Ketika hati dan kepercayaan sudah di hancurkan maka tidak mudah membuatnya kembali seperti semula.
Seperti yang di alami oleh ocha calista harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya.
Ketika pernikahan yang ia bina selama hampir lima tahun ternyata penuh sandiwara dan kebohongan.
Ocha tak pernah menyangka ternyata suaminya bernama arman maulana mempunyai hubungan gelap dengan adik angkatnya bernama Aulia.
Apakah yang akan di lakukan ocha calista setelah mengetahui perselingkuhan suaminya itu?".
jangan lupa kasih like dan vote♥️
Happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuri_be, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sidang Perdana
Air mata ocha tak tertahan lagi,ia berjalan menaiki tangga dan meninggalkan mereka berdua.
Dadanya benar-benar sakit semakin ke sini sikap arman dan aulia semakin keterlaluan.
Setelah sampai di kamar,ocha langsung membuang tubuhnya di ranjang sembari menangis pilu.
Lelah menangis ocha akhirnya tertidur.
Arman yang akan memasuki kamar tidak bisa membuka pintu karena pintu di kunci dari dalam.
Dan saat arman akan membuka pintu dengan kunci cadangan,sialnya ocha tidak mencabut kuncinya sehingga membuat arman susah membukanya.
"Ah sialan"ucap arman ia memutuskan untuk kembali menemui aulia di bawah.
"Kenapa kamu harus menyusul mbak ocha ke kamar mas,aku gak suka ya lihat kamu tidur berdua sama mbak ocha?"ucap aulia kesal.
"Kamu tau aulia,ocha sudah mengajukan surat gugatan cerai di pengadilan".
"Wah itu bagus mas,lebih cepat kalian berpisah lebih baik"ucap aulia tersenyum penuh kemenangan.
"Kamu bodoh aulia,kalau aku dan ocha berpisah sekarang kita gak akan dapat apa-apa.
Apa kamu gak mengerti juga?"ujar arman dengan raut wajah kesal.
"Terus kita harus bagaimana mas,aku gak mau lama-lama seperti ini.
Aku capek mas di sebut pelakor,aku ingin kamu segera menikahi ku"ujar aulia berusaha mendesak arman.
Arman memutuskan untuk mengantar aulia pulang ke apartemennya kembali lalu terpaksa ia tidur di kamar tamu.
**Pagi harinya ocha memoles wajahnya dengan make up tipis.
Walaupun bibirnya terus tersenyum namun matanya mengatakan jika dia sedang bersedih.
Hari ini adalah sidang perceraian perdananya dengan arman.
Ia ingin terlihat baik- baik saja oleh arman dan beberapa tamu yang turut hadir mengikuti jalannya perceraian mereka.
Terdengar suara ponselnya yang berdering ternyata panggilan dari bundanya.
Ocha tersenyum lalu mengangkat panggilan itu.
"Halo bunda, selamat pagi".
"Selamat pagi juga nak,kamu hari ini jadi pergi ke persidangan?".
"Jadi bun,ini ocha sudah siap tinggal berangkat aja".
"Bunda temenin ya nak, sebentar lagi bunda berangkat".
"Tidak usah bunda,sudah ada lisa dan pengacara kok di sana".
"Ya sudah bunda doakan persidangan kamu lancar sampai akhir,jangan sedih ya nak.
Bunda tau kamu wanita kuat".
"Bunda tidak perlu khawatir,ocha pasti bisa menjalani kehidupan lebih baik setelah berpisah dengan mas arman".
Panggilan pun berakhir ocha segera turun ke bawah ia melihat ada arman yang sedang mondar-mandir seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu.
"Sayang bisa kita bicara sebentar?"ucap arman memohon.
"Ada apa lagi mas,aku harus berangkat satu jam lagi persidangan di mulai"jawab ocha ketus.
"Lebih baik kamu bersiap dan berangkat mas aku tunggu di ruang persidangan nanti"tambahnya.
"Beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semua sayang.
Aku pastikan aku akan menang dalam persidangan nanti dan kita akan tetap bersama".
"Tidak mas,aku akan tetap mencari cara agar kita tetap berpisah".
Arman tersenyum lalu berkata"apa karena kamu sudah jatuh hati kepada pengacaramu?
Atau kepada doni teman satu kantormu itu?.
Kalian terlihat sering bersama"tanya arman tersenyum mengejek.
"Lihatlah caramu mas memperlakukanku sekarang,tak jarang kamu melihatku seperti wanita tak berharga.
Saat pengadilan sudah mengetuk palu,kita tidak mempunyai hubungan apapun lagi jadi kamu bebas bersama aulia dan aku bebas menjalankan kehidupanku sendiri jangan pernah mencampuri urusanku lagi"terang ocha.
"Tidak semudah itu proses perceraian itu panjang masih ada proses mediasi,aku tidak melepaskan mu begitu saja istriku sayang"ucap arman dengan penuh penekanan.
"Terserah apa maumu mas,aku akan tetap berusaha agar kita tetap bisa berpisah"ucap ocha mulai berjalan meninggalkan arman.
"Apa kamu tidak ingin pergi ke dokter,untuk mengecek kandunganmu.
Aku curiga kamu hamil,emosimu sangat tidak stabil akhir-akhir ini".
Ucapan arman menghentikan langkah ocha sejujurnya itu yang ia takutkan tapi ia tak khawatir karena belum telat datang bulan.
Pada akhir bulan biasanya tamu bulannya datang.
**Arman sampai lebih dulu di pengadilan namun kakinya terasa berat untuk keluar dari mobil.
Ia terus memikirkan cara agar proses perceraian itu di batalkan.
Lalu sebuah ide muncul di otaknya segera ia mengambil ponsel di dalam saku celananya.
Ia menghubungi seseorang untuk melakukan apa yang ia perintahkan.
"Baik,aku tunggu kerja kalian.aku tidak mau kalian gagal dalam hal ini"ucapnya lalu memasukkan kembali ponselnya.
Ia melihat mobil ocha baru datang lalu parkir tak jauh dari mobilnya.
Ocha datang terlambat karena harus menjemput lisa terlebih dulu.
Melihat ocha keluar dari mobil bersama lisa arman segera turun untuk menghampirinya.
"Sayang tunggu"panggil arman berjalan mendekati istrinya.
Mendengar panggilan dari arman ocha pun menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Ada apa lagi mas,lebih baik kita segera masuk lima menit lagi acara persidangan di mulai"ucap ocha menarik tangan lisa mengajaknya berjalan lagi.
Arman menjajarkan tubuhnya dengan ocha lalu mengaitkan jarinya pada jemari istrinya.
Ocha segera menepis tangan arman dengan kasar.
"Mas apa yang kamu lakukan lepaskan"ucap ocha berusaha melepaskan tangannya.
"Pria gak tau diri,sudah ketahuan selingkuh masih aja cari kesempatan"ucap lisa menyindir.
"Lebih kamu diam,tidak usah ikut campur urusanku.
Ocha masih istriku jadi aku masih berhak melakukan apapun padanya".
"Bahkan kamu berhak menyakitinya juga,manusia gak punya perasaan"sindir lisa kembali sembari berjalan masuk dahulu ke ruang persidangan.
Arman merasa kesal dengan ucapan lisa lalu mengepalkan tangannya erat.
"Kenapa hendra belum datang?"gumam ocha kebingungan melihat belum ada tanda-tanda kedatangan pengacaranya itu.
"Ada apa cha,apa yang terjadi mana hendra kenapa dia belum datang?"ucap lisa tak kalah paniknya.
Ocha sudah beberapa kali menghubungi hendra tapi tidak ada jawaban.
Ocha begitu cemas karena semua kelengkapan bukti dan berkas perceraian itu di bawa oleh pengacara itu.
Beberapa hakim dan jaksa masuk dalam ruangan itu.
Arman tersenyum smirk melihat kepanikan ocha sementara dirinya berbicara tenang dengan pengacaranya.
"Apa sidangnya sudah bisa di mulai?"tanya seorang hakim.
Ocha hanya diam ia sungguh cemas menanti kehadiran hendra.
Terdengar suara hakim akan membuka persidangan.
Dari arah pintu ada dua orang pria masuk terlihat berlari dengan nafas tersengal-sengal dan dengan wajah lebam.
Ocha merasa lega melihat kedatangan hendra dan adrian di sini.
Lalu ocha pun bangkit dan menghampiri sang pengacara merasa ada yang sesuatu telah terjadi.
"Ada apa,apa yang telah terjadi?
Kenapa wajah kamu dan adrian lebam begitu?"tanya ocha khawatir.
"Nanti aku ceritakan setelah persidangan selesai"jawab hendra.
Pria itu nampak memberikan semua berkas dan bukti kepada hakim ketua.
Arman yang duduk di seberang kursi yang di duduki ocha menatap tajam ke arah hendra.
Pria itu mengepalkan tangannya rencananya untuk menghalangi hendra datang ke tempat persidangan gagal.
Sidang perdana dengan segala bukti dan tuntutan telah selesai dan berjalan dengan lancar.
Dan minggu depan akan di lanjutkan jadwal mediasi karena salah satu pihak tidak ingin berpisah.
Ocha merasa geram kenapa arman malah mempersulit perceraiannya.
"Kamu sabar ya cha,kamu pasti menang melawan arman.
Aku gak rela kamu terus tersakiti oleh pria pecundang sepertinya".