"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
32
"Anak? anak yang mana yang Anda maksud? bukankah waktu itu anda sudah meminta saya untuk menggugurkannya? lantas sekarang anaknya siapa yang anda cari di sini?" Delano menatap wanita di depannya dengan pandangan nanar. Ada rasa kecewa yang dia rasakan setelah mendengar ucapan Bela.
"Benarkah kamu menggugurkannya? apakah kamu tidak menyayanginya hingga kamu tega menggugurkan anak yang bahkan tidak ada salah sama kamu sama sekali?" tanya Delano dengan suara bergetar, bahkan matanya pun sudah menganak sungai karena rasa tidak menyangka dalam diri Delano dengan wanita di depannya ini. Padahal dirinya datang ke sini untuk bertanggung jawab terhadap anaknya dulu tidak diakuinya.
"Tega? tega mana saya daripada Anda dengan gampangnya anda menuduh saya hamil dengan laki-laki lain, lalu meminta saya menggugurkannya bahkan dia baru saja tumbuh di dalam rahim saya. Saya tanya, mana yang lebih tega saya daripada anda? lagian pun jika dia ada dia bukan anak Anda tapi anak saya sendiri. Saya yang melahirkannya, saya yang membesarkannya dengan jerih payah saya sendiri tanpa ada campur tangan anda sedikitpun. Jadi Saya harap anda jangan terlalu berharap tentang anak itu karena sampai kapanpun dia hanya hak saya dan anda tidak memiliki hak atas dia sama sekali." ujar Bella menatap laki-laki di depannya dengan tajam.
Tidak akan pernah rela dirinya jika laki-laki di depannya ini nanti akan mengambil anak yang susah payah dia besarkan, dia rawat dan dia jaga dengan sepenuh hati.
"Tapi dia juga darah daging saya, dia hadir juga karena saya. Apa salahnya jika saya berhak atas anak itu juga." ujar Delano yang kini paham jika anak yang dulu dia tolak sudah lahir ke dunia. Bahkan mungkin saja saat ini sudah besar. Rasa rindu yang begitu menggebu dalam di Delano membuat laki-laki itu merasa tidak sabar ingin bertemu.
"Hahaha, anda ini lucu sekali ya? dulu dengan entengnya menolak bahkan meminta saya menggugurkannya dan sekarang jika dia ada Anda menginginkannya. Anda punya rasa malu atau tidak?" tanya Bella membuat Delano menunduk. Jujur saja dirinya benar-benar malu saat ini karena menginginkan anak yang dulu bahkan dia tolak dengan mantan-mantan.
"Jika saya menjadi anda mungkin saja saya tidak akan melakukan hal yang sama seperti anda karena, sejak awal memang andalah yang tidak menginginkan dia. Anda bahkan sampai menolaknya mentah-mentah hanya perkara tidak ada noda yang keluar saat pertama berhubungan. Anda yang benar saja kalau berbicara, percuma memiliki pendidikan tinggi tapi dalam berpikir saja tidak bisa bahkan mencari kebenaran saja anda tidak lakukan. Malah memfitnah saya dengan mulut tajam anda itu!" ujar Bella menohok hati Delano.
Sakit, itulah yang dirasakan Delano saat ini. Tidak menyangka kata-kata wanita di depannya ini membuatnya seakan rendah.
"Maafkan saya karena kesalahan saya yang dulu yang begitu fatal. Tapi, kedatangan saya kali ini ke sini hanya untuk melihat anak itu dan saya akan bertanggung jawab terhadap anak itu." ujar Delano membuat Bella mencebikkan bibirnya.
"Tanggung jawab? tanggung jawab apa yang Anda maksud di sini bahkan Anda baru datang ke sini setelah sekian tahun lamanya?"
Delano terdiam, dirinya sekarang benar-benar dalam kondisi serba salah. Bahkan sangat salah, andai saja waktu itu dirinya terus mencari keberadaan Bella mungkin saja kejadiannya tidak akan serumit ini.
"Menikahlah dengan saya, kita akan memberikan keluarga bahagia untuk anak kita. Saya janji tidak ada membuat kamu kecewa lagi kedepannya."
TBC