Istri Manja Kesayangan CEO

Sedangkan di kantor, sedari tadi wajah Alex terlihat semakin datar dan menyeramkan saja.

"Ada apa dengan bos alex pagi ini," guman beni saat melihat wajah atasannya itu seperti semakin menyeramkan.

"Kamu mau bekerja atau hanya berdiri saja di sana," tegur Alex kepada Beni yang sedari tadi nampak linglung menatap aneh ke arahnya.

Ya Beni sekarang sedang berada di depan pintu , dia masih berdiri tanpa berniat untuk masuk sambil menatap ke arah bos nya itu, dia terlihat memperhatikan gerak-gerik bos nya sedari tadi.

"Maaf bos, saya cuma memberikan dokumen ini saja," kata Beni dengan cepat menjelaskan maksudnya datang ke sini. Dia tak ingin berbelit-belit mengingat bos nya itu sedang kesal.

"Hmmm...."

Setelah itu Alex menerima dokumen itu dan membuka nya untuk meneliti.

Sedangkan Beni masih setia berdiri di sana membuat Alex binggung.

"Kamu mau berdiri di sana terus sambil memperhatikan ku kerja ha...." Bentak Alex terlihat kesal karena asisten nya itu seperti patung yang lebih senang berdiri saja hari ini.

"Atau kamu ingin ku pindahkan ke cabang kita yang ada di pulau x, kamu bisa membantu Bima di sana," kata Alex memberikan pilihan lain.

"Jangaaan bos," tolak Beni dengan cepat karena dia tak ingin bos nya itu memindahkan nya sesuai ucapannya tadi.

"Terus kenapa kamu masih betah di sana, kamu di sini saya gaji untuk membantu ku bukan hanya bengong di sana tak jelas," kata Alex menatap sinis ke arah Beni.

"Sebenarnya, saya ingin menyampaikan kalau nona Tiara sudah bisa mulai bekerja, saya juga sudah menyiapkan tempat tinggal untuk nona Tiara sesuai perintah anda dulu.

"Itu tidak perlu, karena sebentar lagi saya akan menikah dengan dia dan otomatis dia akan tinggal bersama dengan saya," jelas Alex.

Alex ingat kalau dia lupa memberitahu ke pada Beni kalau dia dan Tiara akan menikah bulan depan sesuai dengan permintaan dari nyonya besar yang tak terbantahkan, ya siapa lagi kalau bukan mami.

"Ha kapan bos?" Tanya Beni kaget.

Beni cuma tahu kalau nyonya besar hanya meminta bos Alex untuk datang ke rumah utama membawa Tiara waktu itu, dia belum sempat berbicara dengan bos nya sampai saat ini mengingat pekerjaan nya yang begitu menumpuk karena beberapa hari ini bos nya itu tiba-tiba menyuruh dia mengurus kantor dan mengambil alih pekerjaan nya untuk beberapa hari. Tiap kali Beni bertanya alasannya apa, bos nya itu selalu diam dan langsung menutup pintu.

"Bulan depan," jawab Alex dengan singkat, namun mampu membuat beni tercengang mendengar berita yang cukup membuatnya kesal karena dia sepertinya di lupakan oleh bos nya itu.

"Ck..." Beni berdecak kesal.

"Sudah jangan banyak protes karena semua nya sudah di urus oleh mami dan papi, kamu hanya perlu membantuku untuk menghandle semua pekerjaan," jelas Alex.

Beni mendengar itupun, entah dia harus senang atau sedih. Beni senang karena dia tidak perlu di pusing kan mengurus pekerjaan sekaligus rencana pernikahan bos nya itu namun dia sedih karena dia tak di libatkan sama sekali.

Alex menghela nafas panjang saat melihat wajah Beni yang sedikit muram.

"Ck jangan sedih begitu muka mu, harusnya kamu senang karena aku hanya membebani mu dengan pekerjaan yang ada di perusahaan ini, aku takut kamu nanti keteteran kalau mengurus semuanya," jelas Alex membuat Beni mengangguk membenarkan ucapan dari atasannya itu.

"Ya sudah kamu balik sana ke ruangan mu, untuk masalah sekertaris.... Saya masih tetap dengan pilihan awal saya untuk memperkerjakan Tiara, mungkin beberapa hari ini dia tidak akan bisa datang karena pulang kampung," kata Alex memberitahu Beni dengan maksud agar Beni tak mencari sekertaris laki-laki untuk dirinya.

"Saya mengerti bos kalau begitu saya kembali ke ruangan saya," pamit Beni tanpa berniat untuk bertanya apapun lagi kepada atasannya itu.

Alex pun mengangguk setelah itu dia melanjutkan kembali pekerjaannya.

Beni pun menutup pintu ruangan Bos nya itu dengan hati-hati setelah itu dia pun berjalan menuju ke ruangannya.

Namun di tengah-tengah jalan dia bertemu dengan resepsionis yang bekerja di depan sedang berjalan menuju ke ruangannya.

"Lho Rina kenapa? Kamu sepertinya tergesa-gesa?" Tanya Beni dengan heran.

"Itu... Itu," Rina begitu gugup untuk berbicara.

"Jangan buat saya pusing, cepat kamu jelaskan semuanya sekarang karena waktu saya tidak banyak untuk menunggu kamu berbicara itu itu terus," kata Beni menatap kesal ke arah perempuan cantik bernama Rina itu.

"Itu pak, di bawah ada Bu Clara. Dia ngotot ingin bertemu dengan pak Alex padahal saya sudah melarang nya karena pak Alex dari kemarin mewanti-wanti saya agar tak membiarkan perempuan itu membuat ulah,"

"Pak tolong bantu saya untuk mengusir perempuan itu," sambung Rina lagi dengan begitu jelas berniat mengutarakan alasannya datang ke ruangan pak Beni untuk meminta tolong.

"Ck kenapa kamu harus meminta bantuan saya, harusnya kamu minta tolong sama pihak ke amanan, apa di sana tidak ada satpam yang menjaga di depan?" Tanya Beni akhirnya.

" Ada sih pak," cicit Rina dengan pelan.

"Nah tuh ada, tinggal minta tolong pak satpam kan gampang," kata Beni sekali lagi.

"Ish pak Beni di mintai tolong alasannya ada saja, pak Beni kan tahu kalau pak satpam tidak mungkin bisa mengusir tuh lampir," ceplos wanita bernama Rina itu tanpa sadar.

Beni mengelengkan kepalanya saat mendengar ucapan dari wanita cantik itu.

"Ha ha ha ha ha ha ha, coba kamu bilang itu di depan Clara kalau berani," kata Beni tertawa menertawakan wajah Rina yang langsung pucat pasi.

"Jangan dong pak, bisa di babat habis aku sama tuh wanita," kata Rina bergidik ngeri membayangkan apa yang akan di lakukan oleh perempuan bernama Clara itu.

"Ayo pak, bantu saya karena saya takut di semprot pak Alex karena tidak bisa mengusir wanita itu," pinta Rina memelas.

Rina menarik jas milik Beni tanpa sadar.

"Iya iya, jangan lihatin tuh muka jelek mu kepada ku," kata Beni menatap wanita itu jengah.

"Ayo pak,"

Beni langsung di tarik Rina dengan cepat, Rina tak ingin pria di depannya itu berubah pikiran dan tak mau membantunya.

Sesampainya di lobi kantor.

"Lepaskan tangan kotor mu dari tangan ku, kalian tidak tahu siapa aku ha.... Aku adalah calon istri pemilik perusahaan ini," Raung wanita bernama Clara itu mencoba melepaskan tangannya yang sedang di tarik pak satpam.

"Maaf nona Clara, anda jangan membuat keributan di sini kalau tidak saya bisa melaporkan anda dengan pasal menganggu dan membuat onar di kantor ini dan anda harus ingat dan tanamkan ini di otak anda. Pak Alex tidak pernah memiliki hubungan dengan anda baik sebagai kekasih ataupun teman, anda cuma rekan bisnis saja dan itupun cuma setahun saja. Jadi anda jangan menyebarkan gosip murahan tentang atasan saya kalau tidak saya bisa melaporkan semua ini dan anda akan tentu tidak mau kan," kata Beni mengingatkan wanita bernama Clara itu panjang lebar.

Mendengar ucapan dari Beni, Clara pun kesal dan langsung memilih pergi dengan cepat.

Di luar kantor, perempuan itu menatap ke arah gedung tinggi itu dengan kesal.

"Kenapa sulit sekali untuk mendekati Alex, hu aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan dia karena dia adalah tambang emas," guman Clara sambil memasuki mobil nya.

Bersambung....