NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 30 - LunArbi

Happy Reading..

..

" Luna , bisa tolong antar dokumen ini ke ruangan pak Arbian?" Ujar Riki.

" siap Mas."

Luna berjalan santai dengan membawa dokumen di tangannya menuju ruang kerja Arbian.

" eh Luna" sapa Laras .

" halo , mbak Laras . Pak Arbian ada diruangan kan? Aku mau anterin ini." Luna menunjukkan map di tangannya. Tak lupa senyuman terus tersungging di wajahnya.

" ada kok Lun" jawab Laras ramah.

" oke mbak , aku kesana dulu."

" iya silahkan Lun."

Luna kembali melanjutkan langkahnya, tiba tiba keningnya mengkerut melihat pintu yang sudah terbuka lebar.

Langkah Luna terhenti tepat di tengah pintu saat telinganya tanpa sengaja menangkap pembicaraan antara dua orang di dalam sana.

" maaf , aku gak maksud buat kamu kesel. Aku udah ga cinta kok sama dia. Justru aku emang ga pernah cinta kok sama dia dan yah , bener yang kamu bilang aku pacarin dia hanya karena Almarhum Bian yang ingin aku jagain dia. Terlepas dari itu aku gak punya perasaan apa apa kok sama dia" ujar Arbian.

" beneran ?" Mata sisil sudah berkaca kaca.

Arbian tersenyum seraya mengangguk, ia membawa tubuh Sisil kedalam dekapannya. Ia mengusap punggung wanitanya lembut.

Tanpa mereka sadari percakapan itu do dengar oleh sepasang telinga yang kini tengah mematung ditempatnya.

Disatu sisi , Luna sudah tak bisa melanjutkan langkahnya. Bola matanya memanas dadanya terasa sesak saat ini.

Fakta apa yang baru saja ia dengar saat ini? Almarhum Bian ? Apa maksudnya ? Jadi , siapa yang selama ini bersama nya ? Lantas siapa laki laki di depannya ini jika bukan Bian ?

" Luna .."

Panggilan itu berhasil mengembalikan kesadaran Luna kembali. Ia sedikit memalingkan wajahnya seraya mengusap air disudut matanya.

Dengan senyum ramahnya , ia melangkah berjalan kearah Arbian dan juga Sisil.

" maaf pak Arbian mbak Sisil . Pintu tadi gak di tutup jadi saya langsung masuk" ucap Luna tak enak hati.

" hm . Tidak masalah , ada urusan apa kamu kesini?"

" ah ini pak , saya membawa dokumen yang bapak minta."

" tolong letakkan di meja kerja saya " tunjuk Arbian kearah meja kerjanya.

" baik pak." Luna seger meletakkan dokumen itu ke meja lalu segera pamit undur diri.

" kalau begitu saya permisi pak"

" iya silahkan"

Setelah kepergian Luna . Sisil langsung mengomel tidak jelas.

" dih , gak sopan banget sih ." rutuknya.

" udah , salah kita juga kok yang gak tutup pintunya ."

" kamu belain dia ?" ucap Sisil dengan nada tak suka.

" astaga gak gitu Sisil."

" sudahlah . Aku mau pulang aja , kesel aku lama lama disini." Sisil sudah mengambil ancang ancang untuk pergi sebelum akhirnya di tahan oleh Arbian.

" baru juga dateng , masa udah mau pulang."

" udah gak mood. Aku mau ke tempat temen aku aja . Awas jangan halangin aku."

" aku anterin ya" Arbian menahan lengan Sisil mencoba membujuk kekasihnya.

" gak " tolaknya. " kamu juga gausah ikutin aku , atau aku bakalan marah banget kekamu." Ancam nya.

" oke fine."

Arbian membiarkan Sisil meninggalkan ruang kerjanya. Ia juga tengah tak meras baik untuk berdebat dengan Sisil. Ia merasa akhir akhir ini Sisil semakin berubah.

Sikap gadis itu juga sudah tak semanis saat mereka kembali bertemu setelah sekian tahun. Bahkan akhir akhir ini, gadis nya itu kadang sulit untuk dihubungi.

Tak lagi memikirkan Sisil , Arbian memilih kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya lagi. Biarlah untuk sementara Sisil menenangkan sendiri dulu dia masih enggan untuk membujuk kekasihnya itu.

*

*

Setelah kembali dari ruang kerja Arbian , Luna menjadi tak banyak omong. Gadis itu mendadak menjadi pendiam. Membuat semua orang diruangannya menjadi heran dan saling pandang.

  almarhum Bian

  gak pernah cinta

    kata kata dari Arbian terus memutar di otaknya bagaikan kaset yang rusak.

" Luna .." panggil Riki.

" iya mas , Kenapa?"

" kamu kenapa ? Apa sesuatu terjadi saat kamu keruangan pak Arbian ?" Tanya Riki , bahkan semua orang kini menatap kearahnya.

Gadis itu tersenyum lalu menggeleng , " ga ada kok ."

" terus kenapa kamu jadi diem banget habis dari ruangan pak Arbian." Kini Iqbal yang bertanya.

" aku laper , soalnya tadi pagi ga sarapan." Jawab Luna dengan ringisan. Tentu saja itu hanya alibi , dia hanya tak ingin membuat orang lain khawatir dengannya.

" Astagaa" semua orang mendesah lelah.

" kamu kenapa ga sarapan ?" Tanya Riki .

" aku kesiangan mas jadi buru buru."

" mbak ada snack nih , lumayan buat ganjelin perut kamu." Sahut Ririn menyodorkan snack kearah Luna.

" aduh mbak Ririn gak usah makasih." Tolak Luna , ia merasa tidak enak kalau harus makan di dalam kantor mana bukan jam istirahat.

" udah gapapa makan aja Lun , mas Riki ga bakal marah kok. Selagi kamu masih bisa fokus kerja , bener kan mas Riki." Ucap Santi.

" iya makan aja . Mereka juga kalo kelaperan suka ganjel pakek cemilan. Yang penting kamu jangan bawa mangkok bakso aja kesini." Sahut Riki.

" hah , beneran boleh ? Yaudah deh , makasih ya mbak Ririn snacknya ."

Rejeki ga boleh ditolak bukan pikir Luna , sebetulnya memang perutnya sedikit lapar namun harusnya masih bisa ketahan apalagi jam makan siang sudah sebentar lagi. Tapi , lumayanlah untuk menahan rasa lapar.

Tak lama tiba tiba ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.

✉ pak Arbian : kita harus bertemu. Aku tunggu di kafe depan kantor jam makan siang.

Semenjak memutuskan magang diperusahaan Arbian , nama laki laki itu di kontak Luna langsung ia ubah namanya. Setelah membaca pesan itu walau merasa aneh karena Arbian tiba tiba ingin bertemu tapi Luna langsung memberi jawaban 'iya' lalu kembali fokus dengan kerjaannya. Mungkin saja memang ada hal penting yang akan di sampaikan bosnya itu.

*

*

    Jam makan siang akhirnya datang juga. Semua karyawan mulai meninggalkan meja kerja masing masing.

" Luna , mau ikut makan bareng dikantin enggak ?" tawar Ririn yang di angguki oleh Santi.

" hm , hari ini enggak dulu mbak . Soalnya udah ada janji makan di kafe depan." tolak Luna tak enak hati.

" oh iya udah gapapa Lun."

" ciee , mau makan sama ayang ya?" goda Santi menaik turunkan alisnya.

" bukan kok mbak , hanya bertemu kenalan. Sepertinya ada hal yang ingin di sampaikan." jawab gadis itu.

" pacar juga gapapa , iya kan mas Riki?" ucap Santi.

    Riki yang sejak tadi menatap kearah Luna menjadi gelagapan sendiri saat Santi menyebut namanya.

" kenapa San ?"

" ck , jadi dari tadi gak dengerin omongan aku ?" kesal Santi.

" hehe , maaf ga fokus nih mungkin karena sudah lapar." alibi Riki.

    Jawaban Riki membuat Santi mendengus kesal. Sedangkan Iqbal yang sejak tadi melihat Riki yang terus menatap kearah Luna dengan binar kekaguman hanya menggeleng pelan.

   Iqbal jelas mengerti arti dari tatapan yang selalu Riki berikan pada Luna.

*

*

" Lo , suka sama Luna ?" tanya Iqbal pada Riki. diluar jam kerja mereka akan berbicara non formal. Apalagi mereka merupakan teman satu sekolah.

" apasih ? Ngawur banget lo." Riki menyuap nasinya.

" gausah ngeles , gue paham arti tatapan lo ke Luna Rik. Lo suka kan sama Luna ?"

" emang lo ga suka sama dia ?" alis Riki terangkat keatas.

" lo tau , gue emang suka godain dan gombalin cewe cewe disini . Tapi kan , lo tau sendiri hati gue tetep buat seseorang. Jadi , lo suka apa enggak ?"

" hm" Riki mengangguk. " siapa yang ga bakal suka sama dia bal. Lo liat wajahnya aja perpaduan antara cantik dan manis. anaknya ramah terus sopan, pinter lagi."

" gue ? Gue buktinya ga suka tuh ."

" karena lo udah bucin sama si Santi."

" hehe , tau aja lo."

" mending gue saranin berhenti goda godain betina kantor deh yang ada Santi makin ilfil sama lo. Kalo lo godain atau gombalin Luna sih dia ga bakal masalah. Secara dia tau tipe Luna modelannya kek Pak Arbian."

" kok lo jadi ngatur gue sih?"

" bukan ngatur hanya memberi tau takut nyesel lo ntar"

" iya iya bawel amat"

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!