puncak tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan, ketika kehilangan dan kita mengikhlaskan nya, percaya lah Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita.
itulah yang tengah dirasakan oleh Dinda, seorang gadis manis yang mana ia harus merelakan seseorang yang dia cintai untuk sahabat nya sendiri.
kesalahpahaman pun terjadi antara Dinda dan sahabat nya hingga membuat persahabatan mereka hancur.
akankah Dinda menemukan tambatan hati? dan apakah persahabatan Dinda bisa kembali membaik?
yuk mampir ke cerita author, semoga para readers suka ya🤗jangan lupa untuk, vote, like dan komen ya teman-teman 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author_G, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 25
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, angin malam begitu sangat terasa menusuk tulang. keluarga Aryan dan Dinda sudah pulang ke rumah masing-masing begitu juga dengan Aryan dan Dinda.
malam ini pasangan pengantin baru itu tidur di rumah Dinda karena besok kedua nya akan pindah ke rumah baru mereka. sebelumnya Dinda dan Aryan sudah berbincang dengan kedua orang tua mereka dan mereka pun mengizinkan. pak Rama dan Bu Ami besok juga akan kembali ke Semarang mengingat Kevin dan Kelvin sudah cukup lama libur.
"mama sama papa kok belum tidur, udah malam lho."ucap Dinda
"iya nak, sini mama mau ngomong."
"hmm mama ngomong apa?"tanya Dinda sambil duduk dan memeluk Bu Ami dengan manja
"besok mama sama papa kemungkinan pulang ke Semarang. kami akan tinggal disana, Dinda Sekarang kan udah ada yang ngejagain disini. Jadi mama sama papa nggak khawatir lagi ninggalin Dinda disini."
"tapi ma, masa besok sih."
"iya. kasihan adik-adik mu nak mereka udah lama libur nya. "
"terus pindahan Kevin udah selesai?"
"sudah nak kemaren om kamu yang ngurus nya."
"hmm, mama malam ini Dinda tidur sama mama ya."
Bu Ami membulatkan matanya "eh udah nikah kok masih mau tidur sama mama, kasihan lho Aryan."
"nggak apa-apa ma, mas Aryan pasti ngizinin kok. boleh kan pa?"
"terserah kamu aja nak."jawab pak Rama terkekeh
"tu kan papa aja boleh, masa mama nggak boleh."
"iya udah pamit sana sama Aryan."
"okay."
belum sempat Dinda ke kamar nya, Aryan sudah lebih dulu datang.
"kenapa ma?"
"ini istri mu, mau tidur sama mama."
"iya udah nggak apa-apa, kamu sama mama tidur ya udah malam, papa juga ntar sakit lagi. besok kan harus berangkat ke Semarang."
mereka pun menuruti perintah Aryan, pak Rama tidur dengan Aryan di ruang keluarga. malam semakin larut mereka sudah tertidur lelap dengan mimpi mereka masing-masing.
beberapa jam kemudian, suara alarm dari ponsel Dinda berbunyi, jam sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Dinda bangun dan langsung membangunkan orang-orang di rumah.
kemudian suara adzan subuh berkumandang mereka segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh berjamaah.
selepas sholat Dinda pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
"selamat pagi sayang."
"pagi, mama di rumah sama siapa?"
"ada mbak Siti, kemarin dia baru kerja di rumah."jawab Aryan
"hmm syukurlah, aku kira mama sendirian di rumah."
"nggak kok sayang, mama sama papa mana?"
"bentar ya, aku Panggilkan dulu."
setelah semua nya kumpul, mereka langsung menikmati sarapan yang sudah di buat oleh Dinda.
"gimana bang enak nggak masakan mbak Dinda?"tanya Kevin
"enak Vin enak banget malah."
"awas tutup telinga."teriak Kelvin
semua terkejut dengan ulah Kelvin. Kelvin pun tertawa puas.
"kenapa bang?."tanya pak Rama
"telinga mbak mau mengembang pa, kan dipuji sama Abang Aryan."
"astaghfirullahaladzim, dikirain apa. hahaha"ucap mereka
"memang ya kamu Kel."ucap Dinda
"hehehe santuy dong mbak"
...----------------...
di rumah sakit, Dita sedang diperiksa oleh dokter. keadaan nya sudah cukup membaik.
"gimana keadaan istri saya dok?."
"Alhamdulillah, keadaan mbak Dita sudah membaik. Jadi hari ini sudah boleh pulang."
"Alhamdulillah, terima kasih dok."
"sama-sama mas."
setelah menyelesaikan semua nya, Dita dan Reyhan pun meninggalkan rumah sakit. sesampainya di rumah, Dita langsung istirahat di kamar nya. ia masih enggan untuk berbicara dengan Reyhan dan Reyhan memahami itu.
"kamu makan dulu ya."ucap Reyhan lembut
"nanti aja, aku mau istirahat dulu."jawab Dita datar
"baiklah kalau begitu, aku ke bawah dulu ya, panggil aku aja nanti kalau perlu apa-apa."
tak ada jawaban dari Dita. hati nya benar-benar masih sakit, Dita yang lemah lembut justru kini menjadi pemberontak yang penuh dengan dendam.
...----------------...
setelah mengantarkan kedua orang tua nya dan juga adik-adik nya ke bendahara. Dinda meminta Aryan untuk menemani nya ke rumah sakit dimana Dita di rawat.
"permisi sus, Pasien yang ada di kamar ini kemana ya?"tanya Dinda
"oh, pasien yang ada di kamar itu sudah pulang beberapa jam yang lalu, mbak"ucap suster
"oh gitu sus terimakasih ya. permisi."ucap Dinda ramah
Dinda dan Aryan pun memutuskan untuk pergi ke rumah Reyhan dan Dita. Dinda sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dita.
beberapa menit kemudian, kedua nya tiba di rumah Reyhan dan dita. Dinda turun lebih dulu sementara Aryan menyusul di belakang.
Tok...tok..tok
"assalamu'alaikum permisi."ucap Dinda
ceklek
"wa'alaikumsalam. Dinda. ayo silahkan masuk."
"terima kasih, Dita nya mana Rey?"
"ada di kamar, kamu ke atas aja nggak apa-apa."
Dinda mengangguk"mas aku ke atas dulu ya."
"iya sayang."
Dinda pergi menuju kamar Dita, terlihat Dinda sudah tak sabar untuk bertemu dengan Dita.
"Dit."panggil Dinda
terlihat Dita sedang duduk di sebuah sofa dengan mata sembab, ia menoleh ke arah Dinda dengan tatapan tajam"mau ngapain kamu kesini?."sentak Dita
hal itu membuat Dinda terkejut."dit, kamu kok gitu sih sama aku?"tanya Dinda heran
Dita berdiri menghampiri Dinda.
plak
satu tamparan mendarat di pipi Dinda.
"dit, kamu kenapa? aku salah apa?"tanya Dinda
"dasar pengkhianat."
"astaghfirullahaladzim.dit apa maksud kamu?."
plak
satu tamparan kembali mendarat di pipi mulus Dinda.
mendengar keributan di atas, Reyhan dan Aryan langsung menghampiri kedua nya.
"astaghfirullahaladzim sayang."ucap Aryan ketika melihat wajah istri nya sudah merah akibat tamparan keras dari Dita.
"kenapa kamu marah sama aku dit? aku salah apa?."
"pengkhianat. kamu mau tau salah kamu apa Dinda?kamu lihat ini."ucap Dita sambil melempar sebuah buku.
Aryan mengambil buku itu lalu membaca nya, Aryan diam, ada rasa sakit di hatinya. melihat wajah Aryan yang berubah, Dinda pun mengambil buku itu.
"ternyata kamu diam-diam menyukai suami ku, Dinda. kalian saling cinta. hahahah. dasar wanita pengkhianat."
kata-kata itu begitu menyakitkan bagi Dinda. "aku bisa jelaskan semua nya dit. tolong dengarkan aku."
"hahahaha. apa yang mau kamu jelaskan hah, kamu ingin menjelaskan bahwa kamu memang mencintai suami ku? oh jangan-jangan kamu menikah dengan suami mu ini untuk dijadikan pelampiasan?".
"cukup Dita."teriak Dinda. "aku tidak tau tentang buku ini Dit, tapi asal kamu tau aku tidak pernah menjadikan suami aku sebagai pelampiasan. aku mohon dengarkan penjelasan aku dulu."ucap Dita
"apa lagi yang mau kamu jelasin, asal kamu tau Dinda karena masalah ini aku harus kehilangan anak aku."teriak Dita
Bersambung
