Lingga terpaksa menjadi pasangan pengantin saat ia sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang di jadikan ruang make up pengantin.
Lalu bagaimana nasib Lingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Anggie sudah mengantongin informasi penting dimana keberadaan Diko saat ini bersama Lingga, wanita baru yang di persunting untuk menggantikan dirinya menjadi seorang istri.
Beberapa kali Anggie mengepalkan tangannya karena kesal dan benci. Ingin rasanya menemui Lingga dan emmaki perempuan itu bila tak mau melepaskan Diko untuknya. Lingga hanay wanita sementara, sedangkan Anggie selalu beranggapan bahwa dirinya adalah cinta sejati Diko. Mau sampai kapan pun Diko akan tetap mencintai Anggie, apapun alasannya. Karena memang sudah berulang kali, Anggi selalu mengancam meminta putus pada Diko jika keduanya sedang berada dalam masalah.
Anggie sellau meributkan waktu Diko yang terlalu sibuk untuk pekerjaan hingga sama sekali tak memiliki waaktu bersama dengan Anggie walaupun hanya sekedar makan siang bersama atau dinner di akhir weekend. Anggie selalu datang ke kantor Diko, hanay untuk mencari celah untuk ketemu dan bermesraan. Namun, itu pun sulit di lakukan. Tamu dan klien Diko selalu bergantian setiapn saat.
"Jadi kamu ke Belanda? Pasti kamu ada di tempat Oma. Lalu, Oma Anna mengelabui dengan tetap berada di sini, agar kamu bebas berlibur dan berbulan madu," ucap Anggie penuh emosi.
Mudah sekali merayu Leo, hanya berbisik mesra, Leo langsung membuka mulut, dan memberi tahukan keberadaan Diko.
Sore ini, Anggie langsung melesat ke Bandara. Ia cukup menelepon Gerald, sugar addynya untuk mengirimkan sejumlah uang karena ingin berlibur ke Belanda.
"Heii ... Kmau dimana, baby?" tanya Gerald dengan manja. Suara Gerald selalu membuat Anggie jengah, karena ujung -ujungnya Gerald menginginkan waktu khsuus bersama Anggie untuk bermesraan hinggaa memuaskan satu sama lain.
"Ohhh sayang. Aku ingin ke Belanda dulu, rasanya aku butuh piknik dan healing setelah kecelakan kecil kemarin yang mengakibatkan janinku tak bernyawa lagi," ucap Anggie melalui sambungan teleponnya. Anggie harus bermanis -manis ria agar Gerald mempercayainya dan memberikan sejumlah uang yang ia butuhkan.
"Kau yakin ingin ke Belanda untuk berlibur atas kemauan kamu sendiri bukan karena ingin mencari lelaki yang telah berani memacari kamu?" tanay Gerald muali geram. Suaranya begitu terdengar marah dan menyentak.
"Oughhh ... Sejak kapan kamu mulai tidak percaya denagn aku, Gerald sayang?" tanay Anggie yang berusaha menekan kecemburuan Gerald padanya.
"Sejak kamu banyak berbohong padaku, Anggie. Pulang sekarang juga, dan kembali dalam pelukanku. Apa kurangnya aku? Materi? Kamu selalu aku puaskan untuk belanja dan membeli barang mewah hingga barang limited edition. Kepuasan? Bahkan aku selalu bisa menandingi kamu, Anggie. Kamu saja mengakui itu," gertak Gerald pada Anggie.
Angie menggigit bibir bawahnya. Dengan cara apa lagi, ia harus merayu lelaki tua bangka itu. Semalaman tidur bersamanya baru di ijinkan? Sepertinya tidak meungkin. Gerald itu lebih cerdik dari padanya bahkan lecik seperti kancil. Mata -matanya sangat banyak seperti Oma Anna yang sellau tahu pergerakan setiap orang yang ingin di ketahuinya.
"Baiklah aku pulang. Dan kamu yang harus menjemput aku, sayang. Karena aku ingin langsung membeli ponsel baru dan ebberapa perhiasan, aku beri tiga ronde untuk ini," goda Anggi pada sugar daddynya.
"Oke. Siapa takut. Dalam waktu setengah jam aku sudah sampai di sana, tunggu aku," titah Gerald pada Anggie.
mau tidak mau, agar rekeningnya tetap aman sentosa, ia harus menlayani Gerald sesuai denagn kenginan Geral. Kapanpun, dimanapun dan selama apapun itu, tidak ada bantahan dan tidak ada kaya TIDAK.