ia ingat dengan fasilitas perusahaan yang di berikan pada pegawai yang mempunyai jabatan penting . Amy merasa sekarang jabatannya bisa disebut cukup penting , bukannya sekretaris utama perusahaan memang jabatan cukup penting ? Amy bermonolog untuk sekedar menenangkan hatinya .

Mess Gregory adalah tempat yang disediakan jika ada pegawai yang lembur sampai malam dan tak memungkinkan untuk pulang . Malam ini juga ia bisa pergi menggunakan taksi , dan terpaksa ia menghubungi Alan agar akses ke tempat itu dipermudah .

" Halo , selamat malam Tuan ! Maaf jika malam malam begini saya mengganggu istirahat anda " akhirnya Amy memberanikan diri untuk menghubungi Alan karena itu jalan satu satunya untuk keluar dari masalahnya .

" Selamat malam Amy , panggil namaku saja . Bukankah kita sudah sepakat jika di luar jam kerja kita akan menjadi teman ? Bukan atasan dan bawahan . Kau butuh bantuanku ?! " sahut Alan dari seberang sana , dan pertanyaan dari pria itu membuat Amy merasa tidak enak . Alan tahu jika ia sedang membutuhkan pertolongan .

" Ehh iya ... Alan , ehhmm bolehkah aku ijin tinggal di mess perusahaan malam ini ? Hanya malam ini saja "

" Ada apa ?? Ada seseorang yang sudah mengganggumu ? Atau sedang kau punya masalah ? Share lokasimu sekarang , aku akan menjemputmu ! " suara Alan terdengar panik , pria itu tahu jika Amy baru beberapa hari tinggal di kota ini . Jika wanita itu minta tolong padanya itu artinya Amy benar benar berada dalam kesulitan .

" Hei kenapa panik begitu !? lm fine ok ! Aku hanya butuh tempat bermalam karena aku baru bisa pindah ke rumah kontrak besok . ltu saja ... tidak ada masalah lain seperti yang kau bayangkan " ujar Amy terpaksa berbohong . Keberadaan Alan malah akan semakin membuat murka suaminya .

" Tapi ... "

" Aku hanya minta kau hubungi sekuriti di mess untuk mengijinkan aku malam ini tinggal disana . Jika tidak mau makan aku akan mencari hotel murah disekitar sini "

" Jangan ... kau lebih aman di mess ! Baik kau bisa kesana sekarang . Kau bisa tinggal semaumu disana ! " sahut Alan yang tak ingin Amy tinggal di hotel sendirian . Amy belum mengenal kita ini , dia khawatir ada seseorang yang akan memanfaatkannya .

" Ok ... terimakasih ! Sampai jumpa besok "

Amy langsung menutup sambungan telponnya sebelum mendapat pertanyaan lagi dari Alan . Kebetulan ia belum membongkar seluruh isi kopernya , jadi ia tak perlu banyak berbenah . Besok mungkin ia baru bisa mengabari Lucas tentang kepergiannya , kepergiannya kali ini bukan bermaksud melarikan diri dari suaminya . Tapi karena ia tak mau lagi memakai fasilitas apapun dari Lucas , ia tak mau dianggap memanfaatkan kekayaan suaminya .

Beruntung ketika keluar apartemen ia langsung menemukan taksi . Dan tak lama kemudian ia sampai gedung mess perusahaan yang letaknya tepat ada dibelakang gedung utama Gregory . Amy menghela nafasnya karena melihat seorang pria sudah berdiri di depan dua sekuriti penjaga mess .

Tak ia sangka Alan sudah lebih dulu sampai ke tempat ini . Jika saja ada yang tahu CEO muda itu datang ke tempat ini hanya untuk menemuinya maka ini bisa menjadi bahan gosip besar .

" Kau tak apa apa ??! "

Alan datang menghampirinya dan langsung meraih dua koper yang ada ditangannya . Pria itu bahkan tak mengijinkan dua sekuriti yang ingin membantunya .

" Ya Tuhan ... kenapa kau kesini ? Sudah aku katakan jika aku baik baik saja . Aku hanya pindah dari apartemen ke rumah kontrak .. Itu saja . Dan aku datang kesini karena rumah kontrak baru bisa aku tempati besok ! "

" Kau tidak pandai berbohong Amy ! Kau bisa tinggal disini semaumu . Apartemenku cukup luas , tapi kau pasti tidak akan mau tinggal bersamaku "

" Ya ... Dan esok harinya semua pegawai akan mencibirku sudah menggoda CEO tersayang mereka ! " sahut Amy yang membuat Alan terbahak .

Tapi tawa itu seketika reda ketika seorang sekuriti tergopoh mendekati mereka .

" Tuan Alan ... Di luar gerbang gedung utama ada seorang pria berkeras menemui anda !! " ujar sang sekuriti dengan kepala tertunduk . Pria itu mendapat informasi dari sekuriti yang menjaga gerbang gedung utama jika ada seorang pria mengamuk dan memaksa masuk menemui Alan .

" Seorang pria ?? Siapa ? Tidak ada yang tahu jika sekarang aku sedang berada di tempat ini !! "

" Menurut informasi pria itu bernama Lucas Sergei ... "

" Apa !!? "