Yoanda menikah dengan Bagas karena perjodohan kakek nya, tapi Yolanda sangat menyukai dan mencintai Bagas karena selain tampan tubuh Bagas ideal sehingga membuat Yolanda jatuh hati kepada Bagas, tapi Bagas sedikit pun tidak menyukai Yolanda karena postur tubuh yang subur dan tidak ideal.
Selama menikah dengan Yolanda Bagas tidak pernah menyentuh nya sama sekali, Bagas malah membenci Yolanda, hingga suatu saat Yolanda melihat Bagas dengan wanita cantik dan sangat mesra.
Setiap hari Bagas selalu menyakiti hati nya dan bahkan memfitnah dan mengusir nya dari rumah hingga hidup Yolanda terlunta-lunta karena aset yang pernah di berikan keluarga Bagas diambil nya.
Hingga suatu saat Yolanda berpikir akan merubah hidup nya dan akan melakukan balas dendam kepada Bagas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat Leo
[ Pov Ricard ]
"Bos, maaf kan saya, tadi saya sudah lancang ngintip bos." Ucap Leo dengan bibir tersenyum.
"Jadi, kamu tadi ngintip saya, berani juga kamu ya?"
"Santai bos, jangan marah, kalau bos marah nanti saya ngga kasih restu lo." Leo sekarang bisa mengancam Ricard karena kehadiran Yola.
"Kamu mengancam saya? Memang nya kamu siapa?" Ricard lupa kalau Yola sudah diangkat menjadi adik oleh Leo.
"Saya ini kan sekarang kakak nya Yola." Ucap Leo sedikit angkuh.
"Mati aku, sekarang aku ngga bisa ngancam dia lagi." Bathin Ricard.
"Memang nya bos menyukai Yola?" Tanya Leo penasaran.
"Ya, saya menyukai nya, saya merasa nyaman dengan nya." Jawab Ricard dengan jujur.
"Apa bos ngga salah, kebanyakan para pria kan menyukai perempuan yang seksi, cantik dan bodi nya yang aduhai, terus apa yang bos suka dari Yola ini?"
"Dia itu mandiri, sabar, dan lembut, itu yang saya suka dari Yola, percuma punya bodi dan wajah yang cantik kalau kelakuan tidak secantik wajah nya." Ucap Ricard dengan serius.
"Tapi dia itu janda lo bos bukan perawan lagi, apa bos mau menerima dia dengan status nya yang sekarang?"
"Bagi saya status tidak lah penting, yang penting kita saling menyukai dan menerima apa ada nya kita."
Leo mengangguk-angguk kecil tanda mengerti.
"Dan satu yang perlu kamu ketahui, Yola mau menerima siapa pun yang menjadi pasangan nya apa ada nya, Yola tidak memandang harta, itu yang membuat saya menyukai nya, tapi sayang," Ricard menggantung kalimat nya.
"Kenapa bos?" Leo semakin penasaran.
"Yola belum memberikan jawaban dengan alasan dia baru saja bercerai." Jawab Ricard dengan wajah lesu nya.
"Sabar saja bos, saya jamin Yola ngga akan saya kasih ke orang lain, saya hanya setuju nya sama bos seorang."
"Kamu pegang kata-kata kamu, soal nya saya sudah merasa nyaman dengan Yola, kalau sampai Yola kembali lagi sama pria brengsek itu karir kamu taruhan nya." Ancam Ricard.
"Oh iya bos, saya jadi teringat dengan kelakuan nya si Bagas itu, gimana kalau kita mulai merubah Yola." Ucap Leo yang mengingat penderitaan Yola oleh keluarga Bagas.
"Maksud kamu?" Tanya Ricard yang belum paham dengan ucapan Leo.
"Orang tua nya bos kan seorang dokter, bagaimana kalau Yola kita operasi? Dengan begitu Yola akan terlihat lebih cantik dan bisa membalas kan dendam kepada keluarga brengsek itu."
Ricard terdiam dan mencerna semua ucapan dari Leo.
"Kalau Yola nya ngga mau bagaimana?" Ricard ngga yakin karena membujuk Yola sedikit susah.
"Kita harus meyakinkan nya, nanti saya bantu membujuk dia agar dia mau."
"Baiklah, saya serahkan semua nya sama kamu."
"Tapi semua nya tidak gratis bos." Ucap Leo.
"Kamu minta berapa? Tulis saja di sini." Ucap Ricard sambil mengeluarkan sebuah cek kosong.
"Saya ngga butuh uang bos, gajih dan bonus dari bos sudah cukup."
"Terus apa yang kamu minta, katakan lah."
"Saya hanya ingin liburan, itu saja." Jawab Leo dengan bibir tersenyum.
"Liburan? benar kamu mau liburan?" Ricard heran dengan permintaan Leo ini.
"Iya bos liburan, ada yang aneh gitu, sampai bos merasa heran begitu."
"Saya hanya berpikir kalau liburan itu akan indah bila pergi dengan pasangan atau keluarga kita, terus kamu mau liburan sama siapa? Sendirian? Kamu mau liburan apa jadi gembel yang hanya keliling-keliling sendirian." Ucap Ricard panjang lebar.
"Benar juga ya yang bos bilang, kenapa aku ngga kepikiran sampai kesana." Gumam bathin Leo.
"Ya tapi kalau kamu tetap mau pergi baik, saya akan mengizinkan nya, memang nya kamu mau liburan kemana?" Tanya Ricard sambil menatap wajah Leo dengan serius.
"Untuk sekarang sih saya belum ada rencana bos, tapi bolehkan kalau dalam seminggu saya di kasih libur walaupun hanya satu hari." Leo masih ingin meminta hari libur nya.
"Tapi kan setiap hari minggu juga kamu libur Leo." Ricard heran dengan asisten yang satu ini.
"Iya memang benar hari minggu itu libur, tapi bos tetap saja menghubungi saya untuk melakukan ini lah itu lah, dan akhir nya saya tetap saja kerja dan tidak libur."
"Oh jadi kamu merasa terganggu kalau saya menghubungi kamu?"
"Bukan gitu bos, tapi izinkan saya untuk mencari pendamping hidup saya, kalau saya terus kerja kapan saya punya pendamping nya bos, saya juga ingin merasakan yang bos rasakan tadi."
"Mesum kamu." Ricard melempar bantal sofa ke arah Leo.
"Kak, maaf mengganggu."
"Yola." Gumam Leo dan Ricard, dan langsung mereka bersikap seolah-olah Leo bos nya dan Ricard adalah pekerja nya.
*****
Aku sudah melakukan semua nya, Lea menghubungi ku dan menunggu aku di cafe tempat biasa kita sering datangi.
Aku hanya memoles tipis wajah ku, di rasa aku sudah rapih aku mengambil tas selempang dan siap-siap untuk pergi, tapi aku ingat kalau aku tidak punya uang sepeser pun.
"Aku pinjam sama kak Leo saja lah." Bathin ku, lalu ku langkah kan kaki ku menuju ruang kerja nya.
"Kak, maaf mengganggu." Aku memanggil kak Leo sambil mengetuk pintu nya.
"Masuk aja dek." Aku mendengar teriakan kak Leo, lalu ku buka pintu dengan perlahan.
"Maaf mengganggu." Sebenar nya aku merasa ngga enak, tapi mau bagaimana lagi aku sudah terlanjur janji dengan Lea.
"Kenapa? Ada yang bisa kakak bantu?" Tanya kak Leo sambil menatapku.
Aku melirik kearah Ricard sebentar, sungguh aku malu, tapi aku harus membuang rasa malu ku untuk sementara ini.
"Aku_ aku mau pinjam uang, aku lupa kalau aku tidak punya uang, tapi sudah terlanjur janji dengan nya, nanti kalau aku sudah dapat kerjaan aku janji akan membayar nya." Aku menunduk karena malu, terutama aku malu sama Ricard.
"Biar aku yang antar, memang nya kamu mau pergi kemana?" Tanya Ricard dengan sungguh-sungguh.
"TIdak usah, biar aku pergi sendiri, kamu kan harus kerja, beberapa hari ini kamu ngga kerja kan karena harus menemaniku, aku ngga mau kamu kehilangan pekerjaan kamu karena aku."
"Kamu tenang saja, karena kerjaan aku sekarang menjadi bodyguard kamu." Ucap Ricard dan membuat aku kaget dan menatap kak Leo.
"Ah, iya_kakak barusan menyuruh nya untuk selalu menjaga kamu kemana pun kamu pergi."
"Ampun bos, anda ini ada-ada saja, bikin aku pusing saja." Bathin Leo.
"Tapi aku ngga perlu harus di kawal juga kak." Aku merasa ngga enak karena aku bukan siapa-siapa kak Leo, aku hanya orang yang baru diangkat adik tadi malam.
"Ngga ada kata penolakan."