Jingga merasa dihianati dan dibodohi selama bertahun tahun, hati nya hancur.
Tidak mudah untuk mengembalikan kepercayaan nya terhadap orang baru.
Satu nama yang ada dibenaknya "Jimmi"
apakah dia mampu mengembalikkan kepercayaan nya Jingga??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gundah Gulana
" Kalian menginap aja disini, besok pulang bareng sandi, ntar kalian berdua tidur dikamar depan " kata tyas.
" ngga mau, aku ngga mau jadi obat nyamuk mereka" sandi menolak sambil tertawa.
" iihh paan sih kamu san... Biasa aja kali" jingga melempar sandi dengan bantal sofa.
" kamu biasa, ini loh yang ngga biasa...hahaha" sambil nunjuk jimmi. " peka dikit napa sih yank" sandi bicara pada tyas.
" Jadi sebenernya kalian itu gimana??" tyas penasaran
" gimana ya? Gimana kak?" tanya jingga pada jimmi bercanda
" yakin aku yang jawab?? Kalau aku jawaban nya sudah pasti i love u lah " jawab jimmi
Jingga melotot sambil membuka mulutnya,
" ngga nyambung! " dia ngga nyangka jimmi bakal ngomong seperti itu didepan teman² nya. Sementara teman²nya tertawa
" iih geli aku dengernya jim" sandi bergidik sambil ketawa.
" hahaha... Selama aku pacaran sama kamu, aku belum pernah dengar kamu bilang gitu ke aku, coba dong " pinta tyas kepada sandi sambil tertawa.
" jangan lah kamu coba² menyuruhku begitu, turun salju disolo nanti " jawab sandi, mereka pun tertawa mendengarnya.
" Kita balik sore aja ya kak"
" Siap non "
" kamu yakin ngga mau bareng san?" tanya jimmi pada sandi
" yakin 100% ".
Sore pun tiba, mereka berdua akhir nya pamit untuk pulang.
"aku pulang ya yas, makasih jamuannya, kapan² aku main lagi kesini kalau senggang"
" Mungkin besok aku balik ke jogja ngambil barangku dikos, sekalian mau pamit sama bu kos"
" ok, sampai ketemu besok kalau begitu"
jingga dan jimmi pun berpamitan dengan ibu tyas
"bu, kami balik dulu ya, ibu sehat selalu" jingga berpamitan
" iya makasih banyak ya ing sudah main kesini, nanti kalau ibu sudah sehat, ibu main² ke jogja"
"iya bu"
Mereka pun meninggalkan rumah tyas. Sore itu cuaca memang sedikit mendung. Jingga membalikkan badannya ke arah kursi belakang, dia ingin mengambil sweater nya didalam tas, tanpa sengaja dia melihat brosur beasiswa S2 Jepang. Jingga mengambilnya untuk dibaca, dia membenarkan posisi duduknya kembali dikursi depan.
" Punya kaka?"
Jimmi agak ragu menjawabnya " iya "
" kaka mau lanjut S2 di jepang? " Jingga penasaran namun ada rasa sedih kalau itu terjadi.
Jimmi masih ragu untuk menjawab, dia hanya mengangguk pelan. Sebenarnya dia sudah keterima dikampus tersebut tapi entah kenapa jimmi ingin menyembunyikan berita itu dari jingga, dia ingin memberi tau nya nanti.
Sementara itu entah kenapa jingga tiba² merasa sedih kalau jimmi benar² pergi jauh, dia tidak ingin jauh dari jimmi, rasa nya hari itu hati nya tidak rela kehilangan jimmi. "Benarkah aku sudah jatuh hati dengan kak jimmi" tanya nya dalam hati. Dia takut rasa itu hanya rasa sesaat, karena dia pun belum terlalu mengenal jimmi, tapi jika jimmi pergi rasanya hati nya seperti kehilangan orang yang dicintai.
Jingga menghela nafas panjang, dia mengalihkan pandangannya ke sisi kiri.
15 menit mereka hanya diam,
" kamu mau mencoba nya tahun depan?" jimmi mencoba memecah keheningan, karena tiba² suasana saat itu menjadi dingin.
Tanpa melihat Jimmi, Jingga menjawab dengan gelengan kepala.
Jimmi pun kembali diam, dia bingung dengan situasi nya saat ini,
"kapan rencana kaka pergi?" jingga bertanya tanpa melihat jimmi
Jimmi melihat jingga sebentar. Bertanya tanpa melihat dan dengan ekspresinya yang dingin membuat hati jimmi seperti ditusuk sembilu, sakit seperti patah hati.
"Setelah wisuda"
"Ah itu 1 bulan lagi" batin jingga, menambah kesedihan hati nya. mereka melewati senja dalam keheningan dan ditemani rintik hujan, ya hujan turun disaat hati mereka sedang gundah gulana.
