Seorang gadis sederhana berusia 19 Tahun merupakan anak dari seorang petani yang menjadi mahasiswi kedokteran dan sudah menempuh semester 3. Mengejar cita-cita menjadi seorang Dokter, untuk menggapai cita-cita dengan membiayai pendidikannya ia harus bekerja di sela-sela kuliahnya. Namun, ada suatu hal yang sebenarnya ia sembunyikan dari semua orang!
Keinginannya menjadi seorang Dokter sirna ditelan ombak terjang oleh sebuah keterbelengguan dengan seorang pria. Yang di mana keluarga pihak pria datang meminta ia menikah dengan putranya dan sebelum hal itu terjadi ia sempat menolak.
Namun, Takdir tetap membawanya dalam perangkap itu sehingga harus menggugurkan cita-citanya yang tidak bisa dilanjutkan.
Dia terus terbelenggu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki penyakit aneh disembunyikan dari semua orang!
Dia menjadi salah satu seorang wanita di dunia ini yang tidak membuat seorang Tuan tidak bereaksi pada penyakitnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnrfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Terbatas Waktu
Pada hari yang sama setelah kejadian tersebut.dikarenakan office girl memiliki jadwal pulang yang berbeda, dari karyawan.mereka berinisiatif untuk membersihkan ruangan kerja setelah karyawan pulang, agar pada pagi hari mereka hanya mengepel lantai luar ruangan saja.
Saat Shasa membersihkan ruangan yang kebetulan merupakan ruangan milik presdir Arya yang berada di lantai 50.pada saat ia merapikan dan membersihkan ruangan Arya, ia melihat pakaian kemeja Arya yang tergeletak dibawah sofa.
"Eh... tunggu, bukankah ini baju kemeja milik presdir Arya, wangi parfumnya juga sama.kenapa tergeletak begitu saja disini, eh seperti ada yang aneh dari wangi parfum baju ini (Shasa terus menghirup wangi parfum di baju Arya) kenapa ada wangi parfum wanita cupu itu di baju Presdir Arya, ini aneh sekali.apa jangan-jangan mereka....(memikirkan hal yang negatif) tidak, tidak mungkin." pikiran Shasa pun mengada Ngada dan berusaha menepis pikiran negatifnya
"aku harus menyimpan kemeja ini sampai aku memiliki bukti untuk memastikan kecurigaan ku." lanjut shasa membawa kemeja Arya
...***...
Pagi pun tiba, dan semua orang beraktivitas seperti biasanya.semua karyawan berlelangan masuk ke dalam perusahaan, begitu pun Presdir Arya dan Asistennya berjalan di koridor untuk masuk ke dalam lift menuju ruangannya di lantai 50.
Di dalam Lift mereka sedikit berbincang~
"Di mana wanita itu?" Tanya Arya membingungkan Asisten Damar
"Wanita?? Wanita siapa yang Presdir maksud?" Asisten Damar yang berbalik bertanya
"Wanita itu, siapa dia aku tidak tahu namanya.yang kemarin menumpahkan minuman ke pakaianku." ujar Arya
"Owh, Nona Dini!" terang Asisten Damar
"Kau tahu namanya, jangan sebut nama itu dihadapan ku!" Kecam Arya
"B-baik, Presdir. Dini,,,ma-maksud saya wanita itu, tidak bekerja di pagi hari setiap Senin sampai dengan Kamis, dia hanya akan bekerja di siang hari dan malamnya presdir." jelas Asisten Damar
"Kenapa??" Sedikit ingin mengetahui informasi lebih lanjut
"Karena wanita itu masih harus menyelesaikan kuliah nya, Presdir."
Arya pun tak menggubris, sedikit bersikap tak peduli. Namun, sedikit berpikir apa yang terjadi.
"Ada apa Presdir, Anda membutuhkannya?" Tanya Dini
"Tidak...siapa yang membutuhkan dirinya.diperusahaan ini masih banyak pegawai lain selain wanita itu." jawab Gengsi Arya
"Baik Presdir." ucap asisten damar sambil menahan tawa
...***...
Suara telpon berdering~~
pukul 12.50
"Siapa yang menelpon ku? nomornya tidak dikenal, kata bapak tidak boleh menerima telepon yang tidak tercantum namanya."
Dini pun menolak panggilan itu
Akan tetapi, nomor itu terus menelpon Dini berkali-kali.tentunya sangat mengganggu kuliah praktek Dini
"Siapa sebenarnya orang ini...dari tadi terus menelpon ku." Kesal Dini
"Siapa Din...??" tanya Raina
"Tidak tahu,,,nomor tidak dikenal.jadi aku tidak mengangkat telepon ini, ditakutkan ini orang asing atau orang jahat yang mencoba mengelabui." Jawab Dini
"Coba angkat saja, Din.siapa tahu itu penting." usul Prisha
"Tapi, Aku takut jika no ini....."
"Sudah, Din.coba angkat saja, takutnya jika nomor itu adalah panggilan dari orang yang kau kenal, tapi kau lupa menyimpan nomornya." Ujar Raina
"Yasudah, akan ku coba mengangkatnya." Dini pun memutuskan untuk mengangkat nomor yang terus memanggil nya, bisa dikatakan sudah ada lebih 10 kali memanggil dan 10 kali Dini menolak
"Kenapa kau baru mengangkatnya sekarang?" suara Barito yang begitu langsung menyerang ke telinga
"Maaf, ini dengan siapa?" tanya Dini
"Baru satu hari kau sudah lupa untuk mengenali suaraku?" Suara Barito itu lagi
"Maaf, suara di sini tidak jelas.apa anda bisa mengulangi perkataan tadi!"
"Dasar wanita bodoh, aku Arya.presdir perusahaan Pratama group, bos tempat kau bekerja!" suara nada tinggi sampai Dini harus menjauhkan handphone dari dekat telinganya
"P-presdir Arya??" Kejut Dini
"Iya, kenapa kau baru terkejut setelah mendengar pernyataan ku?"
"Ma-maaf presdir.saya tidak menyadarinya, sekali lagi saya minta maaf." Gugup Dini sampai temannya melihat tingkah laku Dini
"Sudahlah saat ini aku tidak membutuh maaf darimu.sekarang juga cepat bawakan makanan siang ku, dan cepat antar makanan itu dengan segera kehadapan ku!" titah Arya memaksa
"Tapi Presdir saat ini jam kuliah saya belum selesai, tidak mungkin saya meninggalkan jam pelajaran terakhir."
"Tidak ada kata tapi-tapi, ini sudah masuk jam kerja untukmu, jika kau ingin kuliah kenapa kau harus bekerja.Aku tidak peduli dengan masalah kuliah mu, yang terpenting sekarang adalah kau harus mengantarkan makanan ku itu sebelum pukul 13.00 waktumu 10 menit lagi, jika tidak aku akan memberimu pelajaran." langsung menutup telepon
"Ta-tapi Presdir,,,ha-halo Presdir,,,hallo." melihat handphone nya ternyata panggilan dari Arya sudah diakhiri
"Ada apa, Din?" tanya Prisha
"Ini bos tempatku bekerja, menyuruh ku untuk mengantarkan pesanan makanan kepadanya, dia mengatakan ini sudah jam kerja ku, padahal jam kuliah ku saja belum selesai, sedangkan aku hanya diberi waktu 10 menit."
"Yasudah, Din.kau pergi duluan saja, supaya nanti kita yang mengatakan ke dosen jika kau ada urusan mendadak, jadi harus pulang lebih awal." ujar Prisha
"I-iya juga yah.jika begitu aku titip izin pada kalian."
"Iya, Din.kau tenang saja." jawab Raina
Dini pun pergi dengan bergegas berlari
"Waktuku tinggal 7 menit lagi.aku harus mengambil pesanan itu setelah itu, langsung pergi ke tempat kerja.semoga saja waktuku cukup." ucap Dini sambil berlari mencari ojek karena waktunya tak banyak lagi