Ryuka menikah dengan Rifky untuk melindungi ayah tirinya agar tidak di penjara, dan itu semua atas paksaan ibu kandungnya sendiri.
Pernikahan kelam yang di jalani Ryuka selama setahun lebih akhirnya berakhir, karena Rifky akan menikah lagi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
Tapi ada fakta yang terkuak, sehingga Rifky akhirnya batal menikah, dan terlanjur bestatus duda karena sudah menceraikan Ryuka sebelumnya.
Rifky merasakan ada yang aneh pada hidupnya semenjak Ryuka tidak ada lagi di sekitarnya.
Bagaimana kelanjutannya? Stay tuned yaaa ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Panas
Hana merasa misinya berhasil, saat mengundang Alea untuk makan malam bersama keluarga nya, tentunya dengan tujuan memojokan Ryuka dan membuat Rifky kembali tertarik pada Alea, terlebih lagi dengan perubahan Alea saat ini.
"Iya Rif, ini Alea ... mantan kekasih kamu." Timpal Hana.
Alea tersenyum malu, dengan wajah yang sedikit menunduk.
Hana dan Anggita fokus pada ekspresi Ryuka, tapi sayang ... ekspresi wanita itu datar sama sekali tidak menunjukkan sedikitpun kecemburuan.
"Apa yang kamu lakukan pada tubuh dan wajahmu?" Kata Rifky, tangannya menarik kursi dan duduk tepat di samping Alea.
"Hanya sedikit perawatan." Kata Alea dengan nada manjanya.
Rifky hanya menganggukkan wajahnya tanpa berkomentar apapun lagi.
Ryuka dengan percaya diri hendak duduk tepat di samping Rifky, tapi dengan cepat Hana mencegahnya.
"Heh ... kamu! duduk disini, di samping saya." Titah Hana dengan sinisnya.
Tapi saat Ryuka hendak menghampiri mertuanya itu, tangan kekar Rifky memegang erat Ryuka, "Disini saja, bukankah kau harus melayaniku?"
"Ng ... Tt-tapi—"
"Kau melawan?"
"Tt-tidak, baik ... aku tetap disini." Kata Ryuka, matanya memandang Hana sedikit takut.
"Ambilkan nasi dan lauk pauknya, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit." Ucap Rifky.
"Biar aku yang ambilkan Rif." Alea dengan sigap hendak mengambil kan apa yang Rifky minta pada Ryuka.
"Aku menyuruh Ryuka, bukan kamu."
Ryuka dengan cepat mengambil alih Piring yang ada di tangan Alea, "Biar aku saja." Ucap Ryuka pada Alea.
Suasana mendadak hening, Hana dan Alea hanya saling bertatap, begitupun Anggita.
"Sudahlah Alea, Ryuka memang di nikahkan untuk jadi pelayan, bukan seperti kamu dulu, yang selalu di istimewakan oleh Rifky." Kata Hana menghibur Alea yang sedikit kecewa.
"Kalian ini mau makan atau mengobrol? pindah ke sofa jika kalian masih ingin mengobrol." Kata Rifky dengan nada yang sedikit kesal.
Hana, dan Alea hanya bisa diam dan melanjutkan aktivitas makan malamnya.
.
.
Malam semakin larut, Rifky belum juga ingin tertidur, dia masih berdiri tegak di samping kolam renang mewahnya, dengan Ryuka yang juga berdiri beberapa meter di belakang Rifky, itu semua dia lakukan untuk bergerak cepat ketika Rifky butuh bantuannya.
"Teh hangat." Ucap Rifky tanpa menoleh.
"Baik pak, saya buatkan."
"Suruh mbak Eva membuatnya, dan kau yang antarkan."
"I-iya."
Ryuka bergegas ke dapur untuk menemui mba Eva.
Alea yang ternyata memilih menginap hendak berjalan ke arah kamar tamu, lalu matanya melihat Rifky yang sedang berdiri seorang diri, tanpa pikir panjang Alea langsung menghampiri dan memeluk Rifky dari belakang.
"Rif, Miss you." Ucapnya sambil menyandarkan kepala di bahu tegap Rifky.
Rifky hanya tersenyum miring, pria itu sama sekali tidak mengelak dengan pelukan yang Alea lakukan.
"Rif, maafin aku, harus gimana aku biar kita bisa kayak dulu lagi." ucap Alea sambil terisak, tangannya makin erat memeluk Rifky,
Tanpa keduanya tau, ternyata Ryuka sudah berdiri dengan tangan membawa nampan yang berisi teh hangat.
Duh, aku harus gimana? kalau aku diam saja teh nya keburu dingin, dan pasti aku yang akan kena imbas.
"Ekhem, maaf pak ... ini teh nya." Ucap Ryuka memberanikan diri.
Alea reflek melepas pelukannya pada Rifky, dan menghapus air matanya dengan cepat.
"Ma-maaf jika saya mengganggu." Kata Ryuka pada Alea.
Rifky lalu berjalan berbalik melewati Ryuka dan juga Alea dengan kedua tangan yang di masukan ke dalam saku celananya.
"Pak teh nya."
"Tidak ingin, kamu terlalu lamban. Aku mengantuk!" Kata Rifky berjalan naik ke arah lantai kamarnya.
Ashhh sial.
Alea pun berjalan meninggalkan Ryuka yang masih termenung dengan nampan dan teh di tangannya.
.
.
Setelah menyimpan kembali teh di dapur, Ryuka bergegas naik, pasti Rifky akan menyuruhnya lagi apapun itu, selagi matanya masih belum terpejam.
*Di kamar.
"Lama sekali!" Bentak Rifky.
"Mm-maaf pak."
"Kinerjamu jadi menurun hari ini, sepertinya aku sudah terlalu baik padamu."
Ryuka tidak menyanggahnya, karena selama 6 bulan kebelakang baru hari ini dia terkena omelan Rifky lagi.
"Besok saya akan memperbaikinya, agar tidak membuat pak Rifky kesal."
***
Keesokan harinya, Alea pulang bersamaan dengan Rifky yang hendak berangkat ke kantor, Hana tersenyum sumringah saat melihat Anak sulungnya itu satu mobil kembali dengan Alea.
"Kalian ini, benar-benar pasangan yang cocok." Puji Hana saat ikut mengantar Alea ke luar rumah.
"Ah Tante, ada Ryuka disini, maaf ya Ryuka." Kata Alea sambil terkekeh, kakinya melangkah menuju mobil Rifky.
Ryuka hanya menatap datar tanpa berkespresi apapun, dia sudah muak dengan semua orang yang ada di sekitarnya.
Rifky melihat sekilas ke arah Ryuka, lalu menutup kaca mobilnya.
.
.
"Ryuka!" Panggil Hana yang sudah masuk lebih dulu.
"Iya Tante." Dengan cepat Ryuka berjalan masuk ke dalam rumah.
"Hey! kamu lihat kan? betapa serasinya anak saya dengan Alea, kamu sadar diri tidak sebenarnya?"
"Iya Tante, saya sadar diri."
"Jangan kaget jika nanti Rifky kembali ke pelukan Alea, dan membuangmu begitu saja."
"Tidak Tante, saya menantikan itu." Ucap Ryuka memberanikan diri.
Anggita langsung ternganga mendengar penuturan yang di ucapkan oleh Ryuka.
"Maksudmu apa?!" Tanya Anggita dengan ketus.
"Tidak apa-apa, saya hanya mengikuti saja apa yang kalian inginkan."
"Benar kan apa kata mama? wanita tidak benar-benar mencintai kakakmu dengan tulus, pasti ada maksud lain yang dia inginkan."
Ya terserah kalian.
"Sudah selesai? saya ingin istirahat." Ucap Alea lalu meninggalkan Hana dan juga Anggita.
***
Sore hari,
Ryuka sudah berdiri dengan siap di depan pintu, menyambut kedatangan Rifky yang sebelumya sudah di informasikan melalu chat oleh Fadli, itupun harus Ryuka yang berinisiatif menanyakan.
30 menit berlalu, mobil Rifky sudah masuk kedalam gerbang yang sudah di buka oleh seorang satpam.
"Selamat sore pak."
"Hm."
Rifky lalu memberikan tas kerja pada Ryuka untuk di bawakannya, lalu seperti biasa berjalan lebih dulu di hadapan Ryuka.
"Rifky, kamu pulang cepat? mama sudah minta buatkan mba Eva soto daging kesukaan kamu." Ucap Hana.
"Aku sedang tidak ingin, badanku tidak enak." Ucap Rifky yang langsung berjalan melewati Hana, di ikuti Ryuka.
Hah? dia sakit?
Sampai di kamar.
"Pak, anda sakit?"
"Kau tuli?"
"Maksudnya pak?" Kata Ryuka yang sedikit tidak paham.
"Kau tadi mendengar tadi aku mengatakan apa pada mama?"
"De-dengar."
"Lalu untuk apa menanyakan ulang?"
"M-maaaf, kalau begitu apa yang harus saya lakukan lagi pak?"
"Pegang keningku." Rifky menujuk keningnya sendiri.
Ryuka sedikit mendekat, lalu menempelkan telapak tangannya pada kening Rifky.
"Suhunya panas pak."
"Menurutmu, apa yang harus kau lakukan!?"
"B-baik, tunggu sebentar."
Ryuka terburu keluar dari kamar, mengambil sesuatu yang bisa meredakan sakit suaminya itu.
lanjut lagii yaa Thor 🤩🙏🙏