Kamu anak tuhan sedangkan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin kita akan bersatu dengan dalam ikatan suci dan menjadikanmu imam yang tidak sujud pada tuhanku ?. Tetapi jika kita tidak berjodoh kenapa kita di pertemukan dan kenapa perasaan ini begitu kuat padamu ?. Dari pertemuan yang tidak di sengaja Muhkta dan Satria di perpustakaan kampusnya, menimbulkan perasaan dihati Satria untuk perempuan yang tak sengaja menambaraknya. Apakah dari pertemuan tidak disengaja itu cinta mereka akan tumbuh ? Yuk ! Baca selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Penolakan Dari Papa Mertua
“Antara syahadat dan baptis, antara gereja dan masjid, antara adzan dan loceng, antara tasbih dan salib, aku menemukan sebuah cinta yang tidak bisa aku jelaskan. Aku telah menang dalam perjuangan cinta ini karena dia memilih masuk agamaku”
_ Mukhta Putri Rasyid_
Pukul 2:30 pagi Mukhta terbangun samar-samar terdengar suara orang mengaji, saat dalam posisi duduk dia mengarkan pada sumber suara ternyata sang suami sedang mengaji membuat hatinya begitu kagum. Seseorang yang mengaku islam dan sampai ketahuan bahwa dia berbohong tentang agamanya kini orang itu telah menjadi suami dan imannya.
“Kenapa hubby tidak membangunkanku ?” Tanya Mukhta dengan suara seraknya
“Astagfirullah, kamu mengagerkanku sayang” Jawab Satria mengakhiri membaca ayat sucinya dan mendekat kearah istrinya
“Aku tidak tega melihatmu tidur begitu nyenyak, sayang” Lanjut Satria lalu mencium kening istrinya
“Hubby sudah sholat tahajud ?” Tanya Mukhta
“Alhamdulillah, sudah” Jawab Satria
“Hubby jahat sekali, tidak membangunkanku” Ucap Mukhta mendumel
“Kan aku sudah minta maaf, maaf ya” Jawab Satria
“Iya, sana. Aku ma uke toilet akan berwudhu” Ucap Mukhta meninggalkannya
Setelah melaksanakan solat tahajud mereka, membaca qur’an bersama-sama, dan melaksankan makan sahur dengan keluarga. Waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi, karena ini hari minggu kantor tutup dan mereka berdua akan mengunjungi rumah orang tua Satria.
*****
Sesampai di depan rumah Satria, Mukhta merasa nervous karena takut akan penolakan dari sang mertua. Yang menyambut kedatangan mereka adalah seorang anak kecil.
“Permisi” Ucap Mukhta dan Satria karena mereka tahu bahwa keluarganya non-muslim
“Om Satlia” Sahut anak laki-laki begitu menggemaskan
“Yohanes” Teriak Satria sambil merentangkan tangannya menyambut kedatangan keponakannya. Yohanes adalah anak dari kakaknya Satria
“Akhilnya om datang juga, aku kangen sama om. Kita hanya ketemu di hp aja” Ucap Yohanes
“Kurcaci om udah berat yah, terakhir om gendong tuh saat kamu ke arab sama mami papi kamu dulu” Ujar Satria
“Aku bukan kulcaci om, aku udah besal. Sebental lagi kata mami aku akan masuk paud” Jawab Yohanes kesal
“Oh ya, om gak kamu akan masuk paud. Kamu itu masih kecil banget, di sentil sedikit juga akan jatuh” Ejek Satria belum paus mengusili sang keponakan sambil memasuku rumahnya
“Oh, jahat aku kan…” Ucapan Yohanes terpotong saat suara bariton sang papinya
“Mau apa kamu ke sini, ini bukan rumahmu lagi” Usir sang papi Satria
“Aku ingin bersilaturahmi saja pi, kan hari ini bertepatan hari raya paskah dan bulan suci ramadhan” Jawab Satria
“Kamu bukan lagi bagian keluarga ini, kamu sudah tidak aku dianggap lagi anak. Cepat keluar dari sini” Ucap papi Satria, mendengar ucapan papi membuat hati Satria merasa sakit
“Kakek jangan usil om, aku masih mau main sama om” Ucap Yohanes
“Kan bisa bermain sama kakek, sayang” Jawab Papi Satria
Mendengar keributan di ruang keluarga membuat mami dan kedua kakak Satria keluar dari kamar mereka.
“satria” Teriak mami Satria lalu berlari mendekat kearah putra bungsunya
“Mami apa kabar ?” Tanya Mami satria
“Alhamdulillah, aku baik mi. mami gimana keadaannya ?” Ujar Satria
“Puji tuhan, mami baik. Oh ini menantu mami ?” Tanya Mami Satria ke arah Mukhta
“Tante” Ucap Mukhta sambil menyalami ibu mertuanya
“Jangan panggil tante sayang, panggil mami saja. Sama kaya Satria ke mami” Jawab mami satria
“Eh iya mammmi” Ucap Mukhta merasa canggung
“Sudahkan, saling berkenalannya sekarang kamu pergi dari sini dan jangan menginjak rumah ini lagi” Ucap Papi Satria sambil menarik tangan satria untuk keluar dari rumahnya
“Papi jangan bersikap sepert itu pada anak dan menantu kita” Peringat mami Satria
“Maaf anak dan menantu papi Cuma satu, dia bukan anak dan menantu papi” Jawab Papi Satria membuat Satria menitikkan air matanya lagi
“Kalau gitu kami pamit pulang mi, pi, kak” Pamit Satria
“Kenapa om pulangnya cepat, aku belum puas bermain dengan om” Ucap Yohanes berlari kearah Satria
“Kapan-kapan kita ketemu lagi ya, sama papi dan mami tante janji sama kamu” Jawab Mukhta sambil mengusap kepala keponakannya, sebenarnya bukan keponakannya tetapi karena itu keponakan Satria sama saja itu keponakannya juga
“Tante janji ?” Tanya Yohanes di mata Mukhta begitu sangat menggemskan
“Insyallah, tante janji sayang. Kalau begitu kami pamit ya sayang” Jawab Mukhta yang di jawab anggukan oleh Yohanes
Mukhta dan Satria memasuki mobilnya lagi, di dalam mobil Satria begitu murung karena kepikiran penolakan sang papi dan sudah tidak menganggapnya anak lagi. Mukhta hanya bisa mengusap tanganya tanda bicara satu kata pun untuk menenangkannya yang dijawab dengan anggukan.
