Kehidupan Baru Si Pecundang

Sekarang Marcus ingat, begitu melihat lokasi proyek Hotel yang terbengkalai, karena peristiwa tiga bulan yang lalu.

Ayahnya memenangkan sengketa tanah, untuk membangun sebuah Hotel bintang lima, di sebelah timur kota.

Marcus ingat, banyak yang bersaing untuk mendapatkan tanah itu.

Setelah Ayahnya meninggal, banyak yang ingin merebut untuk mendapatkan tanah tersebut, dan proyek pembangunan Hotel tersebut.

Salah satunya, Group dari Kyoto.

Marcus ingat, putra dari Kyoto salah satu musuh Norton, yang selalu menganggap remeh Marcus, dan sering menghinanya sebagai 'anak Papa', atau anak manja.

Karena Marcus tidak bisa melakukan bela diri apapun, ia hanya bisa berlindung atas nama Ayahnya, Marco Norton.

Marcus ingat, banyak yang menghina dan mengatakan padanya, lebih baik ia mengenakan 'rok' saja.

Marcus melihat salah satu orang Norton, melawan beberapa orang Kyoto sekaligus, dan dua orang pria tampak teronggok di tanah, dengan keadaan babak belur.

"I..itu mereka, Tuan!" tunjuk pria yang memasuki ruang meeting tadi, ke arah sekumpulan orang di lokasi proyek, saat mereka telah turun dari dalam mobil.

"Tuan, biar kami yang menghadapi mereka, kami tidak akan membiarkan anda terluka lagi!" sahut salah satu dari anggota Norton yang turun dari dalam mobil.

"Yo...yoo, siapa ini yang datang, bukankah itu pewaris Group Norton, yang terkenal tidak berguna itu?" sahut salah satu anggota Kyoto, yang sedang melawan seorang pria yang sudah mulai sempoyongan.

Melihat wajah pria yang bicara itu, Marcus ingat betul siapa itu.

Dia putra dari Group Kyoto, yang terkenal arogan, dan terlalu menyombongkan diri.

Dengan langkah tenang, Marcus mendekat pada sekumpulan orang, yang berhenti menghajar anggota Norton tersebut.

"Bukankah kabarnya pewaris Norton yang manja, sudah mati? ternyata rumor itu tidak benar, ya!" sahut yang lain sembari tersenyum mengejek.

Setelah melihat Marcus, sekumpulan orang Kyoto itu, tidak tertarik lagi dengan pria yang sudah mulai sekarat tersebut.

Mereka melemparkan tubuh pria itu, begitu saja seperti karung.

Membuat Marcus mengepalkan tangannya dengan erat, ia menahan emosi yang mulai naik ke kepalanya.

"Tuan! Tuan Muda, tunggu!" sahut salah satu Dewan direksi yang ikut bersama mereka.

Pria itu langsung berlari, dan berdiri di depan Marcus, mencoba menghalangi Tuan Mudanya akan terkena pukulan, dari putra Group Kyoto, yang terkenal arogan tersebut.

"Kalau anda berani, lawan saya! jangan Tuan Muda kami, beliau masih belum sehat!" sahut anggota Dewan direksi itu, merentangkan lengannya lebar-lebar, untuk menghalangi sekumpulan orang itu, datang memukul Marcus.

"Ha..ha..haa, lihatlah dia! lucu sekali, ha..ha..haa, dia berlindung di balik karyawan rendahan Norton, astaga! ha..haa!" sahut putra Kyoto, tertawa terbahak-bahak.

Dan diikuti oleh temannya yang lain, mereka tertawa sampai mengeluarkan air mata, saking lucunya.

"Aduhh...sakit perutku! lucu sekali, anak manja Marcus Norton, si pecundang yang menang di wajah tampan saja, tapi tidak memiliki apa-apa di balik tubuhnya yang kekar, ha..haa..haa!" putra Kyoto itu semakin tertawa terpingkal-pingkal.

Bersama anggotanya yang lain, pria itu tidak berhenti menertawakan Marcus.

Dengan pelan tangan Marcus, perlahan menurunkan lengan anggota Dewan direksi Norton, yang mencoba untuk melindunginya tersebut.

"Tuan!" ujar pria itu tercekat, melihat Marcus berjalan mendekati putra Kyoto, yang masih tertawa lucu.

Sementara anggota Norton yang lain, sudah mulai waspada, ketakutan di tempat berdirinya masing-masing.

Bahkan ada yang sudah merasakan, lututnya gemetar ketakutan, dan yang lain terlihat begitu cemas.

Marcus berdiri tepat di depan putra Kyoto, yang sedang tertawa itu.

"Apa yang kamu tertawakan?" tanya Marcus, dengan nada yang datar dan dingin.

"Tentu saja kamu, dasar pecundang! ha..ha..haa!" ujar putra Kyoto itu kembali tertawa lucu.

Sudut bibir Marcus terangkat sedikit, menyunggingkan senyuman jahatnya.

Tangannya yang sudah terkepal erat sedari tadi, tiba-tiba menghantam wajah putra Kyoto itu.

Wusss!

BUKK!!

Tubuh pria itu terbang secepat angin, melayang ke belakang membentur pondasi proyek bangunan hotel, dan menimbulkan getaran yang hebat.

Bruk!

Tubuh itu jatuh ke tanah, dan tidak bergerak.

Semua orang yang ada di situ, terkejut bukan main, dan semua berdiri membeku di tempatnya masing-masing.

Dan, tawa sekumpulan orang Kyoto itu, langsung berhenti seketika.

Mata mereka terbelalak, melihat Tuan Muda mereka sudah tergeletak tidak bergerak di tanah, jauh beberapa langkah di belakang mereka.

Bersambung.....