Kamila penyuka ketenangan, sedangkan Arkan penyuka kebebasan
keduanya memang memiliki kesamaan tapi tidak dengan perasaan.
Tapi percaya pada takdir itu penting bukan? Kira-kira seperti apa
rencana semesta untuk keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Jatuh Cinta?
"Kenapa?" tanya Arkan.
Kamila menggelengkan kepalanya dia hanya ingin tau saja. Arkan melihat ke dalam dari jendela, mereka sudah mulai meracau tidak jelas ada yang di jahili ada yang sedang menyanyi tidak jelas.
Arkan hanya tertawa kecil, Kamila juga melihat ke dalam melalui jendela dia bergidig ngeri melihat hampir semuanya mulai mabuk. Arkan melirik jam tangannya dan ternyata waktu sudalh menunjukkan
pukul 11 malam.
"Kita pulang, gue anter lo. Lagian udah malem buat lo, suasana di dalem juga udah mulai gak kondusif!"
Arkan bangkit dari kursinya dia membuka pintu samping.
"Gue balik yah," ujar Arkan dari pintu.
"Dih balikan lo kayak perawan!" saut Roni.
Arkan terkekeh.
"Udah malem, gue mau anter balik nyonya," ujar Arkan sambil mengedipkan sebelah
matanya kepada Kamila.
"Kayaknya gak lama lagi kita bakalan punya ibu negara!" saut salah satu dari mereka juga.
Arkan hanya tertawa di lalu kembali menutup pintu.
"Yu pulang," ajak Arkan.
Kamila bangkit dari duduknya mengikuti langkah Arkan ke depan basecamp.
Arkan melepas jaketnya lalu memberikan kepada Kamila.
"Apa ini?" tanya Kamila.
"Pake aja, dingin!"
"Bau ketek gak nih?" tanya Kamila sambil memicingkan matanya.
"Gue bilangin Bunda yah lo, itu Bunda tau yang nyuci!" kata Arkan.
"Dih tukang ngadu!" Arkan tertawa melihat wajah kesal Kamila.
"Udah gih pake ayo balik, udah malem!" Arkan naik ke atas motornya di susul juga oleh Kamila.
Melihat Arkan pulang, Daren, Sean, Bastian, dan Kean pun ikut pulang.
"Balik juga lo?" tanya Arkan saat melihat ke empat temannya itu.
"Balik lah!"
Sean dan Kean ikut pulang karena mereka masih menginap di rumah Arkan. Arkan merasa seperti raja, dikawal oleh geng motor yang siap sedia membantu jika terjadi sesuatu di jalan.
Kamila hanya diam saja dia juga merasa aneh karena di kelilingi oleh anak-anak motor yang suaranya saling bersautan.
Kamila memegang baju Arkan dia tidak mau memeluk Arkan nanti Arkan meledeknya lagi. Arkan menghentikan motornya tepat di depan gerbang rumah Kamila. Kamila turun dari motor.
"Makasih yah, sana lo langsung pulang. Nanti Bunda lo khawatir," kata Kamila.
"Cuma makasih? Enggak cium pipi dulu gitu? Calon suami loh ini," kata Arkan menunjuk pipinya.
Kamila mendengus kesal.
"Udah sana pulang! Udah malem gak enak
sama tetangga," kata Kamila sebal.
la tidak mau mendebat Arkan karena ia
takut Livia dan ibu tirinya nanti mendengar.
Arkan hanya tertawa kemudian ia pun segera menyalakan mesin motornya. Dan sebelum motor itu melaju ia meniupkan ciuman kepada Kamila dari jarak jauh.
Membuat gadis itu bergidig ngeri, Arkan sangat aneh.
"Gue balik ke rumah ya," kata Bastian ketika mereka sampai di lampu merah.
"Gue juga," kata Daren.
Mereka pun berpisah jalan. Kean dan Sean tentu saja pulang ke rumah Arkan.
Pada saat sampai di rumah, Arkan membuka pintu dengan kunci serep miliknya. Tetapi, ternyata di ruang tamu sudah ada Alisha menunggu di sofa sambil bersidekap dada. Sementara Marvin yang
menatap pasrah putranya.
"Nah! Tadi janjinya apa? Ini apa? Bibir kamu berdarah lagi. Berantem lagi kan?" kata Alisha dengan kesal.
Arkan menghela napas panjang, kemudian mencium pipi Bundanya itu.
"Jangan marah dulu dong Bund. Jadi, tadi itu aku bukannya berantem Sama geng motor atau tawuran, Bunda. Tadi, pas lagi jalan, tiba-tiba aku liat ada cewe minta tolong dia di pegang sama preman. Aku gak bisa diem aja soalnya ceweknya, Kamila. Jadi, aku bantu dia, hasilnya kena
tonjok sekali," kata Arkan.
Alisha menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Sekarang Kamila gak papa? Terus kamu udah anter dia pulang? Dia luka gak?"
Alih-alih marah, emosi Alisha pun mereda. Sejujurnya sejak awal melihat Kamila, wanita itu sudah jatuh cinta dengan sikap lembut dan sopan Kamila.
"Kamila nggak apa-apa kok, Tante," kata Kean.
Alish bernafas lega.
"Terus kalian udah anter dia pulang?" tanya Alisha.
"Ya udah dong, Bund. Kalo nggak percaya, sini aku kasih nomornya Kamila," kata Arkan.
Alisa menggelengkan kepalanya.
"Enggak perlu, kali ini Bunda percaya. Ya udah sana, kalian tidur udah malem! Udah pada makan belum? Kalo belum, di kulkas ada makanan, panasin sendiri di
microwave," kata Alisha.
"Gampang lah Bund kita mau tidur aja ngantuk," jawab Arkan.
"Kean, Sean gak makan?" tanya Alisha.
"Nanti aja Tante agak maleman kalo laper kita ambil sendiri!"
Alisha tersenyum lalu menganggukan kepalanya
"Yaudah anggep aja kayak di rumah sendiri yah jangan sungkan!"
"Terima kasih Tante," jawab Kean dan Sean.
Ketiga pemuda itu pun segera masuk ke kamar mereka. Arkan sangat bersyukur bundanya malam ini tidak menyita kembali ucup kesayangannya itu.
Sedangkan di tempat Kamila gadis itu masih berada di dekat pagar karena tadi dia mengunci pagar dulu.bTiba-tiba senyum Kamila mengembang saat mengingat tangannya yang dipegang oleh Arkan lalu di tiup-tiup lukanya.
Tapi seakan tersadar Kamila menggelengkan kepalanya.
"Apa sih Mil, gila yah lo mikirin tuh dedemit
satu!"
***
Arkan masuk ke dalam kamarnya dia menggantung jaketnya di gantungan yang telah disediakan oleh Bundanya.
Arkan merebahkan dirinya di atas kasur, senyumnya tiba-tiba saja mengembang, Arkan memegang dadanya seketika ingat pada kamila.
"Gue kenapa sih, masa mikirin tuh cewe!" gumam Arkan.
"Kamila, loo cantik sih Mil apalagi kalo lagi marah! Eh.."
Arkan langsung menggelengkan kepalanya.
"Apa sih lo Arkan ngadi-ngadi aja, masa iyah lo suka sama Kamila," kata Arkan kepada dirinya sendiri.
Arkan bangkit dari kasur dia duduk bersila di atas kasur.
"Tapi Kamila gak akan suka sama lo, kata
Kamila lo brandalan Arkan, tapi lo gemesin banget Kamila... Arghh!"
Arkan mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
"Cie ada yang lagi jatuh cinta!"
Arkan terkejut saat ada yang berbicara seperti itu.
"Ayah.."
Marvin keluar dari kamar mandi sambil tersenyum.
"Kenapa kamu uring-uringan gitu, jatuh cinta kan?" tuduh Marvin.
"Apa sih Ayah enggak, lagian Ayah ngapain ke kamar mandi di kamar aku?" tanya Arkan.
"Kamar mandi bawah sama kamar Ayah air nya mati, cuman kamar kamu yang nyala, besok Ayah panggil tukang!"
Arkan hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kamu belum jujur sama Ayah, kamu suka sama Kamila kan?" tanya Marvin.
Arkan menggeleng kan kepalanya.
"Enggak Ayah, aku suka aja kalo liat dia marah-marah lucu!"
"Hahaha, udah Ayah duga. Makanya kamu jangan sering godain cewe, kena batunya kan, kamu suka sama Kamila," kata Marvin dengan tawanya.
"Ayah apa sih, sok tau! Udah ana Ayah ke kamar kasian Bunda sendirian!"
Marvin tersenyum meledek kepada Arkan membuat Arkan salah tingkah.
"Ayah!"
"Awas jatuh cinta repot. Kamila itu perfect loh Bang, kalo kamu gak gercep nanti diambil orang duluan!" ujar Marvin sebelum menutup pintu kamar.
Saat Marvin sudah menutup pintu Arkan bernafas lega. Dia bersandar di kepala ranjang memikirkan perkataan Marvin.
"Kalo gak gercep nanti di ambil orang," gumam Arkan.
yu gabung di GC BCM
di sini kita akan belajar bersama dan juga akan mengadakan event seperti lomba puisi/pantun dll
Di sini kita akan di bimbing secara langsung ya oleh kak Lily blasom salah satu author senior. Jadi yu segera bergabung dengan cara follow akun saya. Maka saya akan undang kalian semua. Terima kasih.