Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMr.K 25.
Gara-gara ke usilan dari Shaka, membuat Kenzo mendatangi rumah Aira. Ia tidak bisa menahan emosinya untuk melihat secara langsung wanitanya, apalagi dalam foto tersebut nampak sekali Aira begitu cantik dengan balutan gaun berwarna putih.
"Maafkan ke usilan bang Shaka, tuan." Aira menjadi tidak enak akan hal tersebut.
"'Hhmm, tidak apa-apa. Beristirahatlah, karena beberapa hari ke depan akan cukup membutuhkan tenaga." Kenzo masuk ke dalam mobilnya.
Mobil itu membawa Kenzo menjauh dari pekarangan rumah sederhana milik keluarga Aira, saat kembali ke dalam rumah. Aira melihat abangnya sedang duduk tersenyum, tatapan tajam Aira berikan kepada pria itu. Ingin rasanya ia memukul kepala Shaka menggunakan sapu yang kini berada ditangannya, namun Aira berusaha menenangkan dirinya.
"Kenzo sudah pulang?" Tanya Shaka.
"Sudah abang, lain kali Aira mohon jangan mempermainkan orang seperti itu. Kan Aira jadinya tidak enak, tuan Kenzo meninggalkan rapat pentingnya." Aira meneruskan tangannya untuk menggerakkan sapu.
"Sesekali tidak apa Ra, itu tandanya dia memang benar-benar menyukaimu. Buktinya saja, rapat penting bahkan ia tinggal hanya untuk melihat adik abang yang cantik ini." Goda Shaka dengan penuh semangat.
"Abang! Awas ya, bunda!" Aira mengejar Shaka dengan membawa sapu sebagai senjatanya.
"Hahaha, ciye ciye." Shaka terus menggoda adiknya.
Bunda melihat sikap kedua anaknya tersebut menjadi menitikkan air mata bahagianya, dimana ia seharusnya dapat menikmati kebahagian itu bersama sang suami. Namun kini, hanya doa yang bisa mendekatkan mereka.
.
.
.
.
Markas Dark Black kini sedang mendalami peristiwa dimana Kenzo mendapatkan serangan saat bersama Aira, Andre yang menemukan sebuah alat pada salah satu penyusup tawanan mereka. Setelah ia menyelidiki alat tersebut, ternyata masih terhubung dengan seseorang yang diduga sebagai dalang dari peristiwa itu.
"Bagaimana, apa kamu sudah menemukan alamatnya?" Tanya Ricky yang mengamati gerakan tangan Andre dalam mencari sesuatu.
"Belum, nampaknya orang tersebut sangat pintar. Dari percakapan terakhirnya, mereka melaporkan jika tuan mempunyai kelemahan yaitu pada wanitanya dan wanita tuan itu adalah nona Aira." Andre mengkerutkan keningnya.
"Itu tandanya, mereka sudah mengetahui Keberadaan nona Aira."Gumam Ricky dengan lamunannya.
"Bisa dikatakan seperti itu, tunggu." Andre mendapatkan titik dimana keberadaan pemilik dari alat tersebut.
Ketika akan mendapatkan sang pemilik dari alat pengintai itu, tiba-tiba saja situs mereka terkunci dan meretas semua jaringan milik Andre. Dan itu membuat Andre menjadi panik, begitu pula dengan Ricky. Mereka berdua dengan sigap menyelamatkan situs jaringan milik klan, namun perlawanan virus tersebut begitu kuat.
"Sial! Mereka cukup kuat." Gerutu Andre yang terus mencari pertolongan akan keselamatan milik klan.
Keduanya terus berusaha untuk melindungi serta mempertahankan jaringan mereka dari serangan virus mematikan itu, bahkan dengan kunci utama milik klan sudah Vero gunakan. Namun virus itu terus menyerang, hingga saat ini keduanya masih terus mempertahankan.
"Ada apa?" Kenzo tiba dengan tatapan dingin.
"Mereka menyerang jaringan klan, tuan! Ini sangat kuat, kami hanya bisa terus mempertahankan semuanya. Tapi tidak bisa menyerang kembali virus tersebut, sepertinya mereka menggunakan peretas utama." Ricky menjelaskan permasalahan yang sedang mereka hadapi saat ini.
"ID mereka?" Tanya Kenzo.
"Dapat tuan." Vero memperlihatkan pada Kenzo.
Kini Kenzo mengambil alih monitor milik Ricky, sebelumnya ia menggulung terlebih dahulu lengan kemeja yang ia kenakan dan jasnya pun sudah ia lempar. Jemari tangan kekar itu mulai bergerak di atas keyboard monitor, dengan keahlian yang dimiliki. Kenzo memberikan perlawanan kepada virus penyerang yang telah mencoba meretas jaringan milik klan Dark Black miliknya, memang ternyata virus tersebut cukup kuat untuk ditakhlukkan.
Dengan menggunakan cara yang biasa dilakukan anggotanya dalam menghadapi serangan virus, tapi sayangnya cara itu tidak berguna sedikit pun. Membenarkan ucapan dari kedua anggotanya itu, kini senyuman seringai Kenzo perlihatkan. Tatapan mata tajam dan mematikan itu berada di wajah Kenzo, membuat Vero dan Ricky merasa kembalinya jiwa leader Kenzo.
"Kalian salah jika memilihku untuk dijadikan rival, lihat saja." Gerakan jemari itu semakin cepat dan seperti tidak terkendali.
Hingga saatnya, Kenzo memasukkan beberapa kata sandi yang hanya dirinya mengetahui hal tersebut. Dan hasilnya...
"Eh eh itu apa, eh eh." Celoteh Vero merasa kaget atas apa yang ia lihat.
Sedangkan Ricky, ia pun sama menampilkan ekpresi yang cukup tegang. Karena kali ini, ia dapat melihat betapa Kenzo tidak dapat diremehkan.
Virus penyerang itu dalam waktu singkat mulai terhambat untuk melakukan serangan, karena Kenzo memberikan sesuatu yang melebihi dari sekadar virus untuk membuat penyerang itu hancur. Dan terbukti, kini virus penyerang telah musnah.
"Saatnya serangan itu kembali." Kenzo menyeringai dengan begitu menyeramkan.
Dalam satu gerakan jari tangan itu menekan salah satu tombol keyboard yang ada, maka dapat dipastikan rival mereka akan hancur.
"Wow!" Vero bergumam takjub.
"End! Kalian lanjutkan." Kenzo menyerahkan kembali monitor tersebut kepada Ricky dan meninggalkan mereka.