NovelToon NovelToon
Bidadari Penghapus Luka

Bidadari Penghapus Luka

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: ujungpena90

Hasna berusaha menerima pernikahan dengan seorang laki-laki yang tidak pernah ia kenal. Bahkan pertemuan pertama, saat keduanya melangsungkan akad nikah. Tak ada perlakuan manis dan kata romantis.

"Ingat, kita menikah hanyalah karena permintaan konyol demi membalas budi. jadi jangan pernah campuri urusan saya."
_Rama Suryanata_


"Terlepas bagaimanapun perlakuanmu kepadaku. Pernikahan ini bukanlah pernikahan untuk dipermainkan. Kamu telah mengambil tanggung jawab atas hidupku dihadapan Allah."
_Hasna Ayudia_

Mampukah Hasna mempertahankan keutuhan rumah tangganya? Atau justru menyerah dengan keadaan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ujungpena90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Jam menunjukkan hampir pukul empat sore. Setelah selesai memastikan semua persiapan pembukaan restoran sudah beres, Hasna memutuskan untuk pulang.

Namun sampai dipertengahan jalan, hujan turun dengan derasnya. Terpaksa Hasna menghentikan perjalanan dan mencari restoran terdekat. Karena kebetulan dia belum sempat makan siang dan sholat ashar.

"Permisi mbak, mushollahnya disebelah mana ya?" Tanya Hasna kepada salah satu pegawai restoran.

"Mbak lurus saja, lalu belok kanan. Tepat disebelah kiri toilet." Jawab pelayan itu ramah.

"Oh iya, terima kasih."

Hasna segera menuju ke mushollah yang ditunjukkan pagawai wanita tadi. Saat mengantri di toilet tak sengaja ia berpapasan dengan seorang wanita cantik yang memakai mini dress diatas lutut. Rambut ditata sedemikian rapi dengan gelombang diujungnya.

Terlihat wanita itu memoleskan lipstik merah terang yang begitu kontras dengan warna kulitnya. Anggun, itu kata yang pertama keluar jika melihat penampilannya.

Tapi yang menjadi fokus Hasna adalah, belahan dada yang rendah dan dengan sengaja memamerkan isinya. Astaghfirullah, semua lelaki akan terbangkitkan hasratnya jika melihat penampilan wanita itu. Apalagi cuaca yang begitu mendukung.

***

Hasna memesan makanan dan segelas minuman hangat setelah melaksanakan kewajibannya sebagai muslimah. Semakin lama semakin penuh pengunjung restoran ini. Bahkan banyak juga yang tak beranjak walaupun makanan di piring mereka telah tandas. Di luar hujan masih deras.

Hasna menikmati makanannya. Sesekali dia mengecek email para customer yang masuk di ponselnya. Alhamdulillah tak pernah sepi orderan. Hasna sangat bersyukur bisa mengembangkan bisnis orang tuanya. Bahkan dia sudah memiliki hampir lima puluh pegawai di lima gerai usahanya.

"Ehmmm....permisi." Suara deheman seorang laki-laki mengalihkan atensi Hasna dari layar ponselnya.

"Boleh, saya ikutan gabung?" Lanjut lelaki itu. Seketika Hasna menautkan kedua alisnya.

"Semua meja sudah penuh, saya hanya butuh tempat untuk menghabiskan makanan saya." Sepertinya lelaki itu paham atas keterkejutan perempuan dihadapannya itu.

Seketika Hasna menyapukan pandangannya di sekeliling restoran. Benar saja, semua meja penuh terisi.

"Jadi bagaimana?" Lelaki itu masih menunggu izin dari Hasna.

"Ya, silahkan." Hasna mempersilahkan lelaki itu untuk bergabung di mejanya.

Suasana kembali hening, Hasna melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Netranya tak sengaja menangkap sosok wanita yang ditemuinya di toilet tadi tengah memaki seorang pelayan restoran.

Tak lama kemudian seorang berkemeja rapi menghampiri mereke berdua. Sepertinya menejer restoran yang kemudian menegur pegawainya dan meminta maaf pada wanita berbaju merah.

Lalu wanita itu pergi bersama seorang lelaki berpakaian jas rapi. Terlihat dari penampilannya, sepertinya baju wanita itu ketumpahan sesuatu.

"Tapi tidak bisa mendadak juga ma, semuanya butuh persiapan." Suara lelaki didepan Hasna menginterupsi perhatian gadis itu.

"Makanya mama minta bantuan sama kamu." Jawab seseorang dari seberang sana.

"Iya, acaranya besok kan? Tapi tidak mungkin bisa menyiapkan semuanya serba dadakan gini." Ucap lelaki itu lagi. Hasna tetap menyimak percakapan yang tak sengaja di didengarnya sambil menikmati makanannya.

"Tempat, kita sudah reservasi, tapi untuk katering tamu undangan masih belum ada."

"Ya nanti coba Kevin tanya-tanya sama teman-teman Kevin dulu. Siapa tau ada yang bisa rekomendasiin jasa katering buat acara dadakan mama ini." Ponsel yang semula menempel di telinga kiri lelaki itupun diletakkan diatas meja. Pertanda panggilan sudah diakhiri.

"Maaf mbak, kalau saya mengganggu." Ucap lelaki itu.

"Emmm...tidak apa-apa." Jawab Hasna sambil tersenyum.

"Emmm...maaf kalau saya mencuri dengar percakapan anda ditelepon." Ucap Hasna sopan

"Aah...tidak apa-apa. Suara saya pasti tadi sedikit keras." Jawab pemuda disertai seulas senyuman.

"Emmm...apa mas butuh jasa katering?" Tanya Hasna to the point. Lelaki didepannya seketika mengernyitkan kening mendengarnya.

"Maaf." Sambung gadis itu dengan sedikit canggung karena melihat tanggapan pemuda dihadapannya itu.

"Ah...iya. saya butuh jasa katering untuk acara mama saya besok sore. Tapi saya bingung jika harus memesan secara dadakan dalam jumlah yang tidak sedikit."

"Saya ada rekomendasi jasa katering, kalau mas nya mau." Tawar Hasna.

Ya anggap saja seperti menerapkan strategi marketing. Hasna mencari celah untuk menawarkan secara tidak langsung pada calon customer.

"Boleh, kalau mbak...."

"Hasna." Jawabnya cepat

"Kevin." Pemuda itu mengulurkan tangak kananya untuk berkenalan dengan Hasna. Namun Hasna hanya menagkupkan kedua tangannya didepan dada sambil tersenyum.

"Ah...maaf." Kevin menarik kembali tangan kanannya.

"Gimana, apa bisa saya minta nomer yang bisa saya hubungi? Maksud saya nomer katering."

Hasna mengeluarkan kartu nama dari dalam tasnya, dan menyodorkannya dihadapan lelaki itu. Kevin menerimanya dengan sedikit kelegaan, karena tidak harus mendengarkan omelan sang mama jika dia gagal menjalankan tugas dari beliau.

"Dapur Berkah, Hasna Ayudia?" Kevin mengalihkan pandangannya dari kartu nama yang dipegang pada gadis didepannya itu.

"Iya, itu usaha katering milik saya." Sepertinya Hasna mengetahui arti tatapan lelaki dihadapannya itu.

"Wah...kebetulan sekali kalau begitu. Apa mbak ada waktu? Mengingat acaranya besok malam. Maksud saya, saya ingin mengenalkan mbak Hasna pada mama saya. Karena saya juga tidak bisa memutuskan apa yang akan dipesan nanti."

Hasna melirik jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, sudah masuk waktu maghrib. Hujan di luar pun sudah reda.

"Bisa mas, tapi saya izin untuk sholat sebentar ya. Setelah itu saya akan temui ibunya mas Kevin."

"Ya, silahkan."

Hasna segera beranjak meninggalkan Kevin sendiri di meja. Ia segera menuju mushollah restoran.

***

Setelah sholat dan memberikan kabar pada sang kakek, Hasna segera menuju ke meja tempatnya semula. Terlihat Kevin melambaikan tangan ke arahnya.

Ternyata dimeja tempatnya tadi sudah ada seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik duduk dan samping kiri Kevin. Kalau diperhatikan dari parasnya, ada kemiripan dengan Kevin. Mungkin itu ibunya.

Sungguh kebetulan, ternyata sang mama sedang berada diluar rumah. Dan saat Kevin menghubunginya, beliau langsung menuju ke tempat Kevin saat ini.

"Mbak Hasna, perkenalkan ini mama saya. Ma ini mbak Hasna pemilik katering yang Kevin ceritakan tadi." Kedua wanita beda usia itu saling berjabat tangan untuk berkenalan.

"Begini nak Hasna, saya rencananya akan mengadakan acara santunan dengan anak yatim, yang nantinya akan mengundang sekitar seribu orang. Besar sekali harapan saya kalau nak Hasna bisa membantu menyediakan katering untuk acara nanti." Ucap Bu Rosita, mamanya Kelvin.

"Maaf mbak Hasna, kalaupun nantinya mbak Hasna menolak tidak apa-apa kok. Mengingat acaranya juga mendadak." Kata Kevin menyela sebelum hasna menjawab perkataan ibunya.

Karena Kevin tau kalau ibunya ini suka sedikit memaksa. Seulas senyuman tersungging di bibir perempuan berjilbab biru muda itu.

"Tidak masalah mas Kevin." Jawab Hasna dengan tenang. Lalu mengalihkan netranya pada ibu pemuda itu.

"Kebetulan saya punya dua cabang jasa katering lagi. Jadi dengan jumlah segitu tidak akan ada masalah. Ibu tinggal tentukan saja menu serta tempat pengantarannya. Nanti insyaallah akan kami antarkan tepat waktu." Lanjutnya.

"Alhamdulillah, terima kasih sekali nak Hasna." Senyum kelegaan terlihat jalas di wajah wanita paruh baya itu.

"Oh iya nak Hasna, jika ada rekomendasi untuk kue dan sejenisnya, bisa juga sekalian beritahukan pada tante"

"Ma..." Kevin merasa tidak enak mendengar permintaan mamanya pada Hasna.

"Mama hanya bertanya Kevin." Sela wanita yang dipanggilnya mama itu.

"Kebetulan saya juga mengelola toko kue dan pastry. Kalau ibu bersedia, saya akan mengirimkan menu-menunya."

"Wah tante tidak menyangka kalau Kevin ada kenalan pengusaha muda yang cantik. Eh... jangan panggil ibu, tante saja supaya lebih akrab." ucap bu Rosita.

Kedua pipi Hasna bersemu merah mendengarkan pujian dari wanita dihadapannya itu. Setelah mengirimkan contoh menu kepada Bu Rosita, dan beliau memilih menu nasi beserta beberapa kue yang akan dipesannya. Pembayaran pun langsung dilakukan saat itu juga.

Setelah mengobrol kembali selama tiga puluh menit, akhirnya Hasna pamit undur diri. Mengingat malam semakin larut.

***

Pukul delapan malam, Hasna baru sampai di rumah. Dan kebetulan kakek sudah beristirahat. Akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat juga dikamarnya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Hasna bersiap merebahkan diri diatas kasur nan empuk miliknya. Namun suara dering ponsel membuatnya batal mendaratkan punggungnya. Segera dibukanya aplikasi perpesanan di hpnya. Dari nomer yang tidak dikenal. Ternyata dari Bu Rosita, yang mengirimkan alamat tempat diadakannya acara.

Setelah membalas pesan itu, Hasna mulai merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata.

1
Alfiyah Hasna
LM bgt tor sadar nya,bikin geram ja
Atma Inatun Nikhma
terima kasih atas karyanys....
sebuah kisah yg bagus....
Alfiyah Hasna
knp g di biar kan mati aja,g ada jg hdp manusia yg g bs bersukur itu,neraka dah siap menunggu Tampa kt man robbuka lagi
Alfiyah Hasna
mending g Ush cerita kehidupan Tomi dam Marisa lagi bikin emosi ja baca nya masak g berubah2kata tersentuh hati nya karna perlakuan tulus Tomo kok g ada berubah2.emosi jiwa ku membaca nya
Hoiriyah
Luar biasa
MR
22rd wa 2d32d 55 4B7A2222224w2c
Ida Erwanti
Luar biasa
Amilia Indriyanti
wanita karir punya uang tanpa art. cari masalah. sok kuat
Atma Inatun Nikhma
Luar biasa
Sri Wahyuni
lumayan
Lusi Kurniawati
jijik bingit liat marissa
Lusi Kurniawati
semoga gak berhasil
Tati Suwarsih
intinya harus tabayyun
Tati Suwarsih
itulah akibat dari ketidak terbukaan antara suami istri
Tati Suwarsih
wooow...marisa ngarep
Lusi Kurniawati
banyak yg mengagumi istrimu Rama
babygirl♡
mampir kak..
babygirl♡
punten..
Dewi Dama
baca nya di lengkap2pin...ber tele2 hangat...
Vitriani
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!