NovelToon NovelToon
Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / berondong / Sistem / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: JWin

Rhea adalah sahabat lamaku.

Seorang wanita muda yang cantik dan juga periang.


Dua tahun kami tidak pernah saling berkomunikasi dikarenakan kesibukan kami masing-masing.


Hingga hari itu dia meneleponku dan mengajakku bertemu.


Kukira pertemuan itu akan menjadi ajang reuni kami yang seru namun ternyata semua diluar perkiraanku.


Tujuan Rhea menemuiku adalah untuk membagikan kisahnya.

Kisah yang selama ini ia tutup dan pendam rapat-rapat.

Kisah yang sama sekali tidak aku duga yang dialami oleh sahabat dekatku sendiri.

Kisah yang membuat hidup Rhea berubah.


Bisakah aku membantu Rhea meluapkan segala keluh kesahnya?!

Atau justru aku ikut masuk dalam lingkaran kisah sahabatku sendiri?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JWin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menembus Waktu

"Kamu ini apa-apaan Vanya... kenapa kamu tadi memotong pembicaraan Mama dengan Rhea!!" hardik nyonya Sulastri memecahkan keheningan malam di ruang tengah rumah mewah itu.

Vanya lalu menuruni anak tangga satu per satu dengan kaki jenjangnya. "Mama yang apa-apaan, kenapa harus bersikap seperti itu pada Rhea?" bela Vanya dengan suara yang tak kalah nyaring seolah-olah menantang wanita yang telah melahirkannya tersebut.

"Apa yang kamu maksud bersikap seperti itu? Padahal mama hanya bertanya pada Rhea, kenapa malam-malam begini anak itu harus keluar rumah dengan menggunakan pakaian seperti itu?!" "Toh mama juga tidak melarang anak itu untuk keluar." lanjut nyonya Sulastri masih dengan nada yang meninggi.

"Biarkan saja Rhea mau kemana, toh pekerjaan dia juga sudah selesai!!" jawab Vanya lagi.

"Sudahlah Van mama capek kalau harus berdebat dengan kamu, percuma saja apa yang mama katakan juga tidak mungkin kamu dengarkan! Terserah kamu saja, mama tidak peduli!!" pekik nyonya Sulastri yang nampak sudah mulai hilang kesabaran.

"Tidak peduli? Iya dengan ku mama memang tidak peduli!! Oohhh iya aku lupa!! Mama memang sudah tidak pernah peduli dengan apa yang aku lakukan!! Lalu kenapa seolah-olah mama begitu peduli dengan Rhea?" jawab Vanya lantang dengan mata berkaca-kaca.

"Apa karena Rhea mau bertemu dengan Mark lalu mama mendadak menjadi begitu peduli?!" teriak Vanya lagi yang makin memancing kesabaran wanita yang masih berdiri didepannya itu.

Nyonya Sulastri sontak memandangi Vanya anak gadis semata wayangnya tersebut, matanya menatap tak berkedip kearah gadis berambut panjang itu. Pandangan nyonya Sulastri terlihat begitu tajam dengan bibir yang mulai bergetar, seakan-akan dirinya sedang menahan amarah yang begitu mendalam. Sebuah amarah yang bercampur dengan kekecewaan yang selalu ia pendam dalam-dalam didalam lubuk hatinya ketika berhadapan dengan putrinya tersebut.

Vanya menatap balik wajah ibunya tersebut, "Kenapa?? Mama mau marah denganku?? Mau menampar aku lagi?? silahkan saja!!" tantang Vanya dengan suara yang tak kalah kencang.

"Vanya!!! Lancang sekali kamu!! Kamu sadar dengan siapa kamu bicara?! mama ini adalah mamamu, perempuan yang sudah dengan susah payah melahirkanmu!!" jerit nyonya Sulastri dengan bibir yang mulai bergetar.

"Sudahlah ma... Terserah!! Vanya capek...!!" kilah Vanya mengabaikan omongan ibunya tersebut.

Setelah itu Vanya membalikkan badannya untuk kembali ke kamar meninggalkan nyonya Sulastri ibunya yang terlihat mulai menahan air mata.

Selepas kepergian Vanya, Nyonya Sulastri kemudian menjatuhkan tubuhnya diatas sofa, dengan mulut yang masih terdiam seribu bahasa. Tubuhnya nampak lemas dengan pandangan kosong. Seketika itu juga pikiran wanita itu menerawang jauh, mengingat kembali masa-masa beberapa tahun lalu ketika suaminya masih ada dirumah itu bersama dirinya.

Air mata wanita itupun kini sudah tidak terbendung lagi seakan-akan dirinya sudah tidak mampu membendung kepedihan yang selama ini ia rasakan. Kepedihan yang selama ini harus ia tanggung sendiri.

Ternyata benar... semua akan terasa berat jika harus kita pikul sendiri...

"Andaikan saat ini kamu masih ada disini mas... Andaikan dulu kamu tidak memilih untuk meninggalkan kita dan pergi bersama perempuan itu. Mungkin aku tidak harus menanggung ini semua sendirian.. dah mungkin kejadian seperti ini tidak harus aku alami." gumam nyonya Sulastri dalam hati mengenang mantan suaminya dengan air mata yang semakin deras.

Ia lalu teringat kejadian beberapa tahun lalu yang telah merenggut semua kebahagiaannya.

***

Siang itu langit nampak begitu gelap, hujan deras hampir menyelimuti sebagian besar Jakarta sedari pagi. Nyonya Sulastri yang baru pulang dari mengurus bisnis-bisnisnya diluar kota bergegas untuk langsung menjemput Vanya yang saat itu masih duduk di bangku SMP.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, dari kejauhan dilihatnya puteri kecilnya sedang berlari-lari kecil ke arah mobil yang saat itu sedang ia tumpangi, ia pun dengan cekatan membuka pintu depan mobil agar gadis kecil itu bisa segera masuk.

"Kamu kok jam segini sudah pulang Nak? Mama jadi buru-buru tadi kan." ujar nyonya Sulastri lembut sembari bercanda.

Terlihat Vanya sedang menyisir rambutnya yang sudah lepek karena air hujan, "Iya mah, tadi guru-guru mau pada rapat jadi kita pulang cepet." jawab Vanya dengan senyum manja tersungging dari bibir merah gadis itu.

"Yasudah, sekarang kita mau kemana, mau makan dulu apa mau jalan-jalan dulu?" tanya nyonya Sulastri sembari menyalakan mesin mobilnya.

Vanya kecil segera menyenderkan punggungnya kejok mobil, "langsung pulang saja mah, Vanya capek, mau langsung istirahat... Tadi juga udah makan siang di kantin kok." jawab gadis kecil itu sambil sibuk memasang sabuk pengaman.

"Ok sayang." jawab nyonya Sulastri dengan tersenyum sambil mengusap kepala puteri kecilnya itu. Lalu iapun segera melajukan mobilnya menembus gerimis jalanan ibukota.

"Papa kemana ya Van... Dari tadi mama telpon tapi tidak diangkat-angkat. Padahal mama cuma mau ngasih tau papamu kalau hari ini mama sudah pulang dari luar kota." tanya nyonya Sulastri sembari tetap fokus menyetir mobilnya.

Namun sama sekali tidak ada jawaban dari Vanya, yang ternyata gadis itu sudah tertidur pulas. Nyonya Sulastri lalu melirik sebentar kearah putrinya itu lalu kembali dielusnya kepala Vanya dengan penuh kelembutan sambil tersenyum tipis, dan mobil itupun melaju pelan menuju kehalaman perumahan.

Nyonya Sulastri lalu segera memarkirkan mobilnya digarasi rumah, "Van... Bangun kita sudah sampai." bisik nyonya Sulastri lembut.

Vanya nampak langsung menggeliatkan badannya, lalu anak gadis itu juga terlihat menguap sambil mengucek-ucek kedua matanya.

"Hufh... Vanya masih ngantuk mah.. " rengek gadis kecil itu sembari terus menguap.

Mendengar itu nyonya Sulastri hanya tersenyum tipis, "Ayo bangun... Kamu bisa lanjutin istirahatmu di kamar." ujar nyonya Sulastri pelan.

Nyonya Sulastri segera turun dari mobil dan berjalan menuju pintu rumahnya yang diikuti langkah malas Vanya dibelakangnya.

"Vanya mau langsung ke kamar ya mah, masih ngantuk nih...." rengek Vanya.

"Yasudah... Tapi jangan lupa sebelum tidur, kamu ganti seragam sekolahmu itu dulu ya." jawab nyonya Sulastri bijak. Dan Vanya pun hanya mengangguk lalu berjalan dengan langkah malas menuju ke kamarnya.

Sepeninggal Vanya Nyonya Sulastri segera menuju ke kamarnya untuk sekedar berganti pakaian, namun alangkah terkejutnya wanita itu bagaikan tersambar petir disiang bolong, ketika ia membuka pintu kamarnya, ia melihat teman hidupnya sedang asyik bergumul bersama dengan wanita lain diatas ranjangnya.

"Apa-apaan ini!!! Apa yang kalian lakukan!!" jerit nyonya Sulastri dengan tatapan penuh amarah.

"Dasar bajingan kamu, bisa-bisanya kamu asyik berduaan bersama wanita lain disaat aku sedang tidak dirumah!!" hardik nyonya Sulastri pada lelaki yang sudah hampir dua puluh tahun menemani hidupnya.

Lelaki itu hanya terdiam terpatung sedangkan wanita disebelahnya nampak terlihat pucat pasi penuh rasa ketakutan.

"Aku bisa jelaskan ini semua mah!!" mohon pria itu dengan nada bergetar.

Pria itu lalu mencoba menghampiri nyonya Sulastri yang terlihat semakin emosi.

"Sudah!! Jangan sentuh aku... aku tak perlu alasan apapun dari dirimu... Semua nampak sudah begitu jelas di mataku!!" pekik Nyonya Sulastri pada pria yang mencoba untuk mendekatinya itu.

"Sekarang kalian berdua pergi dari sini!!! Keluar dari rumah ini!! aku tak Sudi berlama-lama melihat kalian di kamarku!!" lanjut nyonya Sulastri dengan emosi yang semakin tak terkendali.

"Tapi mah... Ini tidak seperti yang kamu pikirkan!!" jawab pria itu dengan memohon pada nyonya Sulastri.

"Sudah mas.. Sudahhhh!!! Sekali lagi sekarang kamu bawa wanita gatal itu keluar dari rumah ini sebelum aku bertindak lebih jauh lagi." ucap nyonya Sulastri dengan suara yang mulai parau.

Melihat emosi nyonya Sulastri yang semakin tidak terkendali, pria itu nampak semakin panik lalu akhirnya ia memutuskan untuk segera bergegas pergi meninggalkan kamar tersebut bersama dengan wanita asing yang nampak masih muda itu, mereka berdua buru-buru berjalan keluar dengan tanpa memperhatikan kondisi disekelilingnya.

Kini hanya tinggal nyonya Sulastri seorang diri dikamar itu... ia merasa suasana kamar itu langsung berubah menjadi sunyi dan terasa begitu engap, lalu dirinya bersimpuh diatas lantai dengan derai airmata yang membasahi kedua pipinya. Ia merasakan hatinya begitu sakit kala itu, bukan hanya sakit tapi hancur berkeping-keping. Ia nampak begitu meratapi dengan apa yang baru saja ia alami saat itu.

Namun saat itu tanpa nyonya Sulastri sadari, sedari tadi diwaktu yang bersamaan ada sesosok gadis belia yang sedang mengintip dari balik pintu kamarnya, nampak pula gadis itu meneteskan airmatanya seolah-olah ia juga merasakan apa yang saat itu ibunya sedang rasakan.

1
St
suka
St
ditunggu update nya lagi thor. penasaran.
Amelia Quil
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!