“Arga, ini aku bawain sandwich buat kamu. Dimakan ya, semoga kamu suka,”
Argantara datang menjemput Shelina tunangannya hasil perjodohan karena suruhan orangtua. Ketika Shelina sudah masuk ke dalam mobil, Ia langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tinggi dan mengabaikan ucapan Shelina.
Tunangannya itu langsung panik ketika Argantara melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi tanpa memedulikan dirinya yang merasa trauma pernah mengalami kecelakaan lalu lintas di usia kecil.
“Arga tolong jangan ngebut, aku takut,”
“Lo pantes dapat hukuman ini ya. Nyokap gue nyuruh gue untuk jemput lo! Emang gue supir lo?! Hah?!”
“Tapi ‘kan—-tapi bukan aku yang minta, Ga,”
“Lo harus tau satu hal, gue benci sama lo! Walaupun gue udah putus dari cewek gue, dan dia ninggalin gue nggak jelas sebabnya apa, tapi gue masih cinta sama dia, dan gue nggak akan buka hati buat siapapun itu selain dia! Gue yakin dia bakal balik lagi,”
“Tapi ‘kan kita udah tunangan, Ga,”
“BARU TUNANGAN! GUE BENCI SAMA LO, PAHAM?!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arzeerawrites, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
“Kenapa muka kamu beda gitu, Ga?”
Argantara hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan begitu saja ke kamarnya, tapi tetap Ia sempatkan dirinya untuk mencium tangan mamanya yang heran melihat anaknya pulang-pulang dengan wajah yang kelihatan tak baik-baik saja, seperti habis mengalami sesuatu.
“Kenapa Arga ya? Kok mukanya beda pulang-pulang?”
Karena khawatir, akhirnya Tina menyusuli anaknya. Ia paking tidak bisa melihat Argantara pulang dengan wajah yang kusut, seperti tadi. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi atau yang dialami anaknya sebelum sampai di rumah.
“Arga,”
Tina mengetuk pintu kamar Argantara yang sudah ditutup. Argantara niatnya ingin mandi, tapi karena pintu kamarnya diketuk, Ia mengurungkan niatnya itu.
“Kenapa, Ma?” Tanya Argantara pada Tina.
Dimana seharusnya Tina lah yang melontarkan pertanyaan itu.
“Kamu kenapa? Harusnya Mama yang tanya kayak gitu setelah liat muka kamu kusut,”
“Tadi aku ketemu Alya, Ma,”
Aku Argantara supaya mamanya tahu penyebab Ia pulang dengan muka yang sedih, kesal bercampur menjadi satu.
“Terus? Masalahnya apa? Kalian bertengkar, Ga?”
“Nggak, aku nggak tertarik untuk berantem juga sama dia ataupun cowok barunya,”
“Hah? Kamu tau darimana? Maksudnya, dia udah punya pasangan yang baru?”
Argantara menganggukkan kepalanya. Ia tahu, Tina pasti akan sangat terkejut setelah Ia bercerita nanti. Sama seperti dirinya yang luar hiasa terkejut mendapati Alya bersama lelaki lain, dengan keadaan perut yang sudah membesar.
“Bahkan dia udah hamil,”
“Hamil? Kamu—kamu ketemu dia? Beneran, Ga?”
“Iya, Ma. Aku liat dia dari jauh aja. Awalnya yang ngeliat dia duluan itu teman aku, Denis. Aku nggak percaya, aku pengen samperin ke dalam kafe karena dia ‘kan masuk ke kafe sama cowok kata Denis. Tapi aku dilarangs ama teman-teman aku supaya nggak nyamperin Alya, padahal tadinya aku pengen banget mastiin omongannya Denis itu benar atau nggak. Karena ditahan-tahan, akhirnya ya udah kita tungguin sampai Alya keluar dari kafe. Pas ddia keluar, ternyata emang benar dia sama cowok yang nggak aku kenal, terus yang bikin aku sempat kaget, perutnya udah besar. Dia hamil, Ma,”
Tina terkejut mendengar informasi itu. Ia bisa membayangkan sakitnya menjadi Argantara. Ia tahu Argantara begitu mencintai Alya, Argantara bahkan berusaha untuk tetap berpikir postif ketika Alya meninggalkannya tanpa alasan, sempat menolak tunangan dengan Shelina karena masih ada rasa cinta untuk Alya, lalu tiba-tiba Argantara dipertemukan dengan Alya yang sudah bersama laki-laki lain, ditambah lagi sudah berbadan dua.
“Akhirnya kamu sama dia nggak ada pembicaraan apapun?”
“Nggak, Ma. Tadinya aku emang sempat mikir mau ngomong sama dia, setelah mastiin bahwa yang diliat sama Denis itu beneran dia. Banyak banget yang pengen aku omongin ke dia tadinya. Tentang aku yang kangen sama dia, tentang kejelasan hubungan kami, tapi setelah liat dia sama laki-laki lain, bahkan udah hamil cukup besar, keinginan untuk ngobrol sama dia udah hilang. Aku sedih banget tadi sampai nggak tau ngomong apa, dan pastinya emosi. Aku merasa dikhianati. Selama ini aku benar-benar cinta sama dia, memperkakukan dia dengan baik, tapi dia khoanatin aku,”
Tina mengusap hahu anaknya yang sedang mengutarakan isi hatinya saat ini. Sebenarnya Tina punya keinginan suatu saat nanti Argantara diperlihatkan fakta bahwa Alya itu memang bukan perempuan yang baik untuk Argantara sebab Tina memang beerapa kali melihat Alya bersama laki-laki lain. Argantara selama ini menutup mata dna telinganya walaupun sudah Ia berikan bukti. Dan sekarang waktu itu datang. Semuanya terbukti.
Tapi Tina tidak menduga kalau yang diperlihatkan kepada Argantara lebih mengejutkan dari apa yang Ia pikirkan. Melihat eprempuan yang dicintai mengandung snak pria lain, sebelumnya meninggalkan tanpa kejelasan, itu pasti menyakitkan sekali.
“Ya udah, kamu jangan larut dalam kesedihan terus. Kamu harus bangkit. Kamu harus bahagia dengan hidup kamu yang baru. Ini udah jalannya dari Tuhan, harus kamu terima lapang dada. Belajar lah untuk lupain dia, jangan diingat lagi apapun yang bikin kamu sakit, Ga. Dia udah bahagia sama hidupnya tanpa kamu, dan kamu juga harus bahagia sama hidup kamu yang sekarang tanpa dia,”
.