Pertemuan pertama di toko roti, membuat hidup Anjani selalu dihantui oleh seorang duda dingin bernama Kendra.
Anjani tak tahu bahwa Kendra adalah atasannya di tempat Anjani bekerja sebagai office girls.
Kendra yang kesal pada Anjani karena mengatainya pria impoten ketika sedang berebut sepotong roti, membuat Kendra bertekad akan balas dendam pada gadis berlesung pipi itu. Apalagi dia tahu bahwa Anjani adalah karyawan di kantornya.
"Akan ku buat kau seperti di neraka, kucing kecil" seringai mematikan dari bibir Kendra.
Akankah Anjani bertahan bekerja di kantor milik Kendra??...
Ataukah akan terjadi bibit cinta antara keduanya???
Baca terus ya novelku..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anjani Bersedih
Rusli seketika menjadi idola di pesantren kejiwaan tempat ia dirawat. Semua orang menjadi suka pada Rusli dan para perawat pun selalu mendapat ceramah kenegaraan dari Rusli.
"Bos ayo kita duduk di sana!" ajak salah satu ODGJ yang bernama Tono.
Tono dulunya seorang guru tetapi ia mengalami gangguan kejiwaan karena ia tertekan dengan hutang pinjaman online. Guru honorer pendapatan sedikit tetapi pengeluaran sangat banyak.
"Aduh saya capek, tadi saya sudah diajak berkeliling sama Bang Iwan" jawab Rusli.
Iwan dulunya seorang arsitek, ia suka sekali bermain perempuan, karena itu istri tuanya mendukun kan dia sehingga dia menjadi gila.
"Ya sudah deh Bos duduk di sini saja" ucap Tono.
Lalu tak lama ada segerombolan wanita yang sama-sama sakit jiwa mendatangi Rusli.
"Pak Rusli sini Tika pijitin" wanita itu yang bernama Tika Pratiwi, ia mengalami gangguan jiwa Karena semasa menikah ia terus ditekan oleh mertua dan iparnya hingga depresi.
"Tak usah Dek Tika, saya tidak perlu dipijit" tolak Rusli.
"Ini bunga buat Ayang Rusli" seorang wanita yang bernama Kursiti memberikan karangan bunga pada Rusli. Kursiti menjadi wanita dengan gangguan jiwa karena suaminya meninggal dunia. Ia begitu kesepian hingga lama-lama menjadi depresi dan berakhir di tempat ini.
"Terima kasih Jeng kursiti, saya terima bunganya" balas Rusli.
"Mari sini saya carikan uban di kepala Bos, itu sudah Banyak ubannya" ucap seorang pria yang mengalami gangguan jiwa bernama Ridwan.
Awal mula Ridwan gila karena ia tak sengaja membunuh kakaknya gara-gara berebut harta warisan hingga ia depresi.
"Aduh terima kasih loh bang Ridwan saya jadi tidak enak" ucap Rusli.
"Tak apa-apa Bos, sini saya carikan" Ridwan pun dengan telaten mencabuti uban di kepala Rusli.
Rusli menjadi senang dan betah berada di pesantren khusus orang-orang tidak waras ini, ia merasa banyak teman dan banyak hiburan.
Di sana juga terlihat bermacam-macam orang dengan bermacam-macam pula sifat sesuai dengan penyebab gangguan jiwanya.
Ada juga seorang wanita cantik bertubuh semampai yang bernama Shinta, awal mulanya Shinta menjadi ODGJ sesudah dia pulang dari Dubai sebagai TKW dan ia langsung menjadi depresi. Usut punya usut ternyata ia telah diperkosa oleh majikannya di sana. Lemahnya perlindungan membuat hukum berpihak kepada majikannya. Dengan tega mereka memulangkan dia dengan alasan tidak bisa bekerja.
Lalu ada lagi seorang wanita muda cantik bernama Alifa, ia menjadi depresi karena dijual oleh ibu kandungnya ke seorang germo untuk menjadi wanita penghibur. Alifa begitu tertekan hingga ia menjadi depresi dan berakhir di tempat ini.
"Bos mau kemana?" tanya Tono yang melihat Rusli hendak pergi.
"Saya mau duduk di sana memandang sawah!" jawab Rusli.
Tono pun segera membawa kursi lalu ia taruh di tempat dimana Rusli akan kesana.
"Silahkan Bos duduk disini!" ucap Tono.
Rusli pun duduk di kursi yang di bawa oleh Tono.
Rasa rindunya pada sang putri sangat besar, tetapi ia juga merasa betah berada di pesantren kejiwaan ini. Ia merasa nyambung ketika berbicara dengan teman-temannya.
"Ayo semua waktunya kita sholat!" ucap pembina yang bernama Herman.
Semua ODGJ itu berbaris rapi,.
"Kalau kita mau ibadah, kita harus mandi dan bersuci terlebih dahulu. Ayo kita bersihkan diri dulu" ajak Rusli pada teman-temannya.
Kalau kebanyakan ODGJ itu jarang mandi, maka Rusli mandi bisa tiga kali sampai empat kali sehari. Pakaiannya pun selalu rapi karena ia anti memakai kolor seperti ODGJ lainnya.
Rambutnya pun selalu klimis karena ia yakin bahwa kepala desa harus bersih dan rapih supaya warganya kagum.
"Mar, lihat pasien kita yang namanya Rusli bersih banget. Wangi pula dan bajunya selalu rapi kadang dia pakai jas" ucap salah satu pembina yang bernama Roni.
"Iya bener Ron! Kita aja yang waras kadang tidak memperhatikan penampilan, kalah kita sama ODGJ" balas Damar.
Sementara Anjani di rumahnya sedang menangis mengingat Rusli. Kini ia sedang berada di kamar sang Bapak mencium jas yang biasa Rusli pakai.
Sudah satu bulan lamanya Rusli di rawat, Anjani pun selalu menanyakan kabar Rusli setiap harinya pada ustadz di sana.
"Bapak, Jani kangen Pak... Hikhikhik" tangisnya menyayat hati sembari menciumi baju Rusli.
"Minggu depan Jani akan ke Bandung jenguk Bapak kalau Jani sudah gajian. Pak cepat sembuh ya Pak, Jani kangen Bapak yang dulu" ucap Anjani sembari terisak.
Grepp!!!
Tiba-tiba ada yang memeluk dirinya.
"Sudah jangan sedih, ada Mas disini. Doa kan saja semoga Bapak cepat sembuh" ucap Kendra menenangkan supaya Anjani tidak sedih.
"Mas kenapa kemari?" tanya Anjani sembari terisak.
"Gak boleh ya Mas kemari, hem?" balas Kendra.
"Bukan kaya begitu, cuma aneh aja masuk rumah kok gak kedengaran buka pintu?" tanya Anjani.
"Risa bilang kamu tidak masuk kerja karena sakit? Mas khawatir langsung saja kemari" jawab Kendra.
"Aku hanya sakit kepala saja Mas!" ucap Anjani.
"Karena kamu menangis terus. Minggu depan kita ke Bandung jenguk Bapak. Sudah jangan nangis lagi, ayo kita keluar dari sini, Mas takut khilaf!" kelakar Kendra.
"Mulai mesumnya kumat!" Anjani langsung menjewer kuping Kendra.
Kendra pun mengajak Anjani ke rumahnya. Gendis meminta agar sang calon menantu dibawa ke rumahnya.
"Ayo masuk!" Kendra merengkuh bahu Anjani karena sang kekasih tampak bengong kala melihat rumah mewah milik orang tua Kendra.
Anjani pun akhirnya mengikuti langkah Kendra. Di sana sudah di sambut Gendis dan Leon. Mereka senang sekali.
"Asalamuallaikum Tante, Om" sapa Anjani sembari mencium tangan mereka berdua.
"Waalaikumsallam.. Ayo masuk" Gendis langsung menggandeng tangan Anjani.
Gendis menyuruh Kendra membawa Anjani kerumahnya karena ingin banyak mengetahui kehidupan calon menantunya dan Rusli. Ia tahu kalau hidup Anjani dan Rusli tidak baik-baik saja.
"Sayang, waktu Tante dan Om ke rumah kamu kenapa Ibu mu tidak ada?" tanya Gendis.
Anjani pun langsung merenung mengingat hubungannya dengan Sarni sang Ibu.
"Ibu gak ada Tan!" jawab Anjani sedih.
"Meninggal?" tanya Gendis.
"Tidak Tan! Ibu saya pergi dengan pria lain waktu pertama Bapak depresi. Ibu tidak tahan hidup bersama Bapak hingga akhirnya pergi begitu saja. Selepas Bapak kalah dalam pilkades, harta benda kami habis digunakan Bapak untuk kampanya. Motor, mobil, rumah nenek, kebun, sawah bahkan toko sembako habis tak tersisa" ungkap Anjani sedih.
"Ya Tuhan, ternyata kamu dan Bang Rusli begitu terpuruk. Padahal dulu orang tua Bang Rusli termasuk orang berada. Tante juga tidak menyangka Ibu kamu begitu" Gendis menghela nafas berat ikut sakit mendengar apa yang di lakukan Sarni.
"Sekarang ada Tante, Om dan Kendra yang akan menemani kamu. Jangan pernah merasa sendiri ya sayang" ucap Gendis sembari memeluk Anjani.
dan kenapa harus plesetan sih say tulisannya. PERKOSA aja gtu ga usah perkaos merkaos perkoas apalah itu.